Bola.com, Jakarta - Tak terasa, Premier League telah berjalan selama lebih kurang 32 tahun. Diluncurkan pertama kali pada 15 Agustus 1992, kompetisi tertinggi di Negara Raja Charles III tersebut kini menjadi kompetisi yang paling banyak ditonton di kolong langit.
Premier League tak hanya menjadi pentas bagi pemain lokal, tapi juga menjadi tujuan bagi bintang-bintang top dari berbagai belahan dunia.
Dari sekian bintang-bintang yang pernah mentas di sana, tak sedikit kemudian yang dikenang sebagai legenda. Tak sedikit pula yang gagal atau layu sebelum berkembang dan hilang dari ingatan.
Cristiano Ronaldo, Luis Suarez, Thierry Henry, Nicolas Anelka, Ruud van Nistelrooy, serta Vincent Kompany adalah legenda dari sekian bintang yang namanya harum sampai sekarang.
Sebaliknya, Marcos Rojo, Angel di Maria, Mathieu Debuchy, Willian, Tiemoue Bakayoko, dan Robbie Keane masuk daftar panjang pemain wahid yang melempem.
Menariknya, Premier League telah menjadi panggung bagi pemain yang tadinya tak dikenal menjelma menjadi beken ke seantero jagat.
Sayangnya, kebekenan mereka tak berlangsung lama. Meski begitu, penampilan mereka sempat menggemparkan berkat berbagai .
Untuk menyelusuri jejak mereka, tim BT Sport melakukan riset guna memberikan penghormatan kepada mereka dengan dijuluki streets won't forget XI di Premier League.
Pemilihan 11 pemain tentunya tak lepas dari kontroversi. Via media sosial, banyak penggemar yang mempertanyakan patokan kriteria yang dibuat BT Sport.
Berikut XI pemain pilihan BT Sport:
---
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kiper: Gabor Kiraly
Mantan kiper Crystal Palace ini tidak pernah benar-benar mendapat pujian atas kemampuannya dalam menghentikan tembakan, namun celana olahraga abu-abunya adalah legenda.
Bek: Alex, Brede Hangeland, Maynor Figueroa
Hangeland adalah sosok raksasa di lini belakang Fulham selama enam musim. Pemain raksasa asal Norwegia ini juga memberikan ancaman yang konsisten melalui bola mati, mencetak enam gol di liga untuk Cottagers pada musim 2010/2011.
Sulit berdebat terlalu banyak dengan masuknya Alex atau Figueroa. Kedua pemain bisa saja melepaskan tendangan bebas yang menakutkan, dan upaya Figueroa yang dengan cepat dilakukan dari dalam area pertahanannya sendiri untuk Wigan di Stoke masih dianggap sebagai salah satu gol paling berani di Premier League.
Gelandang: Hatem Ben Arfa, Adel Taarabt, Morten Gamst Pedersen, Lauren Robert, Geovanni
Tim ini tak akan lengkap tanpa Ben Arfa, meskipun ditempatkan di sayap kiri daripada di kanan. Pemilihan posisi itu tidak tepat karena menyebabkan banyak kekacauan bagi Newcastle di musim 2011/2012.
Taarabt paling dikenang karena musim 2010/2011 yang luar biasa di QPR.
Namun, The Hoops berada di Championship pada tahun itu dan kami tidak yakin penampilan buruknya di Premier League bisa membenarkan tempat di tim ini, terutama ketika pemain seperti Yannick Bolasie dan Dimitri Payet tidak masuk dalam tim.
Pemain sayap kiri Robert yang ditempatkan di sisi kanan lini tengah tengah adalah hal yang mengejutkan, meskipun tempat di XI sangat mahal.
Striker: Michu, Papiss Cisse
Cisse meneteskan air mata di paruh kedua musim 2011/2012 yang hampir membuat Newcastle mendapat tempat di Liga Champions. Dia juga melakukannya dengan penuh gaya, mencetak salah satu gol terhebat yang pernah ada di kompetisi ini bersama Chelsea.
Jika Michu tidak termasuk dalam XI ini, maka ada sesuatu yang tidak beres.
Pemain asal Spanyol yang tidak dikenal ini tampil cemerlang di Liberty Stadium dengan nilai transfer sebesar 2,3 juta pounds pada awal musim 2012/13 dan langsung mencetak 18 gol dalam 35 pertandingan Premier League untuk The Swans.
Cedera terjadi di musim keduanya di klub dan dia hanya mencetak dua gol di divisi teratas untuk klub sebelum hengkang pada 2015.
Sumber: Give Me Sport