6 Striker Hebat yang Pernah Dimiliki Timnas Indonesia pada Masanya

oleh Aditya WanyAryo Atmaja diperbarui 07 Jun 2024, 09:00 WIB
Timnas Indonesia - Kurniawan Dwi, Boaz Solossa, Bambang Pamungkas (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia belum menghasilkan sosok striker tajam seperti masa lampau. Dalam beberapa tahun terakhir, muncul nama-nama baru yang silih berganti mengisi pos itu, atau mungkin bahkan striker naturalisasi.

Sebelumnya, sempat muncul nama-nama macam Cristian Gonzales, Beto Goncalves, Greg Nwokolo, sampai Ilija Spasojevic.

Advertisement

Di skuat arahan Shin Tae-young saat ini, untuk saat ini ada satu striker lokal yaitu Dimas Drajad. Nama Ramadhan Sananta dan Hokky Caraka tak dipanggil dalam laga kelima Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia kontra Irak.

Dimas Drajad sendiri termasuk striker lokal yang tajam bersama klubnya Persikabo 1973 di BRI Liga 1. Dia masih mampu menunjukkan ketajamannya dalam membobol gawang lawan.

Sedangkan Hokky Caraka dan Ramadhan Sananta merupakan dua striker muda yang masih perlu proses untuk semakin matang. Kemampuan keduanya sudah tidak diragukan, hanya saja perlu jam terbang terus.

Kini, Timnas Indonesia baru saja melakoni duel melawan Irak dalam matchday kelima babak kedua kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Kamis (6/6/2024).

Apa yang terjadi pada Timnas Indonesia mengingatkan pada sejumlah nama-nama lama yang pernah jadi perbincangan lewat gol-golnya.

Berikut adalah 6 striker hebat yang pernah dimiliki Indonesia pada masanya. Simak ulasan Bola.com:

--

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 7 halaman

Bambang Nurdiansyah

Pelatih PSIS Semarang, Bambang Nurdiansyah, saat melawan Persija Jakarta pada laga Liga 1 di Stadion Patriot, Bekasi, Minggu (15/9). Persija menang 2-1 atas PSIS. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Sosok satu ini merupakan striker andalan saat Timnas Indonesia tampil di SEA Games 1991. Dia ikut meraih medali emas untuk skuat Garuda dalam ajang tersebut.

Bambang Nurdiansyah berseragam Timnas Indonesia pada 1980-1993 atau selama 13 tahun.

Sepanjang kariernya sebagai pemain, dia lebih banyak membela klub Galatama. Di antaranya adalah Arseto Solo, Tunas Inti, Yanita Utama, Krama Yudha Tiga Berlian, Pelita Jaya, dan Putra Samarinda.

Saat ini, Bambang Nurdiansyah fokus pada karier sebagai pelatih. Dia masih tercatat sebagai pelatih kepala Persipal Palu.

 

3 dari 7 halaman

Widodo Cahyono Putro

Pelatih baru Arema FC, Widodo Cahyono Putro. (Bola.com/Iwan Setiawan)

Sosok satu ini adalah nama lain yang ikut meraih emas SEA Games 1991. Widodo saat itu masih berusia 21 tahun dan termasuk pemain muda yang diprediksi bersinar.

Namanya jadi perbincangan di Piala Asia 1996.Dalam ajang tersebut, Widodo mencetak gol spektakuler ke gawang Kuwait.

Menerima umpan Ronny Wabia, Widodo melepaskan tendangan salto yang menembus gawang Kuwait. Gol ini akhirnya menjadi gol terbaik Piala Asia.

Widodo sendiri pada Piala Asia 1996 tersebut mencetak dua gol. Selain gol ke gawang Kuwait, ia juga mencetak gol ke gawang Korea Selatan. Dia tercatat membela Timnas Indonesia pada 1991-1999 dan telah mencetak 14 gol dalam 55.

Kini, Widodo berkarier sebagai pelatih dan menangani Arema yang berjuang keras lepas dari jerat degradasi Liga 1.

 

4 dari 7 halaman

Rochy Putiray

Rochy Putiray (Bola.com / Muhammad Ridwan)

Nama satu ini juga masuk skuat SEA Games 1991. Rochy Putiray bahkan berpengalaman dengan karier di luar negeri. Dia termasuk striker yang berkualitas sehingga menarik minat banyak klub.

Striker tajam ini merupakan pemain jebolan Arseto Solo pada 1987-1999. Bersama Arseto Solo, Rochy telah melahirkan 177 gol dari 219 pertandingan.

Kemampuannya dilirik Instan-Dict FC, klub asal Hong Kong. Rochy pun sepakat terbang ke Hong Kong setelah melakoni laga satu musim bersama Persija Jakarta pada 1999-2000.

Bersama klub barunya, Rochy berhasil membawa Instant-Dict FC meraih tahta runner up di liga utama Hong Kong dan meraih FA Cup Hong Kong pada 2000-2001.

Berkat kepiawaiannya ini, Rochy berhasil menarik minat sejumlah klub yang ingin memakai jasanya. Beberapa di antaranya adalah Happy Valley, Kitchee SC, hingga South China AA.

Dari sekian banyak laga yang pernah ia lakoni, pertandingan melawan AC Milan lah yang paling dikenang. Pasalnya, dalam laga tersebut, Rochy berhasil membobol gawang AC Milan sebanyak dua kali.

Rochy Putiray sendiri tercatat mencetak 17 gol dalam 41 penampilan bersama Timnas Indonesia selama 1990-2004.

 

5 dari 7 halaman

Kurniawan Dwi Yulianto

Staf pelatih Indonesia, Kurniawan Dwi Yulianto, saat sesi latihan di Stadion Wibawa Mukti, Jawa Barat, Jumat (02/11/2018). Latihan tersebut dalam rangka persiapan jelang laga Piala AFF 2018. (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Sudah tak diragukan lagi, Kurniawan Dwi Yulianto adalah striker tajam Indonesia di era 1990-an dan 2000-an. Dia pernah masuk PSSI Primavera dan bahkan memulai karier di Swiss bersama FC Luzern pada 1994-1995.

Sebagai seorang striker, Kurniawan memiliki naluri mencetak gol yang tinggi. Di musim 1997/1998, Si Kurus keluar sebagai top skor Liga Indonesia.

Berkat ketajamannya di depan gawang, membuat nama Kurniawan menjadi striker andalan Timnas Indonesia di masa 1995 hingga 2005.

Dari 13 klub itu, prestasi paling mentereng yang sukses ia torehkan adalah menjadi juara Liga Indonesia bersama PSM Makassar (1999/2000) dan Persebaya Surabaya (2004).

Kurniawan Dwi Yulianto sendiri sukses menyumbang 33 gol dalam 59 penampilan bersama Timnas Indonesia selama 1995-2005.

 

6 dari 7 halaman

Bambang Pamungkas

Bambang Pamungkas, Timnas Indonesia (AFP/Bay Ismoyo)

Sosok satu ini termasuk striker dengan talenta tinggi. Bagaimana tidak, Bambang Pamungkas sudah mencetak 37 gol dalam 85 penampilan bersama Timnas Indonesia. Dia masuk tiga besar pencetak gol terbanyak Tim Merah Putih.

Dengan kemampuannya sebagai striker, Bepe juga pernah jadi top scorer Divisi Utama 1999-2000 di musim debutnya bahkan saat masih berusia 20 tahun.

Pemain yang akrab disapa Bepe itu memang memiliki insting tajam dalam mencetak gol. Sepanjang kariernya di klub, dia tercatat mencetak 222 gol dalam 450 penampilan.

Bepe pernah membela klub Belanda pada 2000 lalu, yakni EHC Norad, dengan status pinjaman dari Persija Jakarta. Dia sempat berseragam Selangor, klub Malaysia, pada 2005-2007 dengan mencetak 42 gol dari 63 laga.

Selebihnya, hanya ada dua klub Indonesia yang pernah dibelanya. Di antaranya adalah Persija Jakarta dan Pelita Bandung Raya.

 

7 dari 7 halaman

Boaz Solossa

Boas Solossa, Timnas Indonesia. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Striker asal Papua ini juga dikenal secara luas sebagai pemain bertalenta. Kariernya di persepakbolaan nasional tak perlu diragukan lagi, terutama di Persipura Jayapura.

Bersama Mutiara Hitam Boaz mencetak ratusan gol. Dia juga tercatat sebagai top scorer kompetisi kasta tertinggi Liga Indonesia. Prestasi ini diukir pada edisi 2008-2009, 2010-2011, dan 2013.

Selain Persipura, Boaz pernah memperkuat sejumlah klub Indonesia. Sebut saja Borneo FC, Carsae FC hingga PSS Sleman di putaran pertama Liga 1 2022/2023.

Tak hanya di level klub, pemain kelahiran 16 Maret 1986 itu juga punya rekam jejak apik bersama Timnas Indonesia. Memulai debut di Piala AFF sejak 2004 silam atau saat masih berusia 18 tahun.

Nama Boaz masuk ke dalam jajaran salah satu penyerang terbaik yang dimiliki skuat Garuda dengan telah mencetak 13 gol dalam 50 pertandingan.

Berita Terkait