Bola.com, Kediri - Semen Padang dan PSBS dipastikan menjadi kontestan baru di Liga 1 2024/2025. Keduanya dipastikan naik kasta, setelah mengalahkan Malut United FC dan Persiraja pada dua pertemuan kandang tandang semifinal Pegadaian Liga 2 2023/2024.
Semen Padang kembali berkiprah di Liga 1, usai terdegradasi pada musim 2019 lalu. Bagi PSBS ini merupakan sejarah baru sejak klub ini berdiri pada tahun 1968 lalu.
Setelah menuntaskan target promosi ke Liga 1, keduanya bakal bentrokan lagi untuk penentuan juara Liga 2 musim ini.
Partai final menjadi puncak laga sangat ideal. Pasalnya catatan rekor Semen Padang dan PSBS sangat bagus. Keduanya selalu menjadi juara grup sejak penyisihan, babak 12 besar hingga semifinal.
Apalagi kedua kubu memiliki materi pemain mumpuni di segala lini. Namun lepas dari kekuatan masing-masing tim, peran Delfiadri dan Regi Aditya sangat vital bagi kesuksesan Semen Padang dan PSBS. Berikut profil kedua pelatih bertangan dingin tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Delfi Adri Sang Legenda Kabau Sirah
Sebelum alih profesi sebagai pelatih, Delfi Adri pernah jadi pemain berposisi penyerang. Dia salah satu legenda Semen Padang di era Galatama bersama Nilmaizar, Wellyansyah, dan Syafrianto Rusli.
Puncak prestasinya ketika membawa Kabau Sirah, julukan Semen Padang, menjuarai Piala Galatama 1992. Pada final yang digelar di Surabaya, 27 Juli 1992, Delfiadri menyumbang gol kemenangan Semen Padang atas Arema Malang.
Dengan gelar juara tersebut, Semen Padang berhak mewakili Indonesia tampil di Piala Winners Asia 1993. Di pentas Asia ini, Semen Padang melaju hingga babak kedua.
Hasrat Tertunda
Kesuksesan Delfi Adri sebagai pelatih dimulai dengan keberhasilannya mengantar Semen Padang FC U-21 menjuarai ISL U-21 2014.
Di final Kabau Sirah Muda menundukkan juara bertahan, Sriwijaya FC U-21 dengan skor 4-0 di Stadion Si Jalak Harupat, Soreang, Bandung.
Melihat sentuhan tangan dingin Delfi Adri, mantan rekan setimnya Nil Maizar memintanya sebagai asisten pelatih tim senior Semen Padang FC.
Delfiadri menggantikan koleganya juga, Wellyansyah, yang sebelumnya adalah asisten pelatih Jafri Sastra yang digantikan oleh Nil Maizar.
Musim lalu, ketika kompetisi Liga 2 dihentikan akibat Tragedi Kanjuruhan, Delfi Adri adalah pelatih kepala Semen Padang.
Tak pelak lagi, keberhasilan Semen Padang ke Liga 1 ini merupakan hasrat tertunda bagi Delfiadri.
Regi Aditya, Matang di Bhayangkara FC
Sosok Regi Aditya sangat unik. Jika Delfi Adri merupakan mantan pemain yang beralih jadi pelatih, sebaliknya arsitek PSBS ini bukan lah seorang eks pesepakbola.
Jejak rekamnya lebih dikenal sebagai analisis pertandingan. Karir kepelatihan Regi Aditya diawali membesut klub 757 Kepri pada 2018.
Setelah itu, pria asal Sumatera ini bergabung dengan Bhayangkara FC pada Liga 1 2022/2023. Selama satu musim itu, Regi Aditya mengawal Widodo C. Putro, Agus Sugeng, dan Gendut Doni.
Kisah sukses Regi Aditya melambungkan PSBS juga menarik. Awalnya dia adalah asisten pelatih bagi Hendri Susilo.
Namun manajemen menunjuk Regi Aditya sebagai pelatih kepala, setelah kontrak Hendri Susilo diputus pada putaran pertama karena dinilai kinerja tim PSBS menurun.
Namun Regi Aditya menjawabnya dengan catatan kemenangan gemilang. Dia memimpin sebanyak tigabelas pertandingan dengan hanya mengalami dua kekalahan saja.