Bola.com, Jakarta - Pegadaian Liga 2 2023/2024 sudah memasuki fase akhir. PSBS Biak dan Semen Padang menjadi dua tim yang lebih dulu memastikan diri promosi ke BRI Liga 1 musim depan.
PSBS Biak dan Semen Padang bakal saling jegal dalam partai final Pegadaian Liga 2 yang berlangsung dua leg. PSBS akan lebih dulu menjadi tuan rumah di Stadion Cendrawasih, Biak, Selasa (5/3/2024) sore WIB.
Empat hari berselang, giliran Semen Padang yang menjamu PSBS di Stadion H. Agus Salim, Kota Padang (9/3/2024) malam WIB.
Sementara dua tim yakni Malut United dan Persiraja Banda Aceh akan memperebutkan satu tiket ke Liga 1 lewat jalur perebutan peringkat tiga. Kedua tim saling sikut dengan sistem pertandingan home and away pada 5 dan 9 Maret 2024.
Empat pelatih tim semifinalis Liga 2 kembali beradu taktik pada fase akhir atau perebutan posisi tiga dan final. Berikut Bola.com menyajikan fakta menarik dari keempat juru taktik tersebut.
PSBS Biak: Regi Aditya
Regi Aditya belum lama menukangi Badai Pasifik, julukan PSBS Biak. Bisa dibilang, kiprahnya bersama PSBS masih seumur jagung. Namun, dia sukses mencetak sejarah dengan membawa timnya promosi ke Liga 1 musim depan.
Raihan itu akan makin sempurna apabila Regi bisa mengantarkan Badai Pasifik menjuarai Liga 2 musim ini. Regi Aditya resmi menakhodai PSBS pada awal putaran kedua Pegadaian Liga 2 2023/2024.
Dia menggantikan peran pelatih Hendri Susilo yang didepak pada November 2023. Sebelum menjadi pelatih kepala, Regi pernah membesut tim Liga 3, 757 Kepri Jaya pada musim 2018.
Kemudian mengemban tugas sebagai asisten pelatih Bhayangkara FC musim 2022/2023. Terakhir, pria asal Sumatera itu menjabat sebagai asisten pelatih PSBS Biak.
Semen Padang: Delfi Adri
Sama seperti Regi, Delfi Adri juga belum memiliki rekam jejak begitu panjang di dunia kepelatihan. Karier Delfi dimulai saat menangani klub Liga 3, PSP Padang. Sebelumnya, dia sempat menjadi pelatih Semen Padang U-21.
Seusai membawa timnya menjuarai ISL U-21 2014, Delfi Adri lalu ditarik Nil Maizar menjadi asisten pelatih Semen Padang pada 2015. Pelatih asal Payakumbuh itu akhirnya ditunjuk sebagai arsitek Semen Padang mulai 2022 dan bertahan sampai saat ini.
Setelah menuntaskan target promosi ke Liga 1, prestasi pelatih yang merupakan legenda Semen Padang itu bakal makin lengkap bila mampu membawa timnya jadi kampiun Liga 2.
Malut United: Imran Nahumarury
Imran Nahumarury awalnya bergelut di pembinaan usia dini sebagai Kepala Pelatihan Akademi ASIOP (2009-2016). Pria berusia 45 tahun itu lalu ditarik menjadi asisten pelatih PSIS Semarang pada medio 2015-2021.
Pelatih asal Maluku itu sempat menjadi pelatih kepala Mahesa Jenar meski hanya seumur jagung pada 2021. Ini menjadi kiprah pertamanya sebagai pelatih kepala.
Baru setelah itu, Imran sempat singgah bersama PSIM Yogyakarta (2022), dan kini menukangi Malut United. Belum ada catatan yang membanggakan ketika menjadi pelatih kepala PSIS dan PSIM.
Meski begitu, Imran masih berpeluang mengukir prestasi dengan mengantar timnya naik kasta ke Liga 1 musim depan. Syaratnya, Malut United wajib mengalahkan Persiraja pada perebutan posisi ketiga.
Persiraja Banda Aceh: Achmad Zulkifli
Seperti tiga pelatih di atas, Achmad Zulkifli juga belum punya pengalaman panjang menjabat sebagai pelatih kepala. Dia resmi ditunjuk sebagai head coach Persiraja jelang kick-off Pegadaian Liga 2 2023/2024. Menggantikan posisi Budiardjo Thalib.
Kehadiran juru taktik berusia 39 tahun itu membawa perubahan cukup positif bagi Laskar Rencong, julukan Persiraja Banda Aceh. Sebelum hijrah ke Aceh, Achmad Zulkifli lebih banyak menangani tim kelompok umur, satu di antaranya adalah Persikabo Youth pada musim 2019.
Arsitek asal Jakarta itu juga sempat membesut Cimahi Putra, PON Jakarta, dan ASIOP FC. Adapun di kancah Liga 1, Achmad Zulkifli pernah menjabat sebagai Direktur Teknik Persikabo 1973.