Pengamat soal Momen Kontroversial Timnas Indonesia U-23 Vs Uzbekistan: Harus Lapang Dada Terima Keputusan VAR, Toh Kita Pernah Diuntungkan

oleh Hendry Wibowo diperbarui 30 Apr 2024, 08:18 WIB
Wasit Shen Yinhao memberi kartu merah kepada kapten Timnas Indonesia U-23, Rizky Ridho (ketiga kanan) saat menghadapi Uzbekistan U-23 pada laga semifinal Piala Asia U-23 2024 di Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha, Qatar, Senin (29/4/2024). (AFP/Karim Jaafar)

Bola.com, Jakarta - Kekalahan pahit harus dialami Timnas Indonesia U-23 di semifinal Piala Asia U-23 2024. Garuda Muda harus takluk 0-2 dari Timnas Uzbekistan U-23 dalam laga yang digelar di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar, Senin (29/4/2024) malam WIB.

Ada dua kejadian yang sangat mempengaruhi hasil Timnas Indonesia U-23 kontra Timnas Uzbekistan U-23 di semifinal Piala Asia U-23 2024. Dua kejadian itu dipengaruhi oleh VAR.

Advertisement

Kejadian pertama adalah dianulirnya gol Muhammad Ferarri. Kemudian kartu merah langsung yang diterima sang kapten Timnas Indonesia U-23, Rizky Ridho.

Selasa (30/04/2024) pagi WIB, Bola.com menghubungi pengamat sepak bola Kesit B Handoyo terkait kontroversi VAR di laga Timnas Indonesia U-23 versus Uzbekistan. Apa katanya? Yuk scroll ke bawah untuk membacanya.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

Harus Berlapang Dada

Menurut Kesit, semua keputusan pada pertandingan sepak bola yang diakhiri VAR memang debatable alias bisa diperdebatkan. Tapi buatnya apapun keputusan VAR semua pihak harus mau menerimanya.

Apalagi khusus Timnas Indonesia U-23 di ajang Piala Asia U-23 2024, Kesit menyebut Garuda Muda pernah diuntungkan oleh keputusan VAR. Dia menunjuk partai perempat final kontra Korea Selatan U-23.

"Artinya begini, apakah VAR itu merugikan atau menguntungkan, toh kita harus menerima. Kita jangan cuma ketika dirugikan saja, kita juga pernah diuntungkan VAR," kata Kesit.

"Seperti saat melawan Korea. Paling krusial penalti Justin Hubner diblok kiper lawan, mereka sudah merayakan. Ternyata VAR menunjukkan ada pergerakan dari kiper Korea sebelum Hubner menendang. Penalti diulang dan Hubner cetak gol."

"Gol Korea di awal pertandingan juga dianulir VAR. Kita pernah merasa diuntungkan dan dirugikan VAR. Paling penting kita harus berlapang dada."

"Apapun keputusan VAR harus kita terima. Jangan kemudian karena kita dirugikan, kita lupa pernah diuntungkan," tambahnya.

 

3 dari 3 halaman

Insiden Witan

Pemain Uzbekistan U-23, Ulugbek Khosimov (kiri) menguasai bola dibayangi pemain Timnas Indonesia U-23, Witan Sulaeman pada laga semifinal Piala Asia U-23 2024 di Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha, Qatar, Senin (29/4/2024). (AFC)

Lebih lanjut keputusan wasit dan VAR yang layak dipertanyakan pada pertandingan Indonesia versus Uzbekistan adalah pelanggaran terhadap Witan Sulaeman di babak pertama. 

Pasalnya wasit sempat melihat VAR untuk memastikan apakah tekel terhadap Witan terjadi di dalam atau luar kotak penalti. Namun secara mengejutkan wasit justru memberikan bola kepada Uzbekistan. 

"Kita menganggap ada tekel, wasit sudah menilai ada pelanggaran. Kemudian cek VAR, bayangan kita wasit ingin memutuskan apakah itu penalti atau bukan. Okelah hasilnya pelanggaran terjadi di luar kotak penalti, tapi lucunya wasit memutuskan drop ball buat Uzbekistan," Kesit memberikan analisis.   

"Kesimpulannya wasit salah dalam memutuskan pelanggaran terhadap Witan dan bola itu mungkin dianggap keluar. Lalu jika bola itu dianggap keluar, kenapa enggak goal kick, malah drop ball." 

"Ini yang masih jadi tanda tanya saya, kenapa jadi drop ball," tambahnya. 

Kesit turut mengajak Timnas Indonesia U-23 melupakan kekalahan dari Uzbekistan. Karena anak asuh Shin Tae-yong punya pertandingan penting di perebutan posisi 3 melawan Irak.  

Berita Terkait