Bola.com, Jakarta Laga BRI Liga 1 2023/2024 tinggal menyisakan dua pekan lagi. Persaingan antarklub kian ketat, baik perebutan posisi empat besar maupun menghindari ancaman degradasi.
Rivalitas di antara para penyerang dalam perebutan trofi Sepatu Emas sebagai mahkota bagi topskorer musim ini juga sangat sengit. Namun hingga pekan ke-32, posisi the big five dikuasai para bomber asing.
Striker Persib asal Brasil, David da Silva, memimpin dengan 25 gol. Berikutnya disusul Alex Martin (Dewa United/20), Flavio Silva (Persik/20), Junior Brandao (Bhayangkara FC/16), dan Gustavo Almeida (Persija/15).
Dominasi striker asing di BRI Liga 1 sebuah kewajaran karena mereka memang punya kualitas di atas rata-rata dan jumlah menit bermain lebih banyak ketimbang para penyerang lokal.
Krisis No 9
Pemain impor ini juga jadi tumpuan utama klub demi mendongkrak produktivitas meraih prestasi di kompetisi. Ini juga hal lumrah di era profesionalisme dan industrialisasi sepak bola.
Namun misi tersebut berdampak negatif meredupnya tukang gedor lokal. Tak pelak lagi, mereka seolah menjadi tamu di negeri sendiri. Di antara penyerang lokal, nama Stefano Lilipaly paling produktif dengan koleksi 11 gol dan 15 assist.
Gol milik pemain naturalisasi ini tak mencapai separuh dari koleksi David da Silva. Apalagi perolehan striker lokal murni yang sepertiga dari sang pimpinan topskorer sementara saat ini.
Dampak ke Timnas
Yandi Sofyan (Persikabo 1973) dan Dedik Setiawan (Arema FC) masing-masing punya sembilan gol. Diikuti striker Persis Solo anggota Timnas Indonesia U-23 yang sedang tampil di Piala Asia U-23 Qatar, Ramadhan Sananta dan Malik Risaldi (Madura United) dengan delapan gol.
Sedangkan dua pemain 'mungil' M. Khanafi (Persik) dan Egy Maulana Vikri menyusul dengan tujuh dan enam gol. Minimnya striker lokal tajam ini berdampak serius terhadap kesuburan Timnas Indonesia Senior dan U-23 yang sedang berjuang di level Internasional.