4 Statistik Minor yang Mesti Diperbaiki Timnas Indonesia U-23 Jelang Duel Play-Off Kontra Guinea

oleh Radifa Arsa diperbarui 05 Mei 2024, 11:30 WIB
Timnas Indonesia - Ilustrasi Shin Tae-yong, arhan, Rafael Struick, Justin Hubner, Marselino Ferdinan (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 wajib memperhatikan statistik penampilannya sepanjang Piala Asia U-23 2024. Setidaknya, ada empat aspek yang layak masuk dalam daftar perbaikan jelang laga play-offantarkonfederasi melawan Guinea U-23.

Dari segi hasil, performa Timnas Indonesia U-23 asuhan Shin Tae-yong memang terhitung mengejutkan di Piala Asia U-23 2024. Garuda Muda mampu menggebrak panggung ini dengan melaju hingga babak semifinal.

Advertisement

Pencapaian ini tak hanya sebatas melampaui target yang sudah dicanangkan oleh PSSI yang menuntut Timnas Indonesia U-23 lolos ke fase gugur, tetapi juga mengukir tinta emas sejarah tersendiri.

Namun, perjuangan Garuda Muda belum berakhir. Masih ada satu pertandingan krusial melawan Guinea U-23 untuk mengamankan jalur terakhir merebut tiket lolos ke Olimpiade 2024 di Prancis.

Menjelang laga penentuan ini, Rizky Ridho dan kawan-kawan harus belajar dari penampilannya di Piala Asia U-23 2024, terutama soal catatan statistik minor yang perlu segera diperbaiki. Berikut Bola.com menyajikan ulasannya.

 

 

2 dari 5 halaman

Akurasi Operan

Timnas Indonesia U-23 juga punya catatan yang tak begitu memuaskan jika berbicara akurasi operan. Sebab, passing accuracy yang diukir skuad Garuda Muda termasuk dalam kategori yang buruk.

Sepanjang Piala Asia U-23 2024, Garuda Muda hanya bisa mencatatkan 78% passing accuracy. Angka ini jelas kalah dari dua tim yang berada di posisi teratas, yakni Australia dan Korea Selatan yang sama-sama mencatat 84%.

Bahkan, selain kalah dengan tiga semifinalis lainnya di ajang ini, yakni Uzbekistan (84%), Jepang (81%), dan Irak (79%), akurasi operan Rizky Ridho dan kawan-kawan masih kalah dari Malaysia (79%).

 

 

3 dari 5 halaman

Konversi Peluang

Sepanjang Piala Asia U-23 2024, Timnas Indonesia U-23 setidaknya mampu menghasilkan total delapan gol. Jumlah ini sudah jelas sangat timpang jika dibandingkan para semifinalis seperti Uzbekistan (14 gol), Jepang (10 gol), dan Irak (9 gol).

Penyebabnya, tingkat konversi peluang Garuda Muda termasuk minim. Timnas Indonesia U-23 menduduki urutan kesembilan dalam hal conversion rate. Persentasenya hanya mencapai 14% saja.

Ini menjadi salah satu pekerjaan rumah Shin Tae-yong yang tak bisa diabaikan. Sebab, setiap peluang yang tercipta dalam duel melawan Guinea U-23 harus mampu dimaksimalkan dengan baik.

 

 

4 dari 5 halaman

Jumlah Kebobolan

Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong menurunkan beberapa pemain andalannya di skuad senior seperti Rizky Ridho, Witan Sulaeman, Rafael Struick, Ivar Jenner, dan Ramadhan Sananta. (Dok. PSSI)

Timnas Indonesia U-23 juga menjadi semifinalis dengan jumlah kebobolan paling memprihatinkan di Piala Asia U-23 2024. Garuda Muda menduduki puncak daftar tim dengan jumlah kebobolan terbanyak.

Dari enam pertandingan, Garuda Muda sudah kemasukan sembilan gol. Angka ini memang cukup memprihatinkan karena Timnas Indonesia U-23 selalu kemasukan dua gol dalam setiap laga di fase gugur.

Dimulai dari laga melawan Korea Selatan di perempat final (2-2), partai menghadapi Uzbekistan di semifinal (0-2), dan kekalahan menyakitkan melawan Irak (1-2), pada babak perebutan peringkat ketiga.

 

 

5 dari 5 halaman

Minim Akurasi Tembakan

Catatan lainnya yang layak masuk dalam daftar evaluasi Shin Tae-yong di Piala Asia U-23 2024 ialah minimnya jumlah tembakan. Aspek ini pada akhirnya juga beririsan dengan akurasi tendangan tersebut.

Dibandingkan para semifinalis lainnya, Garuda Muda menjadi tim dengan jumlah tembakan paling minim, yakni 79 kali. Dari semua itu, hanya ada 19 tembakan yang termasuk shots on target alias tetap sasaran.

Jumlah ini sangat timpang dengan catatan Uzbekistan (124 shots/38 on target), Irak (94 shots/34 on target), dan Jepang (91 shots/32 on target). 

Berita Terkait