Bola.com, Jakarta - Chelsea dikabarkan tertarik memboyong bintang Liverpool, Darwin Nunez, pada musim panas 2023. Namun, Liverpool menolak mentah-mentah melepas sang bintang ke salah satu rival utama di Premier League.
Penyerang asal Uruguay tersebut sebenarnya mencatatkan penampilan inkonsisten pada musim pertamanya di Anfield, menyusul kepindahannya dari Benfica senilai 85 juta pounds (Rp1,68 triliun).
Direktur olahraga Chelsea, Paul Winstanley, rupanya kagum dengan cara bermain Darwin Nunez. Menurut The Times, pada musim panas 2023 Winstanley menanyakan status Nunez apakah bisa direkrut.
Dilansir dari The Sun, Jumat (23/2/2024), ada rumor pada musim lalu Liverpool bersedia melepas Nunez ke Stamford Bridge.
Ternyata rumor tersebut salah. The Reds menolak keras tawaran Chelsea dan tetap mempertahankan Nunez.
---
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tidak Sia-sia
Keputusan Liverpool memagari Darwin Nunez tidak sia-sia. Pemain berusia 24 tahun tersebut berhasil bangkit pada musim ini.
Nunez mencetak 13 gol dari 37 penampilan di semua kompetisi, termasuk sembilan gol di Premier League, dan memberikan 11 assist.
Sementara The Blues tetap mempercayai Nicolas Jackson di lini depan musim ini. Striker berusia 22 tahun itu telah mengemas 9 gol dalam 27 penampilan untuk The Blues sejak kepindahan senilai 32 juta euro dari Villarreal.
Kalah Efektif
Sementara itu, mantan striker Liverpool dan Manchester United, Michael Owen, menyebut Rasmus Højlund akan menjadi pemain yang lebih efektif daripada Darwin Nunez. Nama terakhir mencetak golnya yang ke-13 musim ini saat Liverpool menang 4-1 atas Brentford.
Koleksi gol bomber asal Uruguay tersebut tergolong yahud, karena bisa bersaing dengan Erling Haaland dan Hojlund. Namun, pada sisi lain, Owen melihat konversi itu tak sepadan dengan jumlah tembakan yang lebih banyak dibanding pemain lain di Liga Inggris, termasuk dari Haaland dan Hojlund.
Secara mikro, statistik menunjukkan, sembilan tendangan Nunez membentur tiang gawang, termasuk empat kali ketika bersua Chelsea. Sementara itu, Højlund sedang dalam performa terbaiknya setelah awal yang sulit di Manchester United.
Owen menyebut eks Atalanta itu memiliki cara khusus ketika mencetak dua gol dalam kemenangan 2-1 atas Luton. Gol pertama memberi gambaran ketenangan ketika mengecoh kiper. Gol kedua tercipta melalui sontekan cerdik.
Tak ayal, Owen membandingkan teknik Hojlund dengan Nunez. "Hojlund bisa menyelesaikan semua peluang di depan gawang, terutama ketika bola ada di sekitar kakinya. Hal itu tak terjadi dengan Nunez, yang terlalu banyak membuang peluang mencetak gol, padahal bola tinggal diceploskan saja," beber eks striker Real Madrid ini. (Farrel Adhitya Hetharia)
Sumber: The Sun