Belum Ada Tim Asia yang Lolos Olimpiade Lewat Jalur Play-off, Timnas Indonesia U-23 Jadi yang Pertama?

oleh Iwan Setiawan diperbarui 05 Mei 2024, 07:00 WIB
Kolase - Foto Timnas Indonesia U-23 Dengan Tulisan Menyala Abangku (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 masih berjuang untuk menembus Olimpiade 2024 di Paris. Setelah hanya menempati peringkat keempat di Piala Asia U-23 2024, tim asuhan Shin Tae-yong itu masih punya kesempatan terakhir lewat play-off.

Satu tempat terakhir di sepak bola Olimpiade 2024 akan diperebutkan oleh Timnas Indonesia U-23 dan Guinea U-23 lewat play-off antarkonfederasi yang melibatkan wakil AFC dan CAF. Laga tersebut akan dihelat di Paris pada 9 Mei 2024.

Advertisement

Perjuangan yang bakal tidak mudah, apalagi beberapa pemain naturalisasi Indonesia U-23 kabarnya harus kembali ke klub masing-masing, seperti Justin Hubner, Nathan Tjoe A-On, dan Ivar Jenner.

Ini jadi pekerjaan rumah bagi Shin Tae-yong. Namun, pelatih asal Korea Selatan itu tentu sudah mempersiapkan antisipasi. Ada kemungkinan Shin Tae-yong mendatangkan pemain baru dari Liga 1 atau pemain naturalisasi lain.

Selain mematok target lolos ke Olimpiade 2024, Timnas Indonesia U-23 juga ingin membuat catatan positif dari play-off. Menurut penelusuran Bola.com, babak play-off Olimpiade untuk cabor sepak bola putra dilakukan perdana pada 1992, tetapi tidak setiap edisi.

Sampai saat ini ada lima laga play-off yang sudah digelar sebelum edisi 2024. Australia dua kali memenangi babak play-off. Namun, ketika itu tim Negeri Kangguru itu masih berstatus sebagai anggota Federasi Sepak Bola Oseania (OFC).

Australia lolos ke Olimpiade lewat jalur play-off untuk edisi 1992 dan 1996. Kemudian ada dua wakil Afrika yang bergantian masuk ke Olimpiade lewat fase ini, yaitu Afrika Selatan pada 2000 dan Senegal pada 2012.

Sementara itu, Kolombia dari Amerika Selatan lolos melalui play-off pada Olimpiade 2016. Setelah itu, baru pada edisi 2024 ini babak play-off kembali digelar dengan mempertemukan Timnas Indonesia U-23 melawan Guinea.

Berikut sejarah pertandingan play-off Olimpiade sepanjang masa:

2 dari 6 halaman

Olimpiade 1992 Barcelona

Logo Olimpiade. (AFP/Raphael Alves)

Wakil dari Oceania, Australia dan Eropa, Belanda memperebutkan satu slot ke Olimpiade lewat play-off. Sistem digelar home and away. Waktu itu, Australia bisa dibilang menang dengan aroma keberuntungan, karena agregat gol imbang 3-3.

Namun, Australia berhak lolos karena lebih produktif mencetak gol tandang. Leg pertama berlangsung di markas Australia, Sydney Football Stadium, berakhir 1-1. Sedangkan leg kedua di Stadion Galgenwaard, Utrecht berujung 2-2.

Ini jadi sebuah prestasi tersendiri bagi Australia. Mereka menggagalkan Belanda yang diperkuat calon pemain bintang, seperti Ronald De Boer dan Philip Cocu, dua pemain yang sempat membela tim besar Spanyol, Barcelona.

3 dari 6 halaman

Olimpiade 1996 Altanta

Ilustrasi logo Olimpiade. (Photo by Kyle Dias on Unsplash)

 

Australia kembali menjalani babak play-off sebagai wakil Oceania. Kali ini mereka berhadapan dengan Kanada, wakil Concacaf (Amerika Utara, Tengah dan Karibia).

Bisa dibilang Australia unggul materi pemain kali ini. Sehingga mereka menang agregat 7-2.

Seperti edisi sebelumnya, play-off digelar dengan sistem home and away. Leg pertama di markas kanada, Commonweatlh Stadium, berakhir imbang 2-2. Sedangkan leg kedua di Sydney Football Stadium, Australia mengamuk dengan skor 5-0.

Waktu itu Australia diperkuat salah satu striker ternamanya. Mark Viduka. Pemain yang akhirnya jadi legenda Leeds United inggris. Dia mencetak satu gol di babak play-off tersebut.

4 dari 6 halaman

Olimpiade 2000 Sydney

Pesta Pembukaan Olimpiade Sydney 2000. (News.Com.Au)

 

Play-off pada tahun ini mempertemukan wakil benua Afrika menghadapi Oceania. Antara Afrika Selatan melawan Selandia Baru. Laga ini berakhir dengan agregat 4-2 untuk kemenangan Afrika Selatan.

Dalam dua kali pertemuan, Afrika Selatan selalu menang. Leg pertama di North Harbour Stadium, kandang Selandia Baru, Afrika Selatan menang 3-2.

Pertemuan kedua di Vosloorus Stadium, Afrika Selatan menang tipis 1-0. Waktu itu, Afrika Selatan diperkuat Benni McCarthy. Striker yang akhirnya bermain untuk beberapa klub elit Eropa. Seperti Ajax, FC Porto hingga West Ham United.

5 dari 6 halaman

Olimpiade 2012 London

Logo Olimpiade 2012

Baru pada 2012, wakil Asia bersua dengan Afrika di babak play-off. Oman yang jadi wakil Asia bertemu dengan Senegal dari Afrika.

Play-off kali ini berbeda. Hanya digelar sekali di negara penyelenggara Olimpiade, Inggris. Sistemnya sama seperti play-off Olimpiade 2024 di Paris saat ini.

Sayangnya, Oman menelan kekalahan 0-2 dari Senegal di City of Coventry Stadium. Bisa dibilang Senegal lebih tangguh.

Tim ini ditangani legenda Senegal sendiri, Aliau Cisse. Pelatih yang sampai saat ini masih dipertahankan sebagai pelatih tim senior Senegal.

Materi pemain tim berjuluk The Lions of Teranga dihuni Sadio Mane. Striker yang mengkilap bersama raksasa Inggris, Liverpool beberapa tahun silam. Karena itu, Senegal jadi salah satu tim kuat Afrika yang sulit dikalahkan.

 
6 dari 6 halaman

Olimpiade 2016 Rio da Janeiro

Logo Olimpiade Rio 2016

 

Wakil dari Concacaf (Amerika Utara, Tengah dan Karibia) bertemu dengan Conmebol (Amerika Selatan) pada edisi ini, yakni Amerika Serikat melawan Kolombia. Karena kedekatan jarak kedua negara, pertandingan digelar dengan sistem home and away.

Leg pertama di kandang Kolombia, Stadion Estadio Metropolitano, berakhir imbang 1-1. Justru di markas Amerika Serikat, Toyota Stadium, Kolombia menang 2-1. Banyak yang menganggap laga ini sebenarnya berimbang.

Waktu itu, Kolombia diperkuat defender yang sampai saat ini masih eksis, yakni Yerry Mina. Pemain yang pernah mencicipi klub sekelas Barcelona, Everton, dan Fiorentina.

Berita Terkait