Bola.com, Malang - Isu kurang sedap menerpa Arema FC di pengujung regular series BRI Liga 1 2023/2024. Ada penilaian bahwa Arema FC diuntungkan saat berjuang untuk lepas dari zona degradasi.
Seperti saat menang atas PSM Makassar pada pekan ke-33 BRI Liga 1 2023/2024, Kamis (25/4/2024), ada dua penalti yang didapatkan Arema FC. Tim berjulukan Singo Edan meraih kemenangan 3-2.
Saat ini, Arema FC jadi tim yang paling sering mendapatkan penalti, yakni 14 kali. Posisi kedua soal mendapatkan penalti, Persik Kediri mendapatkan 11 penalti.
Namun, pemain senior Arema FC, Greg Nwokolo, tidak setuju dengan anggapan penalti merupakan bentuk bantuan wasit terhadap timnya.
“Mau gol penalti, atau bunuh diri, itu hasil dari kerja keras tim. Penalti itu diberikan karena lawan melakukan kesalahan," tegas Greg Nwokolo.
"Media juga harus memberi edukasi. Jangan menganggap penalti sebagai hal yang negatif. Kalau dalam satu pertandingan memang ada 4 kali penalti, ya memang harus diberikan,” lanjut pemain Arema FC itu.
Menang karena Kerja Keras
Melihat pertandingan melawan PSM, Greg Nwokolo melihat jika Arema FC menang berkat kerja keras pemain di lapangan. Sebab, mereka sadar jika kolektivitas tim Arema FC di lapangan masih belum konsisten, sehingga mereka mengandalkan stamina dengan berlari sepanjang 90 menit.
“Kami tahu jika masih ada banyak kekurangan. Semua komitmen untuk kerja lebih keras dengan berlari sepanjang laga. Kami pikir, tentang penalti kalau sah, tidak perlu dipertanyakan lagi,” jelas pemain kelahiran Nigeria tersebut.
Lebih lanjut, Greg menambahkan jika Arema FC tidak komplain ketika kiper PSM melanggar Dedik Setiawan pada menit 73'. Pelanggaran yang berujung penalti itu, Greg menyebut jika kiper Reza Arya harusnya diganjar kartu merah.
“Lihat penalti yang kami dapat, harusnya itu kartu merah. Namun, lawan untung hanya dapat kartu kuning dan kami tidak komplain,” terangnya.
Tak Pantas Degradasi
Greg menambahkan Arema seharusnya tidak pantas bersaing di papan bawah BRI Liga 1. Apalagi jika sampai terdegradasi ke kasta kedua.
Singo Edan merupakan salah satu tim besar di Indonesia. Tidak hanya dari capaian prestasi, tapi juga basis suporter yang besar.
“Dari awal bergabung dengan Arema, saya sampaikan kepada teman-teman Arema ini tim besar, tidak pantas bermain di Liga 2. Jadi, semua berkomitmen untuk bisa bertahan di Liga 1," ujar Greg.
Meskipun semua tahu, Arema jadi tim yang paling minim recovery. Terkadang berminggu-minggu tidak bisa bertemu keluarga karena traveling dari pertandingan satu ke berikutnya,” tegasnya.
Risiko sebagai tim musafir memang membuat energi pemain Arema terkurang di perjalanan. Apalagi mereka masih sering berlatih di Malang. Jika menetap di Bali yang sudah dipilih sebagai homebase, butuh dana besar untuk operasional tim.
Baca Juga
Hasil Liga Spanyol: Kylian Mbappe dan Rodrygo Impresif, Real Madrid Bungkam Sevilla dan Geser Barcelona dari Peringkat Kedua
Hasil Liga Inggris: Dipaksa Imbang Everton, Chelsea Gagal Kudeta Liverpool dari Puncak
Hasil Liga Italia: Bang Jay Gacor 90 Menit, Venezia Sikat Cagliari dan Keluar dari Posisi Juru Kunci