Bola.com, Jakarta - Pelatih Timnas Indonesia U-16, Nova Arianto, membuka pintu sebesar-besarnya untuk pemain diaspora yang ingin membela Tim Garuda Asia. Namun, tetap ada syaratnya.
Nova telah memanggil 32 pemain untuk pemusatan latihan Timnas Indonesia U-16 di Jakarta pada 19-21 Februari 2024 sebagai persiapan awal buat Piala AFF U-16 2024 dan Kualifikasi Piala Asia U-23 2024.
Nova baru saja menggeber Timnas Indonesia U-16 dalam hari pertama training camp di Lapangan A Kompleks GBK, Jakarta Pusat, pada Senin (19/2/2024) sore WIB.
"Kemungkinan untuk pemain diaspora selalu ada. Saya bilang untuk menjadi pemain timnas adalah hak dan kewajiban," ujar Nova.
-
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Khusus Pemain Berpaspor Indonesia
Namun, Nova hanya akan memercayai pemain diaspora yang telah atau masih mempunyai paspor Indonesia, bukan paspor negara lain yang membutuhkan naturalisasi.
Timnas U-17, penerus Timnas Indonesia U-16, pernah terganjal ketika berencana menyertakan gelandang FC Lausanne-Sport U-17 di Swiss, Chow-Yun Damanik, ke Piala Dunia U-17 2023.
Chow-Yun Damanik tidak mempunyai paspor Indonesia meski ibunya lahir di Indonesia, yang belakangan, diketahui telah berpindah kewarganegaraan menjadi Swiss.
Penjelasan Nova Arianto
"Haknya adalah bagi semua pemain berpaspor Indonesia, mereka mempunyai hak untuk membela timnas," imbuh Nova, yang juga berstatus asisten pelatih timnas senior dan timnas U-23 ini.
"Kewajibannya adalah kalau dipanggil, mereka wajib membela timnas dan peluang itu besar," tutur arsitek berusia 45 tahun tersebut.
Mulai Mendata
Nova juga sudah mulai bergerilya memetakan pemain diaspora untuk Timnas Indonesia U-16. "Kami sedang mendata, tapi pastinya harus mempunyai paspor Indonesia," ungkap Nova.
Sebelumnya, Timnas Indonesia U-16 yang bernama timnas U-17 di Piala Dunia U-17 2023, menggunakan dua pemain diaspora. Keduanya adalah Welber Jardim dari Brasil dan Amar Brkic dari Jerman.