Bukan Sekedar Gaya, Ternyata Ini Alasan Pesepak Bola Merobek Kaus Kaki

oleh Hery Kurniawan diperbarui 19 Feb 2024, 13:30 WIB
Pemain depan Persija, Marko Simic (kiri) saat digantikan Bambang Pamungkas pada laga pertama semifinal Piala Presiden 2018 melawan PSMS di Stadion Manahan, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (10/2). Simic mencetak tiga gol. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Bola.com, Jakarta - Tren berpakaian di sepak bola terus berkembang. Termasuk dalam menggunakan kaus kaki. Banyak dari pesepak bola di berbagai belahan dunia merobek kaus kaki mereka.

Jude Bellingham mungkin bisa menjadi contoh terbaru. Kaus kaki Bellingham terdapat banyak lubang saat membela Timnas Inggris di Piala Dunia 2022.

Advertisement

Di Indonesia pun ada pemain yang seperti itu. Kaus kaki penuh lubang kerap digunakan oleh penyerang berpaspor Kroasia yang membela Persija Jakarta, Marko Simic.

Bahkan, Marko Simic sempat sangat identik dengan gaya itu. Terutama saat membawa Persija Jakarta juara pada Liga 1 2018.

”Kaus kaki? Tidak ada yang spesial, itu hanya sesuatu yang normal. Mungkin di Italia Anda melihat pemain juga melakukan hal yang sama. Sebabnya kaus kaki terkadang sangat kencang, malah menekan kaki, sehingga harus dilubangi untuk memberi kenyamanan,” ucap Simic pada 2018.

---

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Kenyamanan

Bek timnas Inggris, Danny Rose terlihat kecewa sambil duduk di lapangan seusai babak semifinal Piala Dunia 2018 melawan Kroasia di Stadion Luzhniki, Rabu (11/7). Rose menyita perhatian lantaran mengenakan kaus kaki yang berlubang. (AFP/ Jewel SAMAD)

Apa yang diungkapkan Marko Simic memang ada benarnya. Paling tidak jika mengacu pada apa yang disampaikan Give Me Sport.

Menurut Give Me Sport, pemain umumnya membuat lubang pada kaus kaki mereka untuk mengurangi tekanan pada otot betis, yang sering terbatas karena ketatnya pakaian.

Laporan tersebut mengatakan pesepak bola dengan otot kaki yang menonjol menganggap kaus kaki sangat membatasi pergerakan.

Sehingga mengakibatkan aliran darah dan sirkulasi yang efektif menjadi masalah, serta kesulitan bernapas. Pemain kemudian menghindari masalah ini dengan membuat lubang di kaus kaki mereka.

 
3 dari 4 halaman

Jack Grealish dan Titus Bonai

Penyerang Borneo FC, Titus Bonai, berusaha melewati pemain Persija Jakarta pada laga Liga 1 di SUGBK, Jakarta, Sabtu (14/4/2018). Persija unggul 1-0 atas Borneo FC di babak pertama. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Untuk menghindari tekanan pada otot betis, pesepak bola sebenarnya memiliki cara lain. Hal itu dicontohkan dengan baik oleh Jack Grealish dan Titus Bonai.

Winger Timnas Inggris dan eks striker Timnas Indonesia itu dikenal dengan kaus kaki super pendek. Bahkan, kaus kaki mereka tidak tampak seperti kaus kaki untuk sepak bola.

Gaya kaus kaki seperti itu memang dirasa nyaman. Namun, ada juga risiko yang cukup tinggi bagi pemakainya.

Kaus kaki yang pendek juga mengharuskan pemakainya untuk menggunakan shin guard kecil. Hal itu tentu tak akan melindungi tulang kering mereka dengan layak.

4 dari 4 halaman

Thierry Henry dan Sonny Anderson

Thierry Henry. Striker Arsenal ini mencetak gol ke-100 di Liga Inggris saat berusia 26 tahun dan 177 hari. Kala itu Arsenal menang 4-0 atas Birmingham City, 12 Januari 2003 dan Thierry Henry mencetak 2 gol di antaranya. Hingga pensiun ia mencetak total 175 gol di Liga Inggris. (AFP/Odd Andersen)

Berbeda dengan kasus-kasus di atas, beberapa pemain tak peduli dengan tekanan pada otot betis. Mereka justru sangat nyaman mengenakan kaus kaki sampai di atas lutut.

Ada dua pemain yang sangat identik dengan hal itu. Dua sosok yang dimaksud adalah Thierry Henry dan Sonny Anderson.

Menariknya, keduanya sama-sama pernah membela Barcelona, meski di era yang berbeda.