Bola.com, Jakarta Manajer Manchester United, Erik ten Hag, berselisih dengan jurnalis setelah timnya menang di Piala FA melawan Coventry Minggu lalu.
Pelatih asal Belanda itu tidak terima dengan pernyataan bahwa kemenangan lewat adu penalti timnya adalah hal yang memalukan. Ten Hag menyebut komentar tersebut tidak etis dan ia juga membela Antony setelah sang winger dikritik karena mengejek pemain Coventry lewat selebrasi setelah kemenangan.
Setelah semifinal Piala FA itu, Manchester United memainkan pertandingan di Wembley dan menang dengan mengalahkan Sheffield United dengan skor 4-2, Kamis dini hari (25/4/2024) WIB. Melawan Sheffield United yang berada di jurang degradasi, Red Devils harus bangkit dari ketertinggalan dua kali pada laga tersebut.
Menjelang pertandingan kandang melawan Burnley pada Sabtu ini, klub mengambil sikap dalam konferensi pers prapertandingan melalui Eri ten Hag. Eks manajer Ajax tersebut enggan menerima pertanyaan dari The Sun, Manchester Evening News (MEN), dan The Mirror, sebagai protesnya terhadap cara liputan mereka.
Setelah kemenangan semifinal, seorang reporter MEN mengunggah di media sosial untuk meminta pemecatan pria berusia 54 tahun itu, tanpa mempedulikan penampilan final timnya.
"Ten Hag tidak bisa bertahan dalam situasi ini. Dia harus pergi secepatnya." tulisnya.
Final Piala FA
Manchester United akan menghadapi Manchester City di final Piala FA di Wembley pada bulan Mei mendatang. Laga tersebut akan menjadi final ketiga dalam dua musim bagi Ten Hag sejak meninggalkan Ajax pada musim panas 2022.
Ten Hag menunjukkan sikap yang tegas minggu ini dengan berargumen bahwa Manchester United seharusnya dipuji atas kesuksesan mereka di piala domestik.
"Kami memiliki kesempatan untuk memenangkan trofi dan itu bagus. Namun, kami tidak puas hanya masuk final, kami ingin memenangkannya dan itulah yang akan kami kejar dan itulah mentalitas kami," ungkap Erik ten Hag.
Klaim Kesuksesan
Selain itu, atas capaian final tersebut, Ten Hag membanggakan rekam jejak kepelatihannya. Menurutnya, ia mampu sukses menjadi manajer selama 10 tahun ini berkat kepiawaiannya mengeluarkan kemampuan terbaik dari setiap skuad yang ia pimpin.
Kendati demikian, perkembangan terbaru justru hanya akan meningkatkan persepsi media bahwa Ten Hag merasa tertekan karena berusaha menghindari peringkat terburuk Manchester United dalam sejarah Liga Inggris.
Posisi terburuk Red Devils terjadi pada masa David Moyes di musim 2013/14, ketika finis ketujuh dan membuat Moyes didepak dari tim.
Pencapaian Musim Ini
Untungnya, kemenangan atas Sheffield memberi Manchester United sedikit napas lega karena membawa tim asuhan Ten Hag berada di posisi keenam.
Namun, ambisi Red Devils untuk lolos ke Liga Champions sudah hampir tidak mungkin. Pasalnya, Manchester United memiliki selisih 13 poin dengan Aston Villa di posisi keempat, meskipun memiliki satu pertandingan lebih banyak. (Rayhan Nur Hakim)
Sumber: Express