Bola.com, Jakarta - Kompetisi usia muda menjadi wadah yang sangat penting untuk melahirkan pemain-pemain berkualitas pada masa mendatang. Dari sanalah, penyerang-penyerang lokal yang bisa diandalkan Timnas Indonesia.
Beberapa tahun terakhir, Timnas Indonesia memang cukup kesulitan mendapatkan stok penyerang lokal yang bisa diandalkan. Nama-nama striker seperti Ramadhan Sananta hingga Hokky Caraka masih terhitung muda dan butuh pengalaman.
Padahal pada masa lalu, Indonesia tak pernah kehabisan penyerang lokal untuk menjadi senjata skuad Garuda. Di kompetisi domestik, striker lokal kerap berhasil bersaing di jajaran pencetak gol terbanyak.
Nama-nama legendaris seperti Ilham Jaya Kesuma, Bambang Pamungkas, hingga Boaz Solossa pernah menghiasi puncak daftar pencetak gol terbanyak. Mereka juga akhirnya bisa menjadi tulang punggung skuad Merah Putih di kancah internasional.
Sayangnya, selama beberapa tahun terakhir, setidaknya di era kompetisi Liga 1, daftar pencetak gol selalu didominasi pemain-pemain asing. Pemain lokal terlihat kesulitan untuk bisa meretas daftar penghasil gol terbanyak.
---
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kompetisi Usia Muda
Mantan penyerang andalan Timnas Indonesia, Ilham Jaya Kesuma, menegaskan pentingnya kompetisi usia muda sebagai ruang belajar bagi para pemain, termasuk yang berposisi sebagai penyerang.
Menurut Ilham, kompetisi yang bergulir secara reguler setiap musim ini sangat krusial agar pemain-pemain terus mengasah kemampuannya. Sehingga, saat sudah menapaki jenjang senior, mereka sudah siap dengan iklim kompetitif.
"Ketika kita mempunyai sistem kompetisi usia muda, kita pasti akan memiliki penyerang-penyerang lokal yang andal. Karena mereka tercipta di kompetisi usia muda ini," kata Ilham saat berbincang dengan Bola.com beberapa waktu lalu.
"Ketika nanti mereka sudah mendapatkan menit bermain yang reguler di kompetisi U-20 atau bahkan U-23, mereka sudah akan terbiasa saat nantinya masuk ke jenjang senior," ia melanjutkan.
Regulasi Pemain Muda
Lelaki yang baru saja mengantarkan Persita Tangerang U-20 meraih runner-up Elite Pro Academy (EPA) Liga 1 U-20 2023/2024 itu menjelaskan, regulasi pemain U-23 yang sempat berlaku musim ini sebetulnya bukan menjadi jawaban atas masalah yang harus diatasi.
Sebab, pemain-pemain muda yang dipaksakan bermain di level senior tanpa memiliki pengalaman yang cukup di kompetisi usia muda, bakal kesulitan bersaing dan mendapatkan menit bermain yang reguler.
"Sementara saat ini, sifatnya masih terlalu instan. Klub hanya menyiapkan pemain muda di klub senior karena sempat ada regulasi pemain U-23. Akhirnya hanya seperti menggugurkan kewajiban saja," katanya.
Dipengaruhi Faktor Individu
Selain itu, striker yang pernah meraih dua gelar top scorer pada ajang Divisi Utama Liga Indonesia edisi 2002 dan 2004 itu, menyoroti sikap individu para pemain yang cenderung merasa cepat puas.
Gegap gempita dan popularitas yang diperoleh di media sosial sering kali membuat pemain-pemain muda terbuai sehingga jadi lupa diri. Perasaan cepat puas inilah yang sangat berbahaya bagi pemain muda.
"Selain itu, pemain-pemain muda kita ketika sudah jadi, mereka malah lupa diri. Padahal, sebetulnya di usia-usia muda ini, mereka masih dalam tahap merintis kariernya di dunia sepak bola," ujarnya.
"Jadi jangan dibesar-besarkan, nanti lupa diri. Mereka harus tetap bekerja keras. Ketika harus bersaing dengan pemain asing, ya itu seharusnya menjadi motivasi," lanjut striker legendaris Persita Tangerang tersebut.