Bola.com, Jakarta Seperti kebanyakan pelatih di awal kariernya, Pep Guardiola pastinya sempat diragukan bakal sukses di belantara sepak bola Eropa yang ganas.
Ternyata tidak. Meski tak semua berjalan dengan mudah, Guardiola mampu membalikkan keraguan banyak pihak dengan segepok prestasi.
Sensasi pertama Guardiola tersaji saat dipercaya menukangi mantan timnya, Barcelona, dari 2008 hingga 2012.
Meninggalkan Camp Nou, pria yang kini berusia 53 tahun itu juga menorehkan prestasi mentereng di Jerman, kala menukangi raksasa Bundesliga Bayern Munchen (2013-2016).
Terbang ke Inggris guna melebarkan daerah penaklukkan, Guardiola sempat pula dilirik sebelah mata. Maklum, sebagian besar pengamat menyatakan kalau Liga Inggris merupakan kompetisi yang jauh lebih sengit dari La Liga dan Bundesliga.
Namun, Guardiola sekali membuktikan kualitasnya sebagai pelatih jempolan. Di bawah arahannya, Manchester City menjelma menjadi hantu yang sangat menakutkan tak hanya di Inggris tapi juga di seantero Benua Biru.
Entah sudah berapa trofi yang dia persembahkan bagi The Citizens sejak kedatangannya ke Etihad Stadium pada 2016. Bahkan, musim lalu atau musim 2022/2023, City sukses merengkuh treble bersejarah.
Nah, kini, jika nasib baik masih berpihak, Erling Haaland dkk. berpeluang menyabet quattrick Liga Inggris 2023/2024. Wow!
Guardiola memang pelatih top. Kerja kerasnya menginspirasi banyak orang. Seorang penulis biografi, Guillem Balagué, bahkan sampai menuliskan sepak terjang Guardiola ke dalam buku berjudul Another Way Of Winning.
Tak hanya ihwal Guardiola, ragam buku olahraga lainnya banyak tersaji dan mudah didapatkan. Beberapa di antaranya bahkan diangkat ke layar lebar.
Termasuk biografi Pep Guardiola, berikut lima buku yang wajib kalian santap karena sangat menginspirasi:
Pep Guardiola: Another Way Of Winning
Kisah definitif salah satu manajer terhebat dalam sejarah sepak bola, Guillem Balague membawa pembaca ke balik layar karier Pep Guardiola.
Pep bersama Barcelona yang menguasai segalanya, lalu masa-masanya di Bayern Munchen dan sekarang di Manchester City.
Balagué memiliki akses langsung ke Guardiola dan lingkaran dalamnya untuk biografinya. Inilah yang mendorong pria yang telah mengubah sepakbola selamanya selama 15 tahun bekerja di manajemen.
The Extra Mile
Kevin Sinfield menghabiskan 18 tahun sebagai pemain Leeds Rhinos, memenangkan tujuh gelar Liga Super. Sejak pensiun, ia bekerja sebagai pelatih di Rhinos, klub serikat pekerja Leicester Tigers, dan bersama tim nasional Inggris.
Bisa dibilang kontribusi terbesarnya adalah upaya penggalangan dana yang luar biasa untuk menemukan obat Penyakit Neuron Motorik.
Memoar ini menampilkan Sinfield menceritakan kehidupannya yang luar biasa sejak melakukan debut Rhinos pada tahun 1997.
The Damned Utd
Berlatar belakang masa pemerintahan singkat Brian Clough selama 44 hari di Leeds United, novel David Peace memadukan fiksi, rumor, dan spekulasi dengan fakta.
Ini menggambarkan Clough sebagai pahlawan yang sangat cacat dalam salah satu masa tersulit dalam karirnya.
Clough bentrok dengan skuad Leeds, saat ia berusaha keluar dari bayang-bayang rival besarnya Don Revie.
Buku tersebut diceritakan dari sudut pandang Clough dan menginspirasi film yang dibintangi Michael Sheen.
Surviving To Drive
Ditulis oleh salah satu orang paling populer di grid F1, Surviving To Drive adalah kisah dalam musim 2022. Kemudian kepala tim Haas, Guenther Steiner, memberikan pembaca pandangan tanpa hambatan tentang perjalanan rollercoaster balap motor tingkat atas.
Tidak ada yang salah dalam buku Steiner, mulai dari memecat pengemudi hingga menyeimbangkan buku dan merancang mobil baru.
Ini adalah pertama kalinya sebuah tim F1 mengizinkan ketua tim mereka untuk membawa masyarakat umum ke belakang kap mesin.
Moneyball: The Art of Winning an Unfair Game
Sebelum menjadi film yang dibintangi Brad Pitt dan dinominasikan untuk enam Oscar, Moneyball adalah buku tahun 2003 yang menceritakan kisah musim Oakland Athletics tahun sebelumnya di Major League Baseball.
Ditulis oleh Michael Lewis, buku ini mengikuti manajer umum Billy Beane saat ia menerapkan sistem yang membuat tim A mencapai babak playoff dengan anggaran hanya $44 juta untuk gaji pemain, dibandingkan dengan tim seperti New York Yankees, yang gajinya melebihi $125 juta musim itu.
Sumber: Mirror