Bola.com, Jakarta - Persiraja Banda Aceh dan PSBS Biak memang pantas jadi semifinalis Pegadaian Liga 2 2023/2024. Fakta itu bisa dilihat dari duel leg pertama semifinal yang berakhir seri 1-1 di Stadion Langsa, Banda Aceh, Minggu (25/02/2024).
Pemain kedua tim telah menampilkan permainan terbaik dengan menafikan takut akan kekalahan.
Sebaliknya penggawa Persiraja yang dimotori Andik Vermansyah dan kubu PSBS yang dipimpin Ruben Sanadi terus saling menekan untuk memenangkan pertandingan.
Dua klub ini layak disebut sebagai representasi kekuatan sepak bola yang mewakili belahan Barat dan Timur Indonesia.
Untuk sementara peluang Persiraja dan PSBS fifty-fifty untuk promosi ke Liga 1 mendatang. Karena masih ada leg kedua yang bakal digelar di Stadion Cendrawasih Biak, 29 Februari nanti.
Tapi ada tiga fakta kejutan dari pertemuan pertama Persiraja dan PSBS. Yuk scroll ke bawah untuk mengetahuinya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. PSBS Pantas Jadi Raja
Rekor PSBS selalu berada di puncak pada dua fase awal penyisihan grup dan babak 12 besar memang menunjukkan kualitas mereka.
Bak pepatah: tamu adalah raja. Maka PSBS pun layak sebagai raja laga. Saat bentrokan dengan Persiraja, tim asal Papua itu lebih unggul di segala lini dan banyak punya peluang bikin gol.
Mental Ruben Sanadi dkk. tak terpengaruh dengan tekanan ribuan penonton yang hadir di stadion. Mereka tetap bermain tenang dan rapi sembari terus membuka peluang cetak gol. Puncaknya ketika striker asing Alexsandro sukses menjebol jala Persiraja menit 50.
Meski Persiraja membuat skor imbang 1-1 lewat sontekan Al Muzani menit 59 dan tuan rumah mendapat hadiah penalti, pemain PSBS terutama kiper Mario Londok tetap fokus dan sukses menggagalkan eksekusi Ferdinan Sinaga.
2. Reuni Eks Ikon Bhayangkara FC
Pelatih Persiraja, Achmad Zulkifli, membuat formasi agresif pada pertandingan itu. Andik Vermansyah ditunjuk sebagai kapten tim, karena dua pemain yang biasa memakai ban komando yakni Mukhlis Nakata dan Nurhidayat tak jadi starter.
Sementara PSBS dipimpin Ruben Sanadi sebagai kapten tim. Tak pelak lagi. Partai ini jadi ajang reuni dua mantan ikon Bhayangkara FC tersebut. Bahkan usai penentuan undian kick off, Andik dan Ruben, sempat bercanda.
Namun di permainan, keduanya tetap profesional dan tampak sering bentrokan dan adu teknik. Bahkan Ruben Sanadi diganjar wasit kartu kuning, setelah melanggar Andik Vermansyah. Kebetulan mereka sering berseteru, karena Andik sebagai penyerang sayap kanan dan Ruben Sanadi bek kiri bagi PSBS.
3. Drama Ferdinan Sinaga Vs Mario Londok
Puncak drama menegangkan duel Persiraja kontra PSBS terjadi pada perpanjangan waktu. Diawali pelanggaran yang dilakukan pemain PSBS terhadap striker Persiraja, Al Muzani, di kotak penalti.
Meski sempat terjadi aksi protes dari kubu PSBS, namun Ruben Sanadi dkk. legawa menerima hukuman tersebut. Momen genting pun terjadi. Persiraja menunjuk Ferdinan Sinaga sebagai eksekutor.
Namun sayang striker kawakan eks Timnas Indonesia yang masuk menggantikan Andik Vermansyah ini gagal menaklukkan Mario Londok.
Tendangan kaki kiri Ferdinan Sinaga bisa dibaca kiper pinjaman dari Barito Putera itu dengan baik.