Bola.com, Jakarta - Status sebagai tim elite BRI Liga 1 2023/2024 tak lantas membuat kontestan-kontestan papan atas bernasib mujur. Mereka justru merana karena pontang-panting sepanjang musim.
Setidaknya, ada empat klub yang menyandang status elite yang gagal bersaing di BRI Liga 1 2023/2024. Mereka harus terlempar dari persaingan papan atas karena tampil inkonsisten sepanjang musim.
Bahkan, dua peserta di antaranya kini justru mendekam di zona merah. Padahal, jika melihat rekam jejak dan materi pemainnya, mereka sebetulnya bisa saja mendapat posisi yang lebih ideal.
Situasi ini juga cukup mengejutkan mengingat klub-klub ini sering beredar di papan atas, bahkan dua kontestan di antaranya pernah menjadi juara di era Liga 1. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.
Arema FC
Semenjak meletusnya Tragedi Kanjuruhan, Arema FC menjadi peserta yang tampil angin-anginan di BRI Liga 1 musim ini. Tim Singo Edan harus terusir dari rumahnya dan berpindah-pindah homebase untuk menggelar laga kandang.
Musim ini, nasibnya semakin merana. Mereka menjadi tim yang penampilannya paling jeblok sejak awal musim. Bahkan, Tim Singo Edan sempat melewati sembilan laga pertama tanpa meraih kemenangan.
Gonta-ganti pelatih pun dilakukan untuk mengatrol prestasi Arema FC. Namun, hasilnya sama saja, dan masih belum terbebas dari zona degradasi. Saat ini, Singo Edan berada di peringkat ke-16 dengan koleksi 21 poin.
Bhayangkara FC
Bhayangkara FC sebetulnya menjadi kontestan yang cukup disegani di era Liga 1. Sejak berhasil meraih gelar juara pada edisi 2017, mereka terhitung konsisten bersaing di papan atas klasemen.
Pada tiga musim terakhir, yakni edisi 2018, 2019, dan 2022/2023, The Guardian selalu mengakhiri persaingan di jajaran empat besar. Namun, musim lalu mereka terlempar ke urutan ketujuh.
Musim ini, nasibnya malah terkatung-katung. The Guardian harus mendekam di dasar klasemen. Situasi ini tak terlepas dari catatan mereka sebagai tim dengan kemenangan paling minim di BRI Liga 1 2023/2024.
Persebaya Surabaya
Nasib Persebaya Surabaya juga setali tiga uang. Sebagai salah satu klub papan atas yang disegani di Indonesia, Bajul Ijo justru mengalami nasib tragis. Posisinya kian tergerus dan harus gonta-ganti pelatih.
Setelah sempat ditangani Aji Santoso, Persebaya lalu menunjuk Josep Gombau untuk memperbaiki performa, tapi tak kunjung membuahkan hasil. Yang paling baru, Bajul Ijo ditangani Paul Munster.
Eks pelatih Bhayangkara FC itu setidaknya berhasil memperbaiki catatan Persebaya yang sempat melewati 10 laga tanpa kemenangan. Saat ini, mereka masih tertahan di peringkat ke-12 dengan koleksi 30 poin.
Persija Jakarta
Persija Jakarta menjadi kontestan yang nasibnya paling memprihatinkan musim ini. Padahal, di bawah asuhan Thomas Doll, mereka mampu menjadi salah satu klub yang tampil impresif pada musim lalu.
Di akhir klasemen, Tim Macan Kemayoran sukses mengamankan peringkat kedua klasemen. Dengan koleksi 66 poin dari 34 laga, mereka terpaut sembilan poin dari PSM Makassar yang keluar sebagai jawara.
Sayangnya, musim ini ceritanya berbeda. Tim asal Ibu Kota jadi salah satu peserta yang sulit menjaga konsistensi. Mereka pun akhirnya harus tergusur ke peringkat kesembilan, setidaknya hingga pekan ke-24 BRI Liga 1 2023/2024.