Bola.com, Porto - Namun, kutukan kegagalan masih mengintai setelah hasil pada leg pertama kontra Porto.
Arsenal kalah 0-1 dari Porto pada leg pertama 16 besar Liga Champions di Estadio do Dragao, Kamis (22/2/2024) dini hari WIB. Hasil ini membuat The Gunners mau tidak mau harus menang lebih dari satu gol pada leg kedua di kandang sendiri jika ingin melaju ke perempat final.
Jika ingin menang di leg kedua, tim besutan Mikel Arteta harus menemukan kembali ketenangan dan tujuan yang membuat mereka diunggulkan sebelum pertandingan dimulai.
Bahkan, sebelum gol kemenangan menakjubkan Galeno pada menit ke-94, tim Meriam London terlihat kehilangan ciri khas sepak bola dinamisnya.
Tim yang bermarkas di Stadion Emirates itu gagal mencatatkan satu pun tembakan tepat sasaran dalam pertandingan untuk pertama kali sejak Januari 2022, saat melawan Nottingham Forest dalam kekalahan putaran ketiga Piala FA yang membuat Arteta sangat marah.
“Kredit untuk Porto yang bertahan dengan baik. Tetapi memang benar, ketika sampai di area tertentu, kami tidak menyelesaikan aksi atau malah memberikan bola terakhir atau umpan silang yang tepat," tutur Arteta, seperti dikutip dari ESPN.
"Sekarang jelas, ini adalah leg pertama. Jika ingin berada di perempat final, Anda harus mengalahkan lawan Anda. Itu akan menjadi tujuan dan rencana kami, dengan seluruh fans kami bersama-sama," imbuh pelatih Arsenal berkebangsaan Spanyol itu.
---
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tantangan Besar
Arsenal tentu saja akan mendapat keuntungan karena akan bermain di Stadion Emirates pada leg kedua. Tetapi, sejarah mencatat The Gunners belum pernah memenangi pertandingan sistem gugur di Liga Champions sejak 2015.
Menengok sepak terjang Arsenal di Liga Champions sejak 2015, kekalahan yang dialami sering ditandai dengan cara bermain yang kurang cerdas. Kini, pemain Arsenal dihadapkan pada tantangan untuk mematahkan kutukan selalu kalah di babak 16 besar Liga Champions dalam tujuh kesempatan terakhir.
Jam terbang mungkin berbicara dalam pertandingan penting seperti ini. Skuad Arsenal tidak terlalu berpengalaman di babak gugur Liga Champions. Sementara itu, pemain bertahan Porto, Pepe, sudah melakoni 47 pertandingan.
Belajar dari Hasil di Markas Porto
Selain itu, tim tuan rumah pandai dalam menghentikan permainan. Ada 36 pelanggaran yang terjadi sepanjang pertandingan leg pertama di Estadio do Dragao. Arsenal menyumbang 22 pelanggaran dari angka tersebut, jumlah tertinggi pada musim ini di Liga Champions. Statistik ini tidak luput dari perhatian Arteta.
"Kami tahu, itu sesuatu yang harus diatur oleh wasit. Kami tidak bisa berbuat apa-apa dan harus menghadapinya dan bermain sesuai permainan kami. Namun, kami akan belajar dan melakukan lebih baik,” ungkap Arteta.
Gol kemenangan dalam laga itu hasil kualitas individu yang menakjubkan dari Galeno dan kepanikan Arsenal yang melakukan terlalu banyak kesalahan.
Meskipun harus menerima kekalahan lewat gol buah dari kepanikan di menit akhir, Arteta tetap memberikan pujian kepada anak asuhnya.
“Ini hanya bola terakhir, jadi kalau dalam 94 menit mereka tidak melakukan kesalahan selain itu mungkin hal ini tidak terjadi. Menurut saya agak kejam untuk menghakiminya. Namun, memang benar bahwa itu berdampak besar pada hasil. Banyak hal lain yang mereka lakukan untuk pertama kalinya di sini dan sangat bagus," terang Arteta.
Kurang Opsi Serangan
Rice sebelumnya melakukan pelanggaran tidak penting dan serangkaian permainan ceroboh yang menghasilkan kartu kuning pada menit ke-2. Ancaman nyata yang dilakukan Arsenal hanya datang dari sepak pojok William Saliba dan Leandro Trossard menyia-nyiakan peluang menjanjikan.
Tim asal London itu telah sangat buas di depan gawang belakangan ini, mencetak 11 gol tanpa balas dalam dua pertandingan tandang melawan West Ham dan Burnley.
Namun, pada laga tadi malam mereka sedikit kekurangan opsi serangan. Gabriel Jesus yang menepi akibat cedera telah mencetak 24 gol dari 43 penampilan di Liga Champions, kehadirannya sangat dibutuhkan. (Rayhan Nur Hakim)
Sumber:ESPN