Bola.com, Jakarta - Arema FC akan menjamu Persija Jakarta di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali, pada lanjutan BRI Liga 1 2023/2024 hari Senin (26/02/2024).
Sebuah kondisi yang agak berbeda karena alam situasi normal, dua tim ini pastinya berupaya menggelar pertandingan di homebase masing-masing.
Karena potensi penonton untuk datang sangat luar biasa. Artinya, pemasukan manajemen juga besar dari segi penjualan tiket.
Namun, kali ini situasnya tidak normal. Arema jadi tim musafir sejak awal musim. Mereka tak bisa bisa bermain di Malang karena dua stadion yang ada tidak bisa digunakan.
Stadion Kanjuruhan sedang direnovasi. Sedangkan Stadion Gajayana, Malang tidak lolos verifikasi. Jadi, atmosfer pertandingan di Stadion Kapten I Wayan Dipta nanti diprediksi tidak seperti biasanya.
Lantaran Arema hanya didukung segelintir Aremania. Sedangkan, suporter Persija Jakarta, Jakmania terhalang regulasi jika ingin datang ke Bali. Karena saat ini, suporter tidak boleh mendampingi tim ketika away.
Jadi, pemain pasti merasakan sesuatu yang hilang ketika berduel di lapangan. Karena biasanya mereka bermain dengan riuhnya nyanyian suporter, baik Jakmania maupun Aremania.
Lantaran suporter kedua tim punya hubungan baik dan saling berkunjung. Berikut fakta pertemuan Arema dan Persija saat di Bali.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sesama Tim Musafir
Bisa dibilang Stadion Kapten I Wayan Dipta, Gianyar, Bali jadi kandang sementara kedua tim. Karena Persija juga bermarkas di Bali sejak pertandingan melawan Madura United (22/2/2024).
Saat laga kandang selanjutnya melawan Dewa United, tim berjuluk Macan Kemayoran ini juga memakai Stadion Kapten I Wayan Dipta.
Persija sementara mengungsi dari Jakarta lantaran semua stadion masih dalam tahap renovasi. Mengingat stadion di Ibukota baru saja digunakan untuk agenda politik. Artinya, skuat Persija mulai akrab dengan Bali.
Sedangkan Arema, justru sejak awal musim sudah berkandang di Bali. Sehingga mereka paham betul dengan karakter lapangan Stadion Dipta. Sebuah hal yang unik. Ketika dua tim besar dari Jakarta dan Malang, kini sama-sama berkandang di Bali.
Bisa dibilang dua tim sedang nostalgia dengan kompetisi saat pandemi virus corona 2021/2022 lalu. Waktu itu, semua tim Liga 1 bermain di pulau dewata pada series terakhir.
Namun ketika situasi normal, Arema maupun Persija tak pernah menggunakan Bali sebagai kandang mereka.
Arema pernah jadi tim musafir pada tahun 2008. Waktu itu mereka menjalani laga usiran di Stadion Delta Sidoarjo.
Sedangkan Persija pernah beberapa kali pindah kandang beberapa tahun terakhir. Seperti ke Stadion Manahan, Solo hingga Stadion Patriot, Bekasi.
Kehilangan Pemasukan Miliaran Rupiah
Laga Arema menghadapi Persija nanti diprediksi masih sepi penonton. Karena hanya ratusan Aremania yang diperkirakan datang. Sementara suporter Persija, Jakmania tidak bisa masuk stadion karena regulasi.
Jadi, panpel Arema FC kehilangan pemasukan besar. Jika melihat data penonton yang datang ke stadion dalam 10 pertemuan terakhir, minimal 21 ribu suporter yang datang.
Itu tercantum dalam situs transfermarkt. Jumlah penonton paling sedikit terjadi saat putaran pertama musim ini. Karena ada regulasi larangan suporter tamu.
Sehingga Persija yang bertindak sebagai tuan rumah hanya bisa memasukkan Jakmania. Jika suporter tamu diperbolehkan datang, duel kedua tim bisa sampai mendatangkan 50 ribu suporter.
Perlu diketahui, panpel dapat pemasukan kotor diatas 1 miliar rupiah ketika menggelar laga Arema melawan Persija. Kini, panpel Arema yang kehilangan pemasukan tersebut.