Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 menorehkan prestasi tidak biasa di tahun 2024. Tim Garuda Muda berhasil melaju ke babak perempat final ajang Piala Asia U-23 2024 di Qatar.
Timnas Indonesia U-23 menjadi runner-up Grup A dan menemani tuan rumah Qatar melaju ke babak delapan besar. Selanjutnya, Marselino Ferdinan dkk. akan menantang tim kuat Korea Selatan untuk berebut tiket ke semifinal, Jumat (26/4/2024) dini hari.
Sebuah prestasi gemilang bagi seorang Shin Tae-yong. Pelatih asal Korsel yang sudah sejak awal tahun 2020 bekerja sebagai nahkoda Timnas Indonesia senior dan kelompok usia di bawahnya.
Lolosnya Timnas Indonesia U-23 ke perempat final Piala Asia U-23 2024 menghadirkan rekor tersendiri bagi Shin Tae-yong dan juga sepak bola Indonesia. Sebab ini merupakan keikutsertaan pertama dalam sejarah dan langsung menembus babak delapan besar.
Tidak ada salahnya membahas kiprah para pelatih-pelatih yang pernah membsesut Timnas Indonesia. Siapa saja dari sekian pelatih yang cukup awet menjadi nahkoda bahkan sejak masih bernama Hindia Belanda?
==
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Banyak Pelatih dari Luar Negeri
Jika dihitung sejak 1938, atau ketika Timnas Indonesia ikut Piala Dunia dengan nama Hindia Belanda, sudah ada sedikitnya 40 pelatih yang pernah membesut Merah Putih, termasuk Shin Tae-yong.
Johannes Christoffel van Mastenbroek tercatat sebagai pelatih pertama Timnas Indonesia (Hindia Belanda). Tidak diketahui secara pasti berapa lama durasinya, namun 13 tahun berselang, sosok asal Singapura, Choo Seng Quee, menjabat sebagai pelatih.
Belanda, di sisi lain, merupakan negara asing paling banyak menyetorkan nama sebagai juru taktik Indonesia. Selain Mastenbroek, ada Wiel Coerver (1975-1976), Frans van Balkom (1978-1979), Henk Wullems (1996-1997), Wim Rijsbergen (2011-2012), dan Peter Huistra (2015).
Timnas Indonesia bukannya tidak punya 'local pride'. Nama-nama legendaris seperti Erents Alberth Mangindaan, Endang Witarsa, Sinyo Aliandoe, hingga Bertje Matulapelwa pernah menangani Merah Putih. Bahkan tak sedikit yang berprestasi di kancah internasional.
Menariknya, sejak awal tahun 2000, Timnas Indonesia sering memercayakan jabatan pelatih kepada sosok asing. Ivan Kolev dari Bulgaria cukup dihormati publik Tanah Air saat menjabat pada 2002-2004 dan 2007.
Kemudian ada nama Peter Withe yang menjadi pelatih pada 2004-2007, disusul Alfred Riedl, Jacksen F Tiago, Luis Milla, Simon McMenemy, dan yang terakhir adalah Shin Tae-yong. Kebetulan, nama terakhir sedang hangat diperbincangkan, apakah layak dipertahankan atau tidak.
Tangan Dingin STY
Shin Tae-yong berhasil mencetak sejarah dengan mengantarkan Timnas Indonesia senior ke fase 16 besar Piala Asia 2023 untuk kali pertama. Kemudian ditambah prestasi saat ini mengantarkan Timnas Indonesia U-23 ke perempat final Piala Asia U-23 2024.
Pujian mengalir deras dari pencinta Timnas Indonesia seraya berharap agar PSSI mau mempertahankan servisnya dengan menambah durasi masa kerja sang arsitek asal Korea Selatan tersebut. STY, begitu ia akrab dikenal, dianggap mampu menciptakan warna lain di tubuh Skuad Garuda.
Jika bicara prestasi, yang dalam konteks sempit berarti sebuah trofi juara, ada dua sosok yang arguably lebih sukses daripada Shin Tae-yong. Mereka adalah Bertje Matulapelwa dan Anatoli Polosin.
Bertje merupakan pelatih lokal yang menjabat sebagai juru latih Timnas Indonesia pada 1985-1987. Relatif singkat, tetapi ada trofi yang ia berikan buat Tanah Air.
Pelatih kelahiran Ambon yang meninggal pada 9 Juli 2002 itu bagi sebagian masyarakat Tanah Air dicap sebagai pelatih lokal tersukses, lagi-lagi jika bicara prestasi atau trofi juara. Bertje mengantar Tim Garuda meraih medali emas SEA Games 1987 di Jakarta dan perunggu pada SEA Games 1989 di Malaysia.
Sementara Anatoli Polisin, pelatih asal Rusia (Uni Soviet), juga sukses memberikan emas pada SEA Games 1991. Sayang, setelah itu ia tak lagi menangani Timnas Indonesia.
Kiprah Pelatih Lain
Selain dua pelatih tersebut, sebenarnya ada nama Antun Pogacnik, pelatih Yugoslavia yang memimpin Tim Garuda pada 1954 hingga 1963. Setelah membawa Timnas Indonesia jadi semifinalis Asian Games 1954 dan melangkah hingga perempat final Olimpiade 1956 di Melbourne, Pogacnik membawa Tim Garuda mempersembahkan medali perunggu Asian Games 1958 untuk Indonesia.
Kemudian ada nama Henk Wullems yang membawa Timnas Indonesia meraih medali perak SEA Games 1997, juga Bernhard Schumm, pelatih asal Jerman yang membawa Tim Garuda meraih medali perunggu pada SEA Games 1999, yang merupakan edisi terakhir tim senior tampil di level SEA Games.
Setelah itu, atau tepatnya SEA Gamaes 2001 di Malaysia, tim sepak bola yang harus mengikutinya adalah tim U-22. Adapun Indra Sjafri sukses memberikan Timnas Indonesia U-22 emas SEA Games setelah 30 tahun lebih absen ke lemari trofi.
Torehan lain Timnas Indonesia adalah menjadi spesialis runner-up di Piala AFF, atau yang pertama kali digelar pada 1996 dengan nama Piala Tiger. Nandar Iskandar, Ivan Kolev, Peter Withe, dan Alfred Riedl adalah pelatih yang membawa Tim Garuda hingga ke partai puncak kejuaraan sepak bola Asia Tenggara itu, di mana Riedl dua kali membawa timnya dua kali mencapai final, yaitu 2010 dan 2016.
Pada 2020, Shin Tae-yong meneruskan 'tradisi' Timnas Indonesia sebagai raja runner-up setelah tim yang dibawanya melaju sebagai finalis. Sayang, Merah Putih kandas dengan agregat 2-6 dari Thailand.
STY Bakal Stay?
Baru-baru ini muncul sinyal kuat bahwa Shin Tae-yong berpotensi diprpanjang kontraknya menukangi Timnas Indonesia. Ketua PSSI, Erick Thohir, mendatangi ruang ganti Timnas Indonesia U-23 setelah berhadapan dengan Timnas Yordania U-23 di Piala Asia U-23 2024 Qatar. Ada apa?
Erick Thohir mengucapkan selamat kepada Timnas Indonesia U-23 yang berhasil lolos ke babak delapan besar Piala Asia U-23 setelah menjadi runner-up Grup A.
Selain itu, Shin Tae-yong juga bertanya kepada para pemain terkait masa depan Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia U-23. "Jadi, pelatih bertahan dengan kita?" ucap Erick Thohir dalam akun Instagramnya, @erickthohir, Senin (22/4/2024).
Erick Thohir lalu memeluk Shin Tae-yong. Dengan heboh, para pemain Timnas Indonesia U-23 meneriakkan nama arsitek asal Korea Selatan itu. "Shin Tae-yong! Shin Tae-yong!".
Sebelumnya STY menyinggung soal kemungkinan perpanjangan kontrak hingga 2027 setelah lolos ke babak delapan besar Piala Asia U-23 2024 Qatar. PSSI memang berencana untuk menambah masa bakti Shin Tae-yong selama tiga tahun lagi asalkan arsitek asal Korea Selatan itu bisa memenuhi dua target pada tahun ini.
"Kami sedang memikirkannya dan itu adalah hal yang perlu saya dan PSSI mempertimbangkannya dengan matang," ujar Shin Tae-yong.
Kontrak empat setengah tahun Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia dan timnas U-23 akan berakhir dalam hitungan bulan sebelum kedaluwarsa pada akhir Juni 2024.
Pelatih-pelatih yang Punya Periode Lama Membesut Timnas Indonesia
1. Antun Pogacnik 1954-1964
2. E.A. Mangindaan 1966-1970
3. Anatoli Polosin 1987-1991
4. Ivan Kolev 2002-2004, 2007
5. Peter Withe 2004-2007
6. Alfred Riedl 2010-2011, 2013-2014, 2016
7. Shin Tae-yong 2020- ?
Baca Juga
Kekasih Kabarkan Hokky Caraka Dilarikan ke IGD Setelah Bela Timnas Indonesia Vs Filipina: Pipi Luka Dalam, Dijahit, Demam, Menggigil
Efek Nataru, Timnas Vietnam Harus Dibagi Dua Kloter setelah Menjalani Leg Pertama Semifinal Piala AFF 2024
Tangan Kanan Shin Tae-yong Ungkap Timnas Indonesia Akan Evaluasi, Minta Pemain Rasakan Kekurangan di Piala AFF 2024: Harus Bisa Memperbaiki