Bola.com, Semarang - Winger asing asal Timor Leste, Paulo Gali Freitas, berharap bisa meraih gelar top scorer PSIS Semarang di BRI Liga 1 2023/2024. Harapan itu disampaikan setelah memperpanjang kontraknya hingga 2026.
Gali Freitas mengatakan, salah satu alasan utamanya menerima tawaran untuk berkarier bersama PSIS Semarang ialah level kompetisinya yang dianggap high class. Sejak pertama datang, dia pun optimistis bisa bersaing di BRI Liga 1 2023/2024.
“Saya kira, alasan utama saya berkarier di Indonesia karena saya melihat bahwa kompetisi Liga 1 levelnya high class,” ujar pemain yang mengoleksi sembilan caps bersama Timnas Timor Leste itu.
“Saat pertama kali bermain di sini, saya berpikir bahwa saya bisa bersaing. Karena itu, saya harus berjuang. Kemampuan saya yang membantu untuk bisa meraih prestasi,” ia menambahkan.
==
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Harapan Besar
Pada mulanya, Gali hanya menargetkan lima gol saja pada musim debutnya bersama Mahesa Jenar. Namun, pencapaiannya sudah melampaui target. Kini ia telah menghasilkan sembilan gol dan lima assist.
Jumlah ini membuka peluang pemain kelahiran Dili itu untuk menjadi penyumbang gol tertinggi. Dia hanya terpaut satu gol saja dari Carlos Fortes yang telah memutuskan angkat kaki beberapa waktu lalu.
“Dari awal, saya berlatih terus dan berkomitmen dengan rekan-rekan setim saya. Semoga saya bisa menjadi top scorer. Saya sedih kalau tidak bisa membantu tim,” ujar Gali Freitas.
Betah dan Nyaman
Pemain yang akrab dengan julukan ‘Wonderkid Abadi’ ini memang sudah menemukan kecocokan dengan PSIS Semarang. Hal itu dirasakan sejak dia pertama kali bergabung dengan tim asal Kota Atlas itu.
Alasan inilah yang mendorong Gali untuk menerima kontrak baru dari Mahesa Jenar. Dengan perpanjangan masa kerja ini, dia bakal tetap berseragam PSIS hingga dua tahun mendatang sampai 2026.
“Sejak pertama kali saya datang, mereka memberi sambutan yang baik. Makanya, saya merasa nyaman di sini. PSIS juga menerima saya seperti keluarga. Itulah yang membuat saya nyaman dan memilih bertahan,” ujarnya.