Bola.com, Jakarta - Sudah lebih dari empat tahun Shin Tae-yong menakhodai Timnas Indonesia. Meski belum berhasil mempersembahkan trofi, pelatih asal Korea Selatan itu membawa banyak perubahan positif bagi skuad Garuda.
Banyak yang bilang, Shin Tae-yong mampu mengubah kultur Timnas Indonesia. Juru taktik berusia 53 tahun itu dikenal sebagai pelatih yang menerapkan pola latihan disiplin tinggi. Dia tidak segan mencoret pemain yang melanggar aturan atau indisipliner.
Tim Merah-Putih saat ini menggantungkan harapan besar kepada mantan pelatih Timnas Korea Selatan tersebut. Memang, selama menjabat sebagai manajer pelatih Timnas Indonesia mulai level senior, U-23, dan U-20, Shin Tae-yong masih urung memberikan gelar.
Meski begitu, ada pencapaian luar biasa yang dipersembahkan Shin Tae-yong. Belum lama ini juru taktik kelahiran 11 Oktober 1970 itu sukses mengantarkan Garuda lolos babak 16 besar Piala Asia 2023 untuk kali pertama.
Tidak hanya itu, berkat Shin Tae-yong posisi Indonesia terus mengalami peningkatan di ranking FIFA. Dari sebelumnya di peringkat 175 dunia dan kini menempati ranking 142 dunia. Bisa dibilang, pelatih kelahiran Yeong-deok-gun, Korea Selatan itu kini tengah dalam proses membangun skuad masa depan Indonesia.
Meskipun demikian, tak semua pelatih asing punya prestasi membanggakan bersama Garuda. Beberapa dari mereka bahkan hanya bertahan seumur jagung di Timnas Indonesia. Siapa saja? Yuk simak ulasannya dibawah ini:
Simon McMenemy
Yang pertama ada Simon McMenemy. Pria asal Skotlandia itu ditunjuk menjadi pelatih Timnas Indonesia pada 20 Desember 2018. Kebersamaan Simon bersama Garuda hanya bertahan sembilan bulan saja.
PSSI kala itu memecat Simon McMenemy pada 6 November 2019. Penyebabnya, hasil memalukan yang diderita Tim Merah-Putih pada Kualifikasi Piala Dunia 2022. Timnas Indonesia gagal total setelah menelan empat kekalahan beruntun.
Berbekal pengalaman dua musim menukangi Bhayangkara FC, Simon McMenemy diharapkan mampu membawa Garuda terbang tinggi. Sayang, target meloloskan Timnas Indonesia ke Piala Dunia 2022 atau minimal Piala AFC 2023 gagal terwujud.
Wim Rijsbergen
Berikutnya Wim Rijsbergen. Dia resmi menukangi Timnas Indonesia pada 13 Juli 2011. Saat itu, pelatih asal Belanda tersebut diberi target mampu mengantarkan Garuda ke Piala Dunia 2014.
Sayangnya, mandat dari PSSI tidak bisa terealisasi. Mantan pelatih PSM Makassar itu lantas dipecat pada 11 Januari 2012. Lima kekalahan beruntun Timnas Indonesia di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2014 membuat Wim lengser dari jabatannya.
Meski begitu, dalam dua laga awal di babak kedua Kualifikasi Piala Dunia 2014, Timnas Indonesia arahan Wim Rijsbergen tampil ciamik. Kala itu, Garuda berhasil melaju ke babak ketiga seusai mendepak Turkmenistan hasil sekali menang dan imbang.
Ivan Toplak
Ivan Toplak adalah salah satu pelatih asing yang pernah menakhodai Timnas Indonesia. Mendiang Toplak melatih Garuda pada rentang 1991-1993. Ketika itu, dia dikontrak dengan durasi dua tahun.
Pria kelahiran Beograd, Serbia itu dibebani tiga target berat: membawa Timnas Indonesia juara SEA Games 1993, lolos ke Piala Dunia 1994 dan Olimpiade Atalanta 1994.
Sayang, semua target yang dibebani meleset. Tim Merah-Putih cuma mampu menempati peringkat keempat di SEA Games. Pun demikian di Piala Asia juga tidak mencapai sasaran. PSSI akhirnya memecat Toplak dan menunjuk pelatih asal Italia, Romano Matte.
Bernhard Schumm
Nama Bernhard Schumm pernah mewarnai sepak bola Tanah Air. Schumm kala itu menangani Timnas Indonesia pada SEA Games 1999. Seperti nama-nama yang disebut diatas, kiprah Bernhard Schumm bersama Garuda juga tidak berjalan mulus.
Malah, bisa dibilang pelatih asal Jerman itu jadi salah satu yang gagal total. Timnas Indonesia babak belur di SEA Games 1999. Ketika itu, Garuda tergabung di Grup A bersama Thailand, Myanmar, Singapura dan Malaysia.
Tanpa meraih kemenangan di empat laga, Tim Merah-Putih harus puas menempati juru kunci. Selepas turnamen, Schumm pun langsung dipecat.
Peter Withe
Pelatih asal Inggris ini kali pertama menangani Timnas Indonesia pada Piala Tiger 2004. Karier Withe di Indonesia bertahan selama tiga tahun atau hingga 2007. Prestasinya bersama Garuda tak bagus-bagus amat.
Peter Withe memimpin Timnas Indonesia di dua edisi Piala AFF. Pada Piala AFF 2024, dia membantu skuad Garuda menjadi runner-up turnamen sepak bola paling bergengsi di Asia Tenggara itu.
Namun pada edisi selanjutnya Garuda gagal total di Piala AFF 2007. Timnas Indonesia untuk kali pertama gagal lolos ke semifinal alias terhenti di fase penyisihan grup. Padahal, dalam lima penyelenggaraan terakhir, Indonesia selalu berhasil melaju ke semifinal.
Baca Juga
Rapor Setiap Lini Timnas Indonesia Usai Gasak Arab Saudi: Kerja Keras yang Berbuah Hasil
Marselino Ferdinan Mencuri Hati Netizen Malaysia: Baru Pertama Kali Ini Saya Puji Pemain Timnas Indonesia
Hasil Lengkap UEFA Nations League: Ditahan Imbang Bosnia, Timnas Pusat Gagal Ikuti Jejak Kemenangan Indonesia