Bola.com, Jakarta - Musim ini, Bayer Leverkusen menjadi cerita nyata kisah Cinderella yang fenomenal, dengan Xabi Alonso sebagai satu sepatu kaca yang hilang. Mereka bertemu, lalu menghiasi kisah manis sepak bola di Eropa : memastikan juara tanpa terkalahkan!
Kalau ada yang tak percaya idiom ; semua bisa terjadi di sepak bola, lihatlah Bayer Leverkusen. Mereka menjadi yang terbaik di kasta tertinggi Jerman, Bundesliga 2023/2024.
Sebelum musim berjalan atau periode sebelumnya, tak sedikit yang skpetis kalau Bayer bakal mematahkan dominasi dua gurita di sana, Bayern Munchen dan Borussia Dortmund. Tapi kali ini tidak.
Bayer, tim berjuluk Die Werkself itu, mampu melesat dan membuktikan wejangan lawas: bola itu bundar. Artinya, sepak bola bukanlah matematika. Tak ada yang pasti.
Kuncian Maut
Bayer Leverkusen mengunci gelar Bundesliga 2023/2024 setelah melumat Werder Bremen lima gol tanpa balas, Minggu (14/4/2024). Selepas laga, semua hanyut dalam kegembiraan yang teramat sangat. Sejarah telah tergapai.
Berkat kemenangan tersebut, Bayer Leverkusen mengemas 79 poin hasil dari 29 laga. Walhasil, muskyil bagi Bayern Munchen dan Stuttgart mengejar laju Granit Xhaka dkk.
Sukses Bayer Leverkusen tak lepas dari sosok Xabi Alonso. Sang pelatih memang paten dan keren. Ketika datang, Bayer sedang tak baik-baik saja, terpuruk di posisi ke-17 klasemen sementara.
Sempat Sinis
Banyak yang sinis, Alonso bisa mengemban misi suci. Terlebih, dia tak punya banyak pengalaman melatih di level liga teratas. Tapi Alonso bergeming. Dia tetap tenang, setenang penampilannya.
Tak ubahnya seorang pesulap, legenda Liverpool berusia 42 tahun ini tak butuh waktu lama memberikan apa yang selama ini menjadi asa dan doa fans Bayer. Sejak datang pada musim panas 2022, Bayer menjelma menjadi monster yang sangat menakutkan.
Xhaka dkk bertarung tak kenal lelah, pantang menyarah, dan menjadikan setiap laga tak ubahnya partai final. Kini mereka berhasil.
Sensasi Khusus
Menurut Alonso, sensasi yang dipahatnya merupakan buah kerja keras kolektif. “Saya merasa ini bukan hanya untuk kami, ini untuk banyak orang yang telah mengejar impian selama bertahun-tahun,” kata Alonso, kepada ESPN.
Apa kiat sukses Alonso? "Konsistensi, kualitas permainan kami sepanjang musim, kami mendapatkan gelar ini. Itu tidak mudah bagi kami untuk menjalaninya setiap hari. Namun, semua faktor membuat kami percaya. Ini tim yang luar biasa, semua pemain bekerja sangat keras, bahkan para pemain muda," jelas Alonso.
Berbekal gelar ini pula, Bayer Leverkusen tak lagi memikul julukan spesial runner-up, sesuatu yang sangat mengganggu tidur malam mereka. Sejak berdiri pada 1904, Bayer Leverkusen lima kali nyaris memenangkan gelar Bundesliga, yakni musim 1996/1997, 1998/1999, 1999/2000, 2001/2002, serta 2010/2011.
Sudah Berakhir
Kutukan berakhir sudah. Saatnya menegakkan kepala lalu membusungkan dada. “Ini adalah hari terbaik dalam sejarah klub,” kata Nathan Tella, gelandang Bayer asal Nigeria.
Hari terbaik pantas dirayakan karena mimpi telah menjadi kenyataan, meski harus menunggu sekian purnama. Terbukti sudah, tak ada yang mustahil bagi orang yang percaya.
"Kami tidak pernah menyangka hal ini akan terjadi, kami berharap, namun tidak pernah terpikir akan terjadi," sebut seorang suporter di antara ribuan suporter yang menyemut di BayArena. Selamat Bayer, luar biasa Alonso. Fans berpesta, bir di mana-nama. Reguk. Angkat gelas tinggi-tinggi.
Sumber : ESPN
Baca Juga
Kejutan, Kode Keras Erick Thohir Tegaskan Rela Mundur dari Ketum PSSI, jika...
Panas Usai Dihajar Jepang, Ini 5 Hot News Timnas Indonesia yang Bikin Perasaan Fans Campur Aduk : Curhat Kevin Diks sampai Ancaman Evaluasi
Bikin Geger, Pengakuan Shin Tae-yong dan Sindiran Keras Malaysia Setelah Timnas Indonesia Disikat Jepang, Ini 5 Hot News Tim Garuda