Bola.com, Jakarta - Kompetisi BRI Liga 1 2023/2034 akhirnya telah merampungkan semua pertandingan di babak reguler. Kini sudah ada kepastian klasemen akhir kompetisi kasta teratas Indonesia tersebut.
Borneo FC, Persib Bandung, Bali United, dan Madura United secara berurutan menduduki posisi empat besar. Posisi mereka di klasemen akhir akan menentukan tim lawan yang harus mereka hadapi di championship series BRI Liga 1.
Jadwal babak championship series sendiri masih menunggu hasil Piala Asia U-23 2024. Sebab, ada beberapa pemain yang masih berkiprah bersama Timnas Indonesia U-23 2024.
Pada 9 Regulasi BRI Liga 1 2023/2024 jadi petunjuk awal soal sistem championship series. Pada poin 5, dijelaskan bahwa fase championship series akan diikuti empat tim teratas klasemen akhir BRI Liga 1 2023/2024.
Sementara, pada poin ke-7, dijelaskan lebih lanjut soal sistem yang dipakai pada babak championship series.
Duel Sengit di Semifinal
Sistem yang dipakai adalah babak gugur atau knockout, yang dimulai dengan sistem semifinal. Setiap tim akan memainkan dua laga (kandang dan tandang). Tim yang menang pada akan melaju ke final.
Pada babak championship series, tidak ada aturan gol tandang. Jika agregat imbang 1-1 atau 2-2 setelah waktu normal leg kedua usai, laga dilanjutkan ke extra time.
Jika tetap tidak ada pemenang, laga akan dilanjutkan lewat babak adu penalti. Babak championship series akan digelar dengan sistem gugur atau babak semifinal dengan memainkan format kandang-tandang.
Sesuai regulasi, Borneo yang ada di puncak klasemen akan bersua Madura United sang penghuni peringkat keempat. Lalu Persib Bandung (runner-up) menghadapi Bali United (peringkat ketiga).
Menariknya, empat tim yang lolos ke championship series ini semuanya ditangani oleh pelatih asing. Ada yang sudah sangat berpengalaman, ada pula yang bahkan menjalani musim debut di Liga 1.
Bola.com mencoba mengulas empat pelatih asing itu dalam persaingan championship series nanti. Simak ulasannya di bawah ini.
Pieter Huistra
Peran pelatih Pieter Huistra tentu menjadi kunci keberhasilan Borneo FC menjadi juara regular series. Arsitek asal Belanda itu mampu membuat taktik dan strategi yang tepat setiap pertandingan saat menghadapi tim lawan yang berbeda.
Tim berjulukan Pesut Etam itu sempat membukukan catatan tak terkalahkan dalam 19 laga berturut-turut. Rinciannya, Borneo meraih 16 kali menang dan hanya tiga saja yang berakhir seri.
Lalu, ada dua pemain yang tampil menonjol sebagai mesin serangan klub yang berbasis di Samarinda itu. Mereka adalah Adam Alis dan Stefano Lilipaly.
Nama pertama adalah motor serangan penting yang mampu mengalirkan bola dengan tepat ke lini depan. Kemampuan olah bola Adam Alis sudah tidak diragukan lagi mengingat dia sangat berpengalaman di Liga 1.
Sedangkan Lilipaly adalah kunci permainan saat membawa Bali United meraih dua gelar Liga 1 secara beruntun pada 2019 dan 2021/2022. Dia rupanya membawa pengaruh penting juga untuk Borneo.
Pieter Huistra mampu memanfaatkan kemampuan para pemainnya dalam melahirkan permainan yang efektif untuk memenangkan pertandingan.
Bojan Hodak
Pelatih asal Kroasia ini memiliki rekam jejak yang cukup panjang. Bojakn Hodak lebih banyak berkarier di Malaysia, baik di level klub maupun tim nasional.
Menariknya, dia pernah meraih trofi juara di Indonesia. Bukan bersama klub Indonesia. Melainkan, Bojan Hodak adalah pelatih Malaysia U-19 saat menjuarai Piala AFF U-19 2018 yang digelar di Sidoarjo.
Kariernya semakin gemilang sebagai pelatih di Malaysia hingga bisa membawa Kuala Lumpur City ke final Piala AFC pada 2022. Begitupun saat Bojan Hodak menjadi pelatih Phnom Penh yang akhirnya meraih prestasi gelar juara Liga Kamboja.
Berkat keberhasilannya itu, dia diberikan kepercayaan untuk menjadi pelatih di klub Liga China SD Luneng yang kini menjadi Shandong Taishan. Hingga menjadi pelatih Liga Malaysia bersama Kelantan FC pada 2011 dan meraih FA Cup Malaysia dan satu gelar Piala Malaysia.
Baru pada Liga 1 2023/2024 dia memutuskan meneruskan karier di Indonesia. Bojan Hodak bergabung Persib untuk menggantikan Luis Milla yang memilih mundur di awal musim.
Dengan gelimang prestasi, Bojan Hodak akan melahirkan persaingan sengit di championship series. Dia adalah sosok penting yang membuat Persib berada di posisi kedua, termasuk memanfaatkan potensi striker David da Silva.
Stefano Cugurra
Sosok satu ini jadi pelatih yang masih menangani klub yang sama secara beruntun di Liga 1. Stefano Cugurra Teco tercatat mulai menjadi pelatih Bali United sejak 2019 dan belum pernah pindah sampai sekarang.
Bicara durasi saja, Teco sudah sangat berpengalaman di Liga 1. Ditambah, dia pun pernah meraih tiga trofi Liga 1 juga. Masing-masing pada 2018 bersama Persija Jakarta, serta musim 2019 dan 2021/2022 bersama Bali United.
Dari sini terlihat bahwa Teco mengandalkan pengalamannya dalam membawa Bali United bertahan di papan atas. Namanya sudah sangat dikenal secara luas hingga meraih prestasi gemilang.
Mauricio Souza
Pelatih asal Brasil ini baru menjalani musim debut berkarier di Indonesia. Hasilnya secara mengejutkan Mauricio Souza membawa Madura United menduduki posisi keempat klasemen akhir.
Selama musim ini, Laskar Sape Kerap sebenarnya tampil tidak terlalu stabil menduduki posisi papan atas. Mereka diterpa berbagai persoalan sehingga sempat terlempar dari empat besar.
Namun, Mauricio Souza tetap berusaha membuat timnya konsisten mendulang poin. Gaya main Madura United masih mengandalkan permainan kecepatan pemain sayap dengan ketajaman sang striker.
Kini patut dinantikan pertandingan Madura United nanti melawan Borneo FC di semifinal dalam rangka masuk partai puncak musim ini.