Manchester City dan MU Kali Ini Kompak untuk Urusan Duit, Ada Apa Nih : Mata Duitan atau Pembagian Rezeki ?

oleh Choki Sihotang diperbarui 30 Apr 2024, 14:33 WIB
Reaksi pemain Manchester United Raphael Varane (tengah) saat Erling Haaland (kanan) dan Phil Foden merayakan gol ketiga Manchester City pada pertandingan sepak bola Liga Premier Inggris di Stadion Etihad, Manchester, Inggris, Minggu, 3 Maret 2024. (AP Photo/Dave Thompson)

Bola.com, Jakarta - Nuansa berbeda terjadi dengan Manchester City dan Manchester United. Tumben, kedua tim raksasa Liga Inggris ini kompak. Ternyata, semua itu berkaitan dengan sisi finansial.

Seperti diketahui, penyelenggara Liga Inggris siap mengimplementasikan beberapa rencana tentang keuangan. Misalnya, ada kemungkinan meloloskan batasan pengeluaran klub. Artinya, operator sepakat jika arus kas keluar disetarakan dengan pengeluaran skuad.

Advertisement

Berdasarkan kesepakat hak siar televisi terbaru saja, Liga Inggris bernilai sekitar 1,28 miliar pounds per musim. Situasi itu berdampak kepada biaya transfer dan gaji pemain secara besar-besaran.

Pada satu sisi, hal tersebut menimbulkan kesenjangan antara tim-tim di papan atas dan zona bawah yang terus meningkat. Oleh karena itulah, rancangan peraturan baru membuat publik bisa melihat perubahan dalam cara membelanjakan uang.

 

2 dari 6 halaman

Wawasan Baru

Selebrasi striker Manchester United, Rasmus Hojlund setelah mencetak gol pertama timnya ke gawang Aston Villa pada laga pekan ke-24 Premier League 2023/2024 di Villa Park, Birmingham, Minggu (11/2/2024). (AP Photo/Rui Vieira)

Sky News merilis, klub-klub saat ini sedang memperdebatkan penerapan peraturan penghitungan keuangan. Satu di antara langkah yang diusulkan adalah membatasi pengeluaran untuk transfer dan gaji hingga lima kali lipat dari pengeluaran klub dengan pendapatan terendah.

Contohnya, musim lalu Southampton memperoleh hadiah uang sebesar 103,6 juta pounds dan uang tunai dari siaran. Akibatnya, berdasarkan proposal ini, jumlah maksimum yang secara teoritis dapat dibelanjakan klub adalah 518 juta pounds.

Pembatasan ini merupakan bagian dari pengendalian keuangan agar setiap klub semakin sehat dari sisi finansial. Jika ada tim yang melanggar, akan menerima hukuman, dengan minimal pengurangan poin.

 

3 dari 6 halaman

Lanskap Keuangan

Pemain Manchester United Marcus Rashford (kiri) berselebrasi dengan Alejandro Garnacho setelah mencetak gol kedua timnya ke gawang Aston Villa pada putaran ketiga Carabao Cup. MU menang menang 4-2 di Old Tafford, Manchester, Inggris, Kamis (11/11/2022) dini hari WIB. (AP Photo /Dave Thompson)

Perubahan yang diusulkan bertujuan untuk menciptakan lanskap keuangan yang lebih adil dalam liga. Tentu saja, mencegah kesenjangan pengeluaran yang berlebihan antarklub.

Namun penerapan langkah-langkah tersebut memerlukan pertimbangan dan kesepakatan yang matang di antara seluruh klub yang terlibat. Situasi keuangan dan aspirasi unik setiap klub harus diperhitungkan untuk memastikan peraturan tersebut efektif dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

Meskipun banyak klub mungkin mendukung gagasan seperti itu, hal ini ditanggapi dengan skeptis oleh beberapa pemain. “Kami jelas akan menunggu untuk melihat rincian lebih lanjut dari proposal spesifik ini, tapi kami selalu jelas bahwa kami akan menentang tindakan apa pun yang akan memberikan batasan ‘keras’ pada gaji pemain," ucap sebuah sumber PFA (Asosiasi Pemain Profesional).

 

4 dari 6 halaman

Mayoritas Oke

Sebenarnya, proposal di atas dukungan dari mayoritas klub Liga Inggris. Namun, ada tiga tim yang menolak, yakni Manchester city, Manchester United dan Aston Villa. Sayang, belum ada penjelasan rinci tentang penolakan tersebut.

Selain itu, Chelsea memilih untuk abstain dalam pemungutan suara. Pasukan Mauricio Pochettino dan Pep Guardiola saat ini terlibat dalam kontroversi FFP mereka sendiri. Meskipun mereka belum dihukum, kedua klub menghadapi dakwaan serius dari Liga Inggris, dengan yang terakhir dituduh melakukan sebanyak 115 pelanggaran ringan.

 

5 dari 6 halaman

Titik Menarik

Berkat hasil ini, Aston Villa masih tertahan di peringkat empat klasemen dengan poin 67. (Nick Potts/PA via AP)

Menariknya, keputusan Chelsea untuk abstain bisa dilihat sebagai upaya tidak terdeteksi. Jika peraturan sudah diberlakukan musim lalu, Chelsea akan gagal mematuhinya karena pengeluaran yang berlebihan di bawah pemilik baru Todd Boehly.

Sejak pengusaha asal AS itu mengambil alih Chelsea, kubu Stamford Bridge telah menghabiskan lebih dari 1 miliar pounds untuk pembelian pemain. Jumlah ini melebihi besaran total uang yang bisa mereka keluarkan berdasarkan pendapatan Southampton.

Sumber : Givemesport

6 dari 6 halaman

Perseteruan Panas sampai Akhir

Berita Terkait