Bola.com, Jakarta - Kisah kesuksesan yang pernah diukir Timnas Indonesia ternyata tak bisa dilepaskan dari kiprah pelatih lokal. Di tengah dominasi juru taktik asing, ada beberapa nama lokal yang justru mengukir prestasi.
Selama beberapa dekade terakhir, PSSI memang lebih sering menunjuk pelatih asing untuk menangani Timnas Indonesia. Harapannya, juru racik impor ini bisa mengatrol prestasi skuad Merah Putih di kancah internasional.
Namun, jika menilik ulang catatan sejarah, Timnas Indonesia malah pernah mendapatkan kisah-kisah sukses bersama nakhoda lokal. Mereka mampu mempersembahkan prestasi membanggakan saat ditunjuk sebagai pelatih kepala.
Salah satunya ialah kisah skuad Garuda yang nyaris lolos ke Piala Dunia. Ada pula prestasi istimewa saat meraih medali emas pertama di ajang SEA Games. Berikut Bola.com menyajikan ulasnanya.
Sinyo Aliandoe
Pelatih lokal pertama yang mampu mengukir prestasi cemerlang saat menangani Timnas Indonesia ialah Sinyo Aliandoe. Lelaki kelahiran Larantuka, Flores Timur, itu nyaris saja meloloskan anak asuhnya ke Piala Dunia 1986.
Cerita itu dimulai ketika lelaki yang akrab disapa Om Sinyo itu mempersiapkan tim menghadapi Pra Piala Dunia 1986. Tergabung di Grup 3B, lawan-lawan seperti India, Bangladesh, dan Thailand sukses disikat skuad Garuda.
Menginjak ke Putaran Kedua Zona B Pra Piala Dunia 1986, Indonesia harus kalah melawan Korea Selatan. Pada leg pertama di Seoul, tim Merah Putih tumbang 0-2, sedangkan duel di Jakarta malah takluk 1-4.
Kekalahan melawan Korea Selatan dengan agregat 1-6 ini harus mengubur harapan skuad Garuda tampil ke Piala Dunia. Namun, ini tetap menjadi prestasi terbaik karena hampir saja lolos ke ajang sepak bola paling akbar itu.
Bertje Matulapelwa
Menuju akhir dekade 1980-an, Timnas Indonesia pernah merasakan kesuksesan bersama pelatih lokal, Bertje Matulapelwa. Pelatih berdarah Ambon ini mengukir prestasi yang mentereng saat bertugas sebagai nakhoda.
Juru taktik yang pernah malang melintang bersama PSA Ambon saat masih aktif bermain itu pada mulanya membawa skuad Merah Putih melaju ke semifinal ajang Asian Games 1986 yang berlangsung di Seoul, Korea Selatan.
Namun, sayang pencapaian ini tak diiringi dengan perolehan medali karena Indonesia duduk di peringkat keempat. Setahun berselang, pelatih yang akrab dengan julukan ‘Sang Pendeta’ itu kembali menghadirkan gebrakan prestasi.
Dia berhasil membawa anak asuhnya merebut medali emas ajang SEA Games 1987 setelah menumbangkan Malaysia di partai final. Ini menjadi koleksi emas pertama skuad Garuda di ajang tersebut.
Indra Sjafri
Pelatih lokal terbaru yang punya rekam jejak mentereng bersama tim nasional ialah Indra Sjafri. Juru taktik berusia 61 tahun ini memang belum pernah mendapatkan tugas untuk menangani Timnas senior.
Namun, kiprahnya bersama tim usia muda sangat istimewa. Momen awal yang menjadi titik mula kesuksesannya ialah ketika membawa Timnas Indonesia U-19 angkatan Evan Dimas menjuarai Piala AFF U-19 2013.
Prestasi lainnya yang diukir pelatih asal Sumatera Barat ini juga terjadi di level Timnas U-23. Yang pertama, dia sukses mempersembahkan gelar juara Piala AFF U-23 2019 yang saat itu bergulir di Kamboja.
Di ajang SEA Games, Indra Sjafri berhasil mempersembahkan medali perak pada edisi 2019 dan medali emas pada 2023. Pencapaian yang terakhir sekaligus mengakhiri penantian selama 32 tahun karena Indonesia terakhir kali meraihnya pada edisi 1991.
Rahmad Darmawan
Rahmad Darmawan menjadi salah satu pelatih lokal yang punya sederet kisah sukses di level domestik. Sudah ada beberapa klub yang pernah dibawa pelatih asal Metro, Lampung, ini meraih gelar juara.
Persipura Jayapura, misalnya, diantarkan Rahmad Darmawan menuju podium juara Liga Indonesia 2005. Sedangkan Sriwijaya FC juga pernah meraih gelar juara Liga Indonesia pada 2007/2008.
Kesuksesan pelatih yang akrab disapa RD itu juga berlangsung ketika menangani tim nasional. Pelatih yang juga berstatus sebagai purnawirawan perwira TNI AL itu sempat mengasuh Timnas U-23.
Hasilnya, RD sukses membawa anak asuhnya dua kali lolos ke final SEA Games. Sayangnya, pada dua momen yang berlangsung pada edisi 2011 dan 2013 itu, RD harus puas dengan medali perak.
Baca Juga
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Sydney Menyala! 3.250 Suporter Akan Dukung Timnas Indonesia Vs Australia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada 20 Maret 2025
3 Fakta Seretnya Gol Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Lini Depan Tumpul, STY Nggak Punya Solusi!