Bola.com, Jakarta - Chelsea gagal memaksimalkan kemampuan Kai Havertz saat tiga musim di sana. Hanya mencetak 32 gol dalam 139 pertandingan, membuat pemuda asal Jerman tersebut ditendang dari Stamford Bridge.
Tak sampai setahun, Chelsea sudah pasti menyesal dengan pencapaian Kai Havertz bersama Arsenal. Tanpa diduga, pemuda berusia 24 tahun tersebut sanggup tampil konsisten dan cemerlang di kubu Emirates Stadium.
Kai Havertz membuat sejarah usai Arsenal menekuk Sheffield United. Ia mencetak gol keempat Arsenal pada menit-25 di Bramall Lane. Martin Odegaard, Gabriel Martinelli, Declan Rice dan Ben White, mencatatkan namanya di papan skor.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Gol Bersejarah
Havertz mencetak gol bersejarah. Sumbangan Havertz merupakan yang ke-15.000 sepanjang perjalanan kompetisi teratas atas di Inggris. Aksinya memberi bukti konsistensi sejak datang dengan banderol 65 juta pounds.
Kai Havertz menjadi bagian dari kemenangan besar yang bersejarah bagi Arsenal. Maklum, tim raksasa Liga Inggris ini menjadi klub pertama sepanjang Liga Inggris bergulir, dengan mencetak lebih dari lima gol dalam tiga pertandingan tandang berturut-turut.
Arsenal mencetak lima gol di markas Burnley, lalu setengah lusin gol kala melawat ke West Ham. Arsenal sedang berada di perfoma terbaik sejak pergi ke Dubai pada pertengahan musim.
Taktik Oke
Pelatih Arsenal, Mikel Arteta menegaskan, pasukannya berhasil mempertahankan dan menunjukkan kualitas serta determinasi tinggi di setiap penguasaan bola. "Mereka mengeluarkan apa yang mereka punya. Kami harus meneruskan penampilan istimewa ini sampai akhir musim, dan saya percaya pasti bisa," tegasnya.
Arteta menganggap kemenangan di markas Sheffield, dengan kebintangan Kai Havertz, bukan berarti semuanya selesai. Ketika sudah unggul 3-0 misalnya, Arteta mengatakan dirinya belum bisa santai.
"Kami berlatih sangat keras setiap hari, dan itu bukan berarti memberi garansi stabilitas permainan. Jadi, saya selalu mengawasi anak asuhku, bahkan ketika sudah unggul tiga gol," tegas Arteta. (Muhammad Cyril Setiawan)
Sumber : Mirror