Bola.com, Gianyar - Seharusnya laga Bali United kontra Bhayangkara FC bisa berlangsung sangat seru di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Namun hal tersebut sedikit buyar karena Bhayangkara FC sudah memastikan diri terdegradasi dari BRI Liga 1 2023/2024 sebelum pertandingan.
Hal ini karena Persita Tangerang menahan imbang tuan rumah Persik Kediri dengan skor 1-1. Dengan 33 poin, Bhayangkara FC sudah tidak mungkin mengejar perolehan poin dari Persita meskipun menang dalam tiga pertandingan terakhir.
Pertandingan melawan Bali United berjalan sengit. Bhayangkara FC tidak mau kalah begitu saja dan bahkan unggul lebih dulu melalui gol Anderson Salles sebelum Bali United membalas dua gol kemenangan.
==
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sempat Superior
Kekalahan tentu menyakitkan, tapi lebih menyakitkan lagi karena terdegradasi. Bayangkan, Bhayangkara FC dalam beberapa musim terakhir ada di papan atas. Bahkan Liga 1 2017 meraih gelar juara meskipun kontroversial yang menyebabkan ada dendam dari Bali United hingga saat ini.
Di Liga 1 2018, The Guardian ada di posisi ketiga klasemen akhir. Semusim berikutnya ketika Bali United juara, ada di posisi keempat. Di BRI Liga 1 2021/2022, posisi mereka kembali naik ke peringkat klasemen akhir.
Di musim lalu, performa Bhayangkara FC mengalami penurunan dan bertengger di posisi ketujuh sebelum akhirnya mencapai anti klimaks dengan terdegradasi ke Liga 2 musim depan.
Larut dalam Kesedihan
Sedih, itulah yang dirasakan Wahyu Subo Seto. Ia menjadi salah satu pemain terlama bersama Bhayangkara FC yaitu sejak tahun 2014 saat masih bernama Surabaya United.
“Perasaan sedih mas. Saya disini pernah menjadi juara. Bermusim-musim kami ada di papan atas. Tapi sekarang kami degradasi. Perasaan saya jelas sangat sedih sekarang,” ucapnya usai pertandingan menghadapi Bali United.
Bagi Wahyu Subo Seto, Bhayangkara FC menjadi keluarganya. Ia pun tidak memikirkan akan hengkang ke klub lain. Dengan tegas pemain berusia 30 tahun tersebut akan setia bersama Bhayangkara FC meskipun bermain di Liga 2 atau apapun yang akan terjadi kedepannya.
“Di sini bagi saya sudah seperti keluarga sendiri. Kedepannya, saya akan tetap setia bersama Bhayangkara FC. Entah di Liga 2 atau nanti di Liga 1. Saya akan tetap di Bhayangkara FC.
Gonta-Ganti Nama
Bhayangkara FC sendiri sebelumnya dianggap sebagai 'klub siluman' karena berganti-ganti nama dan lisensi. Awal mula terbentuknya Bhayangkara FC yang sekarang bernama Bhayangkara Presisi Indonesia FC adalah Persikubar Kutai Barat.
Persikubar Kutai Barat langsung berubah identitas menjadi Persebaya Surabaya di Divisi Utama 2011/2012. Sedangkan Persebaya 1927 yang merupakan yang asli, bermain di ISL. Berganti nama beberapa kali hingga akhirnya menjadi Bhayangkara Presisi Indonesia FC hingga saat ini.