Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 gagal mengunci tiket otomatis terakhir Olimpiade Paris 2024.
Garuda Muda menyerah 1-2 dari tangan Irak di Stadion Abdullah bin Khalifa, Doha, Qatar (2/5/2024), selepas perjuangan selama 120 menit.
Tanpa Rizky Ridho yang terkena kartu merah, pelatih Shin Tae-yong membuat kejutan. Nathan Tjoe-A-On yang biasanya bermain di tengah, ditarik ke belakang untuk mendampingi Justin Hubner dan M. Ferarri.
Peran gelandang tengah sendiri lantas diberikan kepada Marselino Ferdinan. Sementara posisi winger ditempati oleh pemain asal Persik Kediri, Jeam Kelly Sroyer.
Semua berjalan lancar bagi Timnas Indonesia U-23 di awal permainan. Mereka bahkan unggul lebih dahulu via sepakan keras Ivar Jenner dari luar kotak penalti di menit ke-19.
Namun, momentum yang terbangun hancur delapan menit berselang. Zaid Tahseen berhasil memanfaatkan set-piece untuk menggoyang gawang Ernando Ari.
Tak Berani Ambil Resiko?
Situasi deadlock terjadi hingga pertengahan babak kedua. Pelatih yang akrab disapa STY itu lantas memasukkan Fajar Fathurrahman dan Komang Teguh untuk menggantikan Ilham Rio Fahmi dan Jeam Kelly Sroyer.
Sekilas banyak orang mengira Nathan Tjoe-A-On akan kembali menjadi gelandang. Tetapi yang terjadi, Komang malah ditempatkan sebagai pendamping Ivar Jenner dengan Marselino Ferdinan mendapatkan kebebasan lebih di depan.
Padahal saat itu, Timnas Indonesia U-23 bisa mendikte permainan lebih baik. STY tampak ragu mengambil resiko untuk memenangkan laga dalam waktu 90 menit.
Komang yang belum panas pun pada akhirnya hanya menjadi 'figuran' di lapangan tengah. Beberapa kali dia telat bereaksi atau merespons pemain Irak yang tengah melancarkan serangan di sepertiga akhir.
Blunder Justin Hubner, Pergantian Telat STY
Memasuki masa tambahan waktu, fisik penggawa Indonesia mulai terlihat kedodoran. Terlihat jelas bila pengambilan keputusan mulai sering salah dan pergerakan pemain semakin berat.
Pada akhirnya, konsentrasi yang mulai buyar menjadi sumber malapetaka. Justin Hubner mengira Ali Jasim dalam posisi offside sehingga membiarkannya menaklukkan Ernando Ari dengan mudah.
Baru setelah itu, STY bereaksi dengan memasukkan Ramadhan Sananta. Tetapi sayangnya, langkah itu terbilang telat lantaran pemain Irak telah menumpuk pemainnya di sekitaran kotak penalti.
Bola Udara Tumpul
Salah satu alasan mengapa Irak bisa merusak impian Indonesia adalah kemampuan mereka mengatasi bola udara. Lemparan ke dalam Pratama Arhan sama sekali tak berpengaruh.
Kiper Hussein Hassan dan Zaid Tahseen menjadi menara kembar di pertahanan Irak. Setiap serangan udara yang datang berhasil disapu dengan mudah.
Hal ini yang tak bisa dilihat Timnas Indonesia di pertandingan ini. Padahal, Ivar Jenner sudah memberikan contoh saat mencetak gol pertama dengan bola mendatar.