Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya sempat sesumbar ingin mencapai gelar juara BRI Liga 1 2023/2024. Kini, setelah melewati 28 pertandingan, target itu tampaknya akan sulit diraih.
Pasalnya, tim berjulukan Bajul Ijo itu masih tertahan di peringkat ke-12 klasemen sementara BRI Liga 1 2023/2024 dengan 35 poin dari 28 laga. Mereka tertinggal jauh dari PSIS Semarang di posisi keempat dengan 46 angka.
Secara matematis, Persebaya memang masih sangat mungkin mengungguli PSIS karena masih menyisakan enam pertandingan. Artinya, Persebaya berpeluang mendapat poin maksimal sebesar 53 angka.
Jumlah itu memang mengungguli apa yang dicapai PSIS saat ini. Namun, Laskar Mahesa Jenar tentu tidak tinggal diam dan berusaha mempertahankan posisi empat besar.
Masalah lainnya, ada tujuh klub lain yang menghuni posisi klasemen di bawah PSIS dan di atas Persebaya. Tujuh klub itu tentu juga masih berjuang untuk menembus championship series karena masih punya peluang besar.
Posisi Persebaya malah lebih dekat dengan zona degradasi. Persita Tangerang yang berada di posisi ke-16 atau peringkat teratas zona merah tercatat mengoleksi 28 poin. Hanya selisih tujuh angka saja dengan Persebaya.
Jika melihat performa, Persebaya Surabaya terlihat jadi tim raksasa yang belum sanggup menggeliat positif. Lantas, apa saja kendalanya? Berikut adalah fakta-fakta performa Persebaya ulasan Bola.com.
--
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Belum Konsisten
Persebaya Surabaya masih belum konsisten mendulang kemenangan. Dalam 10 laga terakhir, mereka tercatat hanya dua kali menang dan tujuh seri, satu sisanya berakhir kekalahan. Angka kemenangan ini tentu punya rasio yang kecil.
Jika ditotal musim ini, Bajul Ijo membukukan delapan menang, 11 seri, dan sembilan kalah. Dari susunan hasil pertandingan itu sudah terlihat bahwa Persebaya mengalami situasi yang sulit tidak seperti musim-musim sebelumnya.
Permasalahan Persebaya terbilang pelik. Belum semusim, mereka sudah banyak melakukan pergantian pelatih. Ada Aji Santoso, Josep Gombau, dan kini di tangan Paul Munster. Ada pula Uston Nawawi yang jadi caretaker dalam jeda pergantian antarpelatih.
Hal itu cukup berdampak pada performa tim yang harus memainkan gaya permainan yang berbeda. Di bawah arahan Paul Munster, Persebaya mulai menunjukkan hasil positif, tapi terlihat belum menampilkan permainan yang diharapkan.
Minim Cetak Gol
Paul Munster sudah menangani Persebaya dalam enam pertandingan. Hasilnya, dia mempersembahkan dua menang, tiga seri, dan satu kalah. Urusan gol? Hanya mampu mencetak enam saja.
Artinya, Persebaya rata-rata hanya mencetak satu gol per pertandingan. Mereka bahkan sempat gagal membobol gawang lawan kontra PSM Makassar. Tapi, kemudian mencetak dua gol melawan PSS Sleman.
Urusan produktivitas ini jadi masalah yang harus diselesaikan. Satu gol per laga cukup mengkhawatirkan. Apalagi, pertahanan Persebaya juga tidak terlalu baik sehingga beberapa kali dibobol.
Musim ini saja, Persebaya hanya mampu mencetak 29 gol dalam 28 pertandingan. Artinya, tak banyak yang bisa dilakukan klub asal Kota Pahlawan itu saat mendapatkan peluang emas di depan gawang lawan.
Doyan Kasih Giveaway Gol
Persebaya jadi tim dengan catatan mencetak gol bunuh diri terbanyak musim ini. Mereka sudah empat kali memberikan “hadiah” gol untuk tim lawan.
Empat gol bunuh diri Persebaya itu juga lahir dari empat pemain yang berbeda. Mereka adalah Yohanes Kandaimu, Song Ui-young, Paulo Henrique, dan Kasim Botan. Menariknya, dari empat nama itu, hanya Yohanes Kandaimu yang berstatus sebagai pemain belakang.
Apa yang dialami oleh Persebaya harus menjadi alarm bahwa mereka perlu melakukan evaluasi agar rekor ini tidak bertambah. Apalagi, mereka juga masih tertahan di papan tengah dan sulit merangsek ke atas.
Kini, tersisa enam pertandingan saja yang harus dilewati oleh tim asal Kota Pahlawan itu untuk bisa mendekat ke papan atas. Masing-masing menghadapi Madura United, Arema FC, Dewa United, Bali United, Persib Bandung, dan Persik Kediri.
Baca Juga