Bola.com, Jakarta - Persaingan BRI Liga 1 2023/2024 yang semakin ketat membuat sejumlah klub membuat kebijakan nekat. Mereka kerap kali memecat pelatih saat dalam situasi performa menurun.
Dari 18 klub BRI Liga 1 musim ini, hanya delapan di antaranya yang tidak mengalami pergantian pelatih sejak awal musim. Kebanyakan dari klub-klub itu justru mampu bersaing di papan atas.
Mereka adalah Stefano Cugurra Teco (Bali United), Rahmad Darmawan (Barito Putera), Pieter Huistra (Borneo FC), Jan Olde Riekerink (Dewa United), Mauricio Souza (Madura United), Thomas Doll (Persija Jakarta), Bernardo Tavares (PSM Makassar), dan Gilbert Agius (PSIS Semarang.
Total, ada 10 klub lainnya yang telah melakukan pergantian pelatih di tengah musim. Bahkan, ada pula yang sudah dua kali atau lebih memutuskan mengganti nakhoda tim.
Ada satu yang klub rupanya sampai mengalami tiga pergantian pelatih dan ditangani oleh empat nama yang berbeda. Sayangnya, klub tersebut masih belum terhindar dari nasib buruk ancaman turun kasta.
Lalu, beberapa lainnya masih bisa berusaha bersaing di papan tengah menuju papan atas. Ada pula yang berjibaku untuk menghindari zona degradasi. Lantas, klub mana saja itu?
Berikut Bola.com telah merangkum klub paling sering bongkar pelatih di BRI Liga 1 musim ini. Simak ulasan berikut:
Arema FC
Tim Singo Edan di awal musim berada di bawah arahan pelatih Joko Susilo. Pria yang akrab disapa Getuk itu hanya bertahan tujuh pekan dan tim kemudian di bawah kendali Kuncoro sebagai caretaker.
Nama Fernando Valente lantas muncul sebagai pelatih kepala per 23 Agustus 2023. Tapi, arsitek asal Portugal itu dipecat pada 9 Februari 2024. Di hari yang sama, Widodo Cahyoni Putro diperkenalkan sebagai pengganti.
Sebagai pelatih, Widodo tercatat telah banyak menangani klub-klub Liga 1 maupun Liga 2. Prestasi terbaiknya adalah membawa Bali United menduduki posisi runner-up di Liga 1 2017.
Di musim ini, Widodo sebenarnya tercatat sebagai pelatih kepala Deltras FC yang berkompetisi di Liga 2 2023/2024. Sayang, Deltras gagal promosi dan akhirnya Arema meminangnya sebagai pelatih pengganti Fernando Valente.
Widodo secara perlahan membawa Arema untuk membuka asa lolos dari jerat degradasi. Sayangnya, tim Singo Edan kini masih berada di zona merah dengan menduduki posisi ke-16 mengoleksi 31 poin dalam 30 laga.
Persebaya Surabaya
Sedangkan Persebaya juga mengalami banyak pergantian pelatih. Belum semusim, mereka sudah dua kali melakukan pergantian pelatih. Ada Aji Santoso, Josep Gombau, dan kini di tangan Paul Munster.
Dalam setiap pergantian pelatih, ada Uston Nawawi yang jadi caretaker dalam jeda pergantian antarpelatih. Uston juga kini masih konsisten menjabat asisten pelatih sejak 2020 hingga sekarang.
Paul Munster sendiri cukup berpengalaman dengan menangani Bhayangkara pada 2019-2022. Kini, dia menjadi pelatih Persebaya ditunjuk sejak 4 Januari 2024 dan sudah menemani Bajul Ijo dalam delapan pertandingan.
Hasilnya cukup baik, yakni hanya tiga menang, empat seri, dan satu kalah. Sayangnya, Persebaya hanya memasukkan tujuh gol dalam delapan laga. Angka itu tentu tidak terlalu baik untuk tim yang berjuang merangsek ke papan atas.
Secara keseluruhan, gaya taktik yang coba dimainkan Paul Munster belum terlalu terlihat bahwa mereka bisa bermain agresif. Persebaya masih memiliki problem dalam penyelesaian akhir.
Tapi, urusan pertahanan jadi lebih baik sejak di bawah arahan Paul Munster. Dalam delapan laga itu, Persebaya hanya kebobolan lima gol saja. Menariknya, tim asal Kota Pahlawan itu juga membukukan empat clean sheet.
Persikabo 1973
Persikabo juga termasuk tim yang banyak melakukan pergantian pelatih. Di awal musim, mereka berada di bawah kendali Aidil Sharin Sahak, tapi memutuskan mundur setelah pekan keempat atau pada 23 Juli 2023.
Salvador Rodriguez kemudian datang menggantikan peran Aidil Sharin Sahak bersama Persikabo 1973. Kebersamaannya tidak lama karena kehilangan jabatan itu pada 15 Agustus 2023 dan dipindah menjadi direktur teknik.
Siapa penggantinya? Adalah Aji Santoso yang baru dua hari resmi dipecat oleh Persebaya langsung menangani tim baru bersama Persikabo. Sayang, dia juga kembali mengalami pemecatan pada 9 Maret 2024 lalu.
Djadjang Nurdjaman lantas ditunjuk sebagai pengganti sejak 12 Maret 2024. Meski sudah tiga kali mengalami pergantian pelatih, Persikabo tetap sial. Mereka jadi tim pertama yang terdegradasi ke Liga 2 karena kini masih berada di dasar klasemen dengan 17 poin.
Bhayangkara FC
Performa Bhayangkara yang terus memburuk di dasar klasemen membuat Emral Abus dipecat memasuki pekan ke-14 atau pada 3 Oktober 2023. Di tanggal yang sama, manajemen menunjuk Mario Gomez sebagai pengganti.
Sosok pelatih asal Argentina itu diharapkan membuat Bhayangkara bisa mentas dari zona merah. Tapi, Mario Gomez rupanya gagal memberikan peningkatan seperti yang dilakukannya bersama Persib Bandung, Arema FC, dan Borneo FC di musim-musim sebelumnya.
Mario Gomez dipecat pada 29 Februari 2024 karena Bhayangkara masih belum bisa keluar dari zona degradasi.
Kini, The Guardian ditangani oleh Gomes de Oliveira dalam kondisi masih di peringkat ke-17 dengan 20 poin.
Persita Tangerang
Tim satu ini juga termasuk yang berjuang menghindari zona degradasi. Di awal musim ada Luis Duran yang menangani Persita. Menariknya, pria asal Chile itu juga merupakan eks pemain Pendekar Cisadane.
Memasuki pekan kesebelas kabar pergantian pelatih muncul dari Persita setelah memecat Luis Duran pada 7 September 2023. Ilham Jaya Kesuma sempat ditunjuk jadi caretaker.
Namun manajemen klub langsung menunjuk Divaldo Alves per 14 September 2023. Sayangnya, pelatih berpaspor Portugal itu mengalami pemecatan pula dengan melepas jabatan pelatih Persita sejak 30 Maret 2024.
Di hari yang sama, manajemen Persita langsung menunjuk kembali Luis Duran yang sempat mereka pecat pada pertengahan musim ini.
Persita kini hanya satu strip di atas zona degradasi alias posisi ke-15 dengan mengoleksi 31 poin, sama dengan Arema.