Bola.com, Malang - Arema FC baru melepas striker asing, Gilbert Alvarez tengah pekan ini. Penyerang berusia 32 tahun itu sepakat mengakhiri kontrak lebih cepat untuk pulang kampung ke Bolivia. Dia mengaku ingin kembali berkumpul dengan keluarga sekaligus melanjutkan kariernya.
Maklum, di Arema,belakangan dia hanya jadi cadangan. Terutama sejak Arema ditangani pelatih Widodo Cahyono Putro.
Dalam empat pertandingan beruntun, Alvarez tidak pernah jadi starter. Namun, baru hitungan hari sepakat keluar dari Arema, dia sudah diresmikan sebagai pemain baru klub Bolivia, CD Oriente Petrolero.
Tidak sulit bagi Alvarez mendapatkan klub di kasta tertinggi negaranya karena dia punya nama besar di Bolivia. Alvarez memiliki 31 caps bersama Timnas Bolivia dan mencetak 5 gol. Terakhir dia bermain di kualifikasi Piala Dunia 2022.
“Dia memang menyampaikan jika ingin kembali bermain di negaranya sekaligus dekat dengan keluarga,” kata General Manager Arema FC, Yusrinal Fitriandi.
Gagal di Indonesia
Dari informasi yang diterima Bola.com, Alvarez sudah pamit dari skuat Arema pada Sabtu lalu (2/3/2024).
Dia pulang ketika tim Arema sedang bersiap menghadapi laga lawan Bhayangkara FC. Itu sebabnya, namanya sudah tak tertera dalam line up Arema saat meraih hasil imbang lawan Bhayangkara.
Alvarez gagal bersinar di sepak bola Indonesia. Dia hanya membela Arema selama 4 bulan. Alvarez turun dalam 7 pertandingan dan mencetak 2 gol. Padahal keberadaannya diharapkan bisa menggantikan sosok Gustavo Almeida yang jadi top skorer Arema di putaran pertama dengan 14 gol.
Bukan Kali Pertama
Jika melihat perjalanan karier Alvarez, ini bukan kali pertama dia gagal bersinal di Benua Asia. Sebelum ke Indonesia, Alvarez pernah mengadu nasib di Liga Arab Saudi, tepatnya musim 2019.
Dia bermain setengah musim bersama Al Hazm. Sayangnya, dia hanya turun dalam 9 pertandingan. Itupun hanya 3 laga Alvarez jadi starter. Tidak ada gol yang dicetaknya. Sehingga Dia memilih kembali ke Bolivia di musim selanjutnya.
Bisa jadi, dia tidak bisa memperlihatkan performa terbaik karena sulit beradaptasi. Baik dari segi lingkungan maupun karkater sepakbola. Karena itu, karirnya lebih banyak dihabiskan di Bolivia.