5 Pesepak Bola yang Terjerat Kasus Narkoba: Ada yang Sampai Jadi Mafia Narkotika Eropa Cabang Inggris

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 20 Agu 2024, 08:45 WIB
Penampilan apik Adrian Mutu saat bermain di Serie A membuatnya direkrut Chelsea. Namun setelah berada di Stamford Bridge, pemain asal Rumania ini tak pernah bisa memberikan performa maksimal untuk The Blues. (AFP/Adrian Dennis)

Bola.com, Jakarta - Pesepak bola profesional dituntut untuk terus menjaga kondisi fisik prima. Namun sayang, ada banyak pemain yang justru salah langkah dengan melakukan penyalahgunaan narkoba.

Narkoba dibagi ke banyak golongan, mulai dari yang sifatnya ringan, sampai yang berimbas pada kasus kriminal berat. Beberapa pesepak bola seperti Paul Pogba, Abel Xavier, sampai Jaap Stam pernah dihukum karena menggunakan zat-zat terlarang.

Advertisement

Umumnya, para pesepak bola menggunakan zat yang tergolong obat-obatan terlarang untuk meningkatkan stamina. Nandrolone misalnya, dilarang oleh seluruh otoritas olahraga karena bisa menambah performa seorang atlet secara signifikan.

Tuntutan untuk selalu menunjukkan performa maksimal membuat banyak pesepak bola 'khilaf' dan mengambil jalan singkat yakni dengan mengonsumsi zat-zat terlarang. Bahkan, karena tekanan dari banyak sisi, tidak jarang pemain yang terlalu offside.

Kali ini Bola.com mengulas beberapa pesepak bola yang ketahuan mengonsumsi narkoba, termasuk yang akhirnya menjadi mafia pengedar narkotika.

--

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Diego Maradona

Diego Maradona. Gelandang Argentina yang wafat di usia 60 tahun pada 25 November 2020 ini mengoleksi 21 Caps dalam 4 edisi Piala Dunia (1982, 1986, 1990, 1994). Menorehkan 8 gol dan 8 assist, prestasi terbaiknya adalah menjadi juara pada edisi 1986 mengalahkan Jerman 3-2. (AFP/Staff)

Penggunaan narkokita jenis kokain oleh Maradona sudah menjadi rahasia umum setelah ia dinyatakan positif menggunakannya saat berada di Napoli pada tahun 1991.

Pemain Argentina itu bangkit kembali, namun kembali terlibat masalah narkoba beberapa tahun kemudian ketika ia dinyatakan positif menggunakan efedrin pada Piala Dunia 1994.

Akibatnya, dia dikeluarkan dari turnamen oleh Argentina, mengakhiri karier internasionalnya dengan cara yang memalukan dan menandai awal dari akhir karier bermainnya.

 

3 dari 6 halaman

Quincy Promes

Pemain Skotlandia, Andrew Robertson (kiri) berebut bola dengan pemain Belanda, Quincy Promes pada laga persahabatan di Pittodrie, Aberdeen, Skotlandia (9/11/2017). Belanda menang 1-0. (Andrew Milligan/PA via AP)

Pemain sepak bola profesional Belanda Quincy Promes dinyatakan bersalah atas tuduhan perdagangan kokain oleh Pengadilan Negeri Amsterdam pada hari Rabu. Pengadilan memvonisnya enam tahun penjara.

Rekan tergugatnya, Marylio V., juga dihukum atas tuduhan yang sama, serta pencucian uang. Marylio V. juga dijatuhi hukuman enam tahun penjara.

Pengadilan melihat cukup bukti bahwa Promes memainkan peran penting dalam memperdagangkan dua pengiriman kokain pada awal tahun 2020. Bukti yang memberatkannya termasuk pesan di layanan pesan terenkripsi Sky ECC, di mana Promes, menggunakan nama Fantasma, membahas pembayaran dan pengiriman pengambilan ke pelabuhan Antwerpen untuk mengambil kokain dari kontainer.

Quincy Promes bersalah dalam perdagangan narkoba dan dijatuhi hukuman 6 tahun penjara.

 

4 dari 6 halaman

Adrian Mutu

Adrian Mutu ketika memperkuat Fiorentina menghadapi Liverpool di Liga Champions pada 29 September 2009 di Artemio Franchi, Florence. AFP PHOTO/FABIO MUZZI

Adrian Mutu digadang-gadang menjadi superstar di Chelsea, alias menjadi andalan manajer Claudio Ranieri. Namun, di saat Chelsea makin menguat, karier mutu malah terjerembab.

Pada 2004 saat manajer baru Chelsea Jose Mourinho tiba, Mutu sudah kena masalah. Dia bertengkar dengan Mourinho terkait kebugaraannya. Mourinho meradang karena kondisi kebugaran Mutu jauh dari ideal dan bermasalah dengan kedisiplinan.

Nasib Mutu makin nahas setelah dinyatakan positif menggunakan kokain. Chelsea sangat meradang mendapati ulah Mutu tersebut.

The Blues tanpa ragu memecat sang pemain. Adrian Mutu juga harus membayar ganti rugi ke Chelsea senilai 17 juta euro karena melanggar kontrak. Mantan pemain Parma itu juga kena skorsing dari FA selama tujuh bulan, sehingga tak bisa bermain hingga 17 Mei 2005.

 

5 dari 6 halaman

Mark Bosnich

2. Mark Bosnich - Kehadiran Peter Schmeichel membuatnya angkat kaki dari Manchester United. Sempat pulang ke Australia, kemudian tampil memukau bersama Aston Villa, membuat Sir Alex Ferguson memanggilnya pulang. (www.footballstar.co)

Karier Mark Bosnich sempat mengundang kontroversi, seperti pelanggaran aneh pada Jurgen Klinsmann yang lebih mirip dengan UFC. Namun, sebenarnya dia sangat istimewa. Contohnya kala Bosnich membantu Aston Villa meraih Piala Liga pada 1993/94 dan 1995/96.

Bosnich kemudian pindah ke Manchester United pada 1999, dan seharusnya menjadi penerus Peter Schmeichel. Meskipun musim pertama dimulai dengan baik, hal-hal segera menjadi buruk saat MU kedatangan Fabien Barthez.

Akhirnya, Bosnich dilepas ke Chelsea dengan status bebas transfer pada Januari 2001. Seharusnya dia masih berada di posisi prima mengingat masih berusia 29 tahun, cukup muda untuk kiper.

Masalah dengan kebugarannya membuat dia keluar sampai 2001/02. Saat kembali, Bosnich dinyatakan positif kokain dan dilarang bermain sembilan bulan serta dipecat oleh Chelsea. Dari sana, pemain asal Australia itu tidak terkendali dan benar-benar kecanduan kokain.

Dia bahkan sampai pada titik menghabiskan sekitar 5 ribu pound sterling seminggu untuk obat tersebut. Bosnich menghabiskan lima tahun dalam gemerlap kokain dan mengakhiri kariernya dengan hanya 12 laga profesional sebelum pensiun.

 

6 dari 6 halaman

Jamie Cassidy

Mantan pemain sepak bola Liverpool telah dipenjara selama lebih dari 13 tahun karena perannya dalam konspirasi narkoba besar-besaran. Dia dijatuhi hukuman bersama saudaranya Jonathan Cassidy, yang memainkan peran utama dalam mengimpor dan menjual kokain di seluruh Inggris.

Pernah menjadi pencetak gol terbanyak tim muda Inggris, Jamie Cassidy bermain bersama pemain seperti Jamie Carragher dan Michael Owen. Liverpool dibawanya memenangkan FA Youth Cup pada tahun 1996.

Adik laki-laki Cassidy pernah bermain bersama Michael Owen dan Jamie Carragher di tim muda Liverpool FC sebelum cedera "menghancurkan kariernya". Perputaran uang mafia narkotika Eropa cabang Inggris tersebut dikatakan bernilai sekitar £26 juta.

Pria ketiga, Nasar Ahmed, 51 tahun, juga dijatuhi hukuman karena perannya dalam operasi narkoba di Manchester Crown Court. Jonathan Cassidy dan Ahmed keduanya menerima hukuman 21 tahun sembilan bulan penjara.

Ketiga pria tersebut telah ditahan sejak tahun 2020, ketika mereka ditangkap setelah lembaga penegak hukum membobol sistem telepon terenkripsi yang disebut EncroChat. Jonathan Cassidy dan Ahmed sempat mengaku bersalah mengimpor narkoba pada April dan Maret 2020.

Keduanya, bersama Jamie Cassidy, juga mengakui adanya persekongkolan untuk memasok narkoba dan persekongkolan untuk mengalihkan harta benda kriminal.

Berita Terkait