Bola.com, Jakarta - Anggota Satgas Independen Antimafia Bola, Akmal Marhali, buka suara terkait kecurigaan netizen ketika Madura United dan Arema FC bermain imbang 0-0 dalam pekan ke-34 BRI Liga 1 2023/2024.
Berlaga di Stadion Gelora Bangkalan, Bangkalan, pada Selasa (30/5/2024) sore WIB, beredar narasi yang berkembang di media sosial bahwa kedua kesebelasan bermain aman.
Pada menit ke-73, Madura United harus bertanding dengan sepuluh pemain. Sebab, tim berjulukan Laskar Sapeh Kerrab itu kehilangan Novan Setya Sasongko yang mendapatkan kartu kuning kedua.
Hasil seri ini membuat Madura United lolos ke championship series BRI Liga 1 karena PSIS Semarang kalah dari Persija Jakarta. Sementara, Arema FC selamat dari degradasi lantaran RANS Nusantara FC takluk dari PSM Makassar.
Penjabaran Satgas Independen Antimafia Bola
"Ini persepsi saya, yang termasuk persepsi masyarakat juga. Bukan cuma pekan ke-34 saja, misalnya dari pekan ke-31. Kita pasti berpersepsi ada main mata untuk partai-partai tertentu, yang menghindari degradasi maupun yang mau masuk ke championship series," ujar Akmal ketika dihubungi Bola.com, Rabu (1/5/2024).
"Pasti orang akan menganggap bahwa ada main mata, kemudian ada liga tolong-menolong istilahnya begitu. Persepsi-persepsi ini harus diterima sebagai kritikan terhadap perjalanan kompetisi kita. Bukan cuma saat ini, tahun-tahun sebelumnya persepsi-persepsi ini selalu muncul di mata publik."
"Karena publik ingin sepak bola berjalan sehat, bersih, kompetitif, profesional, dan bermartabat. Itu keinginan kita. Kecurigaan-kecurigaan semua itu muncul karena ekosistem sepak bola yang tidak sehat. Itu harus menjadi bahan pelajaran sekaligus evaluasi dan koreksi baik oleh PSSI maupun PT Liga Indonesia Baru bagaimana nanti ke depan membangun sistem kompetisi yang baik, sehat, dan profesional."
"Persepsi-persepsi ini, misalnya ada kecurigaan Laga Madura United melawan Arema FC atau laga yang lainnya harus direspons secara positif, tapi tidak juga bisa juga memvonis atau mengecap hingga menyatakan dengan kepastian bahwa ini terjadi pengaturan skor atau terjadi main mata. Tetap, kita harus mencari dan melihat secara objektif terhadap apa yang terjadi di lapangan," jelas Akmal.
Kecurigaan sejak Pekan ke-31
Kekhawatiran kompetisi berjalan tidak sehat mulai muncul pada pekan ke-31 ketika hasil-hasil ajaib lahir yang bersinggungan dengan persaingan masuk championship series dan keluar dari zona degradasi.
"Namun tetap, kasus-kasus semacam ini, dugaan-dugaan ini harus tetap kami lakukan penelitian secara khusus. Apakah benar kemudian ini terjadi main mata? Apakah benar ini kemudian terjadi tolong-menolong untuk menyelamatkan tim-tim tertentu?" ungkap Akmal.
"Saya katakan lagi bukan cuma pekan ke-34, dari pekan ke-31 ada kecurigaan juga dengan skor-skor yang besar, dengan hasil-hasil yang tidak terduga. Misalnya tuan rumah yang tiba-tiba kalah walaupun secara permainan misalnya, kita bisa menilai harusnya mereka menang. Kecurigaan-kecurigaan dari publik ini kami tangkap sebagai keresahan. Karena itu, kami mempelajari semua hasil sejak pekan ke-31."
"Kami teliti dan mendalami apa yang disampaikan oleh publik. Tapi, kami tidak langsung bisa menyatakan bahwa ini main mata atau tidak kalau tidak kami temukan bukti-bukti konkretnya. Karena untuk kasus misalnya, match fixing, pengaturan skor, tolong-menolong, dan main mata, ini dalam ranah Satgas Independen Antimafia Bola kaitannya dengan hukum positif maka yang kami harus utamakan adalah bukti-bukti," ungkapnya.
Lakukan Pendalaman
Di akhir musim, Madura United yang menempati posisi keempat, unggul satu poin atas Dewa United. Sedangkan Arema FC di peringkat ke-15, berselisih tiga angka atas RANS Nusantara FC.
"Karena itu, misalnya kami melakukan pendalaman, tapi kalau masyarakat mempunyai bukti-bukti yang bisa mengidentifikasi kasus ini benar-benar main mata, benar-benar pengaturan skor, maka kami akan sangat berterima kasih sekali kepada publik," jelas Akmal.
"Kalau mungkin ada yang mau menjadi saksi atau mendapatkan di dalam perjalanan menuju pertandingan, di saat pertandingan atau setelah pertandingan, mereka mendapatkan bukti-bukti bahwa ini pengaturan skor, ini main mata, maka kami akan tindaklanjutkan," ucap Akmal.