Perbandingan Pelatih Timnas Indonesia U-23 dan Uzbekistan di Piala Asia U-23 2024: Shin Tae-yong Unggul Pengalaman

oleh Iwan Setiawan diperbarui 28 Apr 2024, 10:45 WIB
Pelatih Timnas Indonesia U-20, Shin Tae-yong saat menghadapi Uzbekistan U-20 pada laga matchday ketiga Grup A Piala Asia U-20 2023 di Istiqlol Stadium, Fergana, Uzbekistan, Selasa (7/3/2023) malam WIB. (AFC/Tolibjon Kosimov Tokhririvich)

Bola.com, Malang - Timnas Indonesia U-23 menghadapi Uzbekistan di semifinal Piala Asia U-23, Senin (29/4/2024). Laga ini jelas tidak akan mudah bagi Tim Garuda Muda.

Uzbekistan merupakan runner-up Piala Asia U-23 edisi 2022. Saat ini, mereka juga punya statistik hebat. Sejak fase grup hingga perempat final, Uzbekistan selalu meraih kemenangan dan belum pernah kebobolan.

Advertisement

Namun, Timnas Indonesia U-23 juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Pada babak delapan besar, Pratama Arhan dkk. memulangkan Korea Selatan, tim yang juga punya statistik sama seperti Uzbekistan.

Korea Selatan sebelumnya selalu menang tanpa kebobolan. Padahal, Timnas Indonesia U-23 jadi debutan di Piala Asia U-23 2024.

Namun, di balik performa apik Indonesia dan Uzbekistan, tak lepas dari peran sang pelatih. Shin Tae-yong di kubu Timnas Indonesia U-23 dan Timur Kapadze di Uzbekistan. Kedua pelatih ini sebenarnya berasal dari generasi yang berbeda.

Shin Tae-yong bisa dibilang lebih senior dan punya pengalaman lebih banyak di level senior. Pelatih berusia 53 tahun itu pernah memimpin Korea Selatan di Piala Dunia 2018. Selain itu, Shin Tae-yong sudah kenyang pengalaman karena sejak 2014 dia memilih meninggalkan klub dan melatih timnas. 

Sementara Kapadze bisa dibilang masih pelatih muda. Usianya baru berusia 42 tahun, tapi, dia merupakan mantan gelandang Timnas Uzbekistan dengan 103 caps.

Dia baru memulai karier sebagai pelatih pada 2018, yakni sebagai pelatih sementara Timnas Uzbekistan. Artinya, Kapadze sosok yang disegani di negaranya. Baru pensiun sebagai pemain, dia sudah dipercaya menangani Timnas Uzbekistan.

2 dari 3 halaman

Suka Orbitkan Pemain Muda

Pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong mengaku ogah mengecewakan suporter saat timnya menjamu Vietnam dalam laga lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Kamis (21/3/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Shin Tae-yong tak hanya bertugas menangani timnas senior di Indonesia, tapi juga di level kelompok usia.

Namun, ada satu hal yang jadi ciri khasnya; dia suka mengorbitkan pemain muda, seperti Marselino Ferdinan, Pratama Arhan, Ernando Ari, Rizky Ridho dan lainnya.

Mereka pemain yang dibawa dari timnas kelompok usia sampai ke level senior. Padahal usia mereka sampai saat ini masih dibawah 23 tahun.

Ketika terjun di Piala Asia U-23 2023, semua pemain yang dibawa sudah matang. Mereka pernah ditempa menghadapi timnas senior negara lain, termasuk di gelaran Piala Asia senior 2023.

Shin Tae-yong memotong satu generasi pemain di Timnas Indonesia untuk membentuk kerangka tim muda yang bisa eksis dalam durasi waktu lama.

Ternyata, pelatih Uzbekistan juga punya selera yang sama. Namun, Kapadze tidak sampai memotong generasi karena dia lebih sering bertugas sebagai pelatih timnas kelompok usia.

Sejak 2022, dia jadi pelatih Uzbekistan U-23. Dia langsung membawa negaranya jadi runner up Piala Asia U-23. Kabarnya, Kapadze punya kedekatan yang bagus dengan pemain muda.

3 dari 3 halaman

Gaya Agresif dan Menghibur

Timnas Indonesia - Shin Tae-yong (Bola.com/Adreanus Titus)

Jika melihat dari cara bermain yang diterapkan Shin Tae-yong dan Kapadze, sebenarnya hampir mirip. Mereka memperkuat fisik pemain untuk menerapkan cara bermain yang agresif.

Bedanya, Uzbekistan punya materi pemain lebih menunjang, mayoritas punya postur yang kukuh. Ketika lawan menguasai bola, mereka langsung melakukan pressing ketat.

Ini yang membuat gawang mereka belum kebobolan sampai saat ini. Ketika menguasai bola, mereka juga mengandalkan fisik untuk duel dengan lawan.

Sementara Timnas Indonesia U-23 kini punya permainan satu dua sentuhan yang mematikan. Beberapa gol tercipta lewat kolaborasi pemain depan. Ini membuat permainan Indonesia lebih menghibur.

Sayangnya, ada risiko dibalik permainan indah Indonesia. Ketika dapat serangan balik cepat, gawang mereka sering terancam.  

Berita Terkait