Bola.com, Jakarta - Paul Gascoigne menjadi buah bibir keprihatinan pada pekan ini. Ia mengungkapkan beberapa fakta tentang dirinya, yang membuat publik terkejut. Satu yang pasti, pria yang biasa disapa Gazza ini berstatus tunawisma alias tak punya tempat tinggal pasti.
Jejak karier sepak bola Gazza memang terkenal beriringan dengan aktivitasnya yang menjurus tindakan kriminal. Ia memulai karier di Newcastle United, lalu ke Tottenham Hotspur, menjadi legenda Lazio, dan berakhir di Boston United.
Sepanjang perjalanan di klub-klub tersebut, Gazza nyaris selalu membuat masalah. Latarnya tak lain kecanduan alkohol sampai beberapa tindakan kriminal yang nyaris membuatnya awet di penjara.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
TItik Hidup
Ia mengungkapkan banyak hal terkait kehidupan pribadinya, ketika menjadi bintang tamu di acara 'Hog Performance Podcast'. Gazzar menceritakan, satu yang masih sangat mengganggu adalah kecanduan alkohol yang belum hilang.
Tak heran jika pria berusia 56 tahun ini sedang berjuang keras agar tak lagi terseret ke arah sisi negatif. Maklum, selama ini, efek dari kebiasaan buruk tersebut sudah merasuki kesehatan mentalnya selama bertahun-tahun.
Ironi mengiringi perjalanan hidup, ketika pada 2023, Gazza menganggap dirinya sudah berada dalam fase 'hidup dan mati' selama beberapa bulan. "Saya sempat menelpon ke beberapa individu, termasuk ke manajerku, Katie. Saya menangis, dan tak tahu lagi harus berbuat apa ketika itu, terutama dalam periode November," ungkap Gazza.
Efek Buruk
Gascoigne menganggap efek dari perilaku buruk selama berkarier memberinya banyak nuansa tak mengenakkan. Kini, ia harus menumpang hidup di rumah sang manajer, Katie Davies.
Beruntung Katie masih memberinya waktu, sehingga punya jalan meneruskan hidup. Kini, ia harus melakoni hari-hari tak nyaman serta kurang enak karena masih berhutang budi kepada sang manajer.
Gazza secara spesifik mengungkapkan momen ketika harus berurusan lebih dalam dengan dunia alkohol. Ketika itu, ia harus tertunduk lesu setelah mengalami cedera ligamen dan lutut. Efeknya, ia melewatkan empat tahun di dunia sepak bola.
Terlewat Banyak Hal
Walhasil, Gazza muda harus melewatkan banyak hal, terutama yang berkaitan dengan bonus gol, asis, uang perjalanan, uang sponsor dan gaji. Apalagi, di negara tempatnya pernah berkarier, pajak penghasilan individu tergolong tinggi, bisa menembus 50 persen.
Nah, saat itulah, Gazza semakin akrab dengan dunia yang membuatnya hancur. "Ketika itu, yang ada dalam pikiraan saya hanya ingin melupakan rasa kalut, dan dunia malam jadi pilihan, dan itu sangat buruk, kalian tak boleh meniruku," tegasnya.
Padahal, Gazza memiliki karier yang seharusnya bisa berjalan cerah. Ia bergabung dengan Lazio dari Tottenham pada 1992, lalu menghabiskan tiga tahun di sana. Bersama rival sekota AS Roma itu, Gazza mengoleksi enam gol dalam 47 pertandingan.
Setelah terbuang dari Lazio, ia terbang ke Rangers pada 1995. Setelah itu berkelana ke Middlesbrough, Everton, Burnley, Ningbo Yaoma dan Boston United. Mantan pemain internasional Inggris ini pensiun pada tahun 2005. (Arraafi Adna Yudistira)
Sumber : Mirror
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda