Dua striker dari luar klub Big Six, Chris Sutton (Blackburn Rovers) dan Dion Dublin (Coventry City) mampu menjadi top skor pada Premier League musim 1997/1998 bersanding dengan striker Liverppol, Michael Owen. Ketiganya mampu mencetak 18 gol bagi klubnya masing-masing. Khusus bagi Chris Sutton dan Dion Dublin, keduanya mampu mengungguli raihan gol para pemain klub Big Six, seperti Dennis Bergkamp (Arsenal) dan Andy Cole (Manchester United). (Kolase Foto AFP)
Semusim berikutnya pada 1998/1999, pemain dari luar klub Big Six kembali unjuk kemampuan dengan menjadi top skor di Premier League. Ia adalah Jimmy Floyd Hasselbaink, striker milik Leeds United yang mencetak total 18 gol untuk menjadi yang tertajam di Premier League 1998/1999 bersakding dengan dua pemain dari Klub Big Six, Michael Owen (Liverpool) dan Dwight Yorke (Manchester United). (leedsunited.com)
Pada Premier League musim berikutnya pada 1999/2000 kembali muncul top skor dari pemain di luar klub Big Six, yaitu Kevin Phillips yang membela klub yang baru promosi ke Premier League, Sunderland. Ia sukses memimpin sendirian di puncak top skor dengan torehan 30 gol, mengungguli para striker klub Big Six seperti Duo Manchester United, Dwight Yorke dan Andy Cole serta andalan Arsenal, Thierry Henry. (AFP/PA/Peter Wilcock)
Striker terakhir dari klub di luar Big Six yang mampu menjadi top skor di Premier League adalah striker Leicester City, Jamie Vardy. Momen itu terjadi pada Premier League musim 2019/2020, di mana ia mampu memimpin sendirian di puncak top skor dengan torehan 23 gol. Ia mampu mengungguli para andalan klub Big Six seperti Pierre-Emerick Aubameyang (Arsenal), Raheem Sterling (Man City), Mohamed Salah (Liverpool) dan Harry Kane (Tottenham Hotspur). (AFP/Lindsey Parnaby)