Bola.com, Jakarta - Seluruh rakyat Indonesia berharap Timnas Indonesia U-23 bisa lolos ke Olimpiade 2024 di Paris, Prancis, Juli mendatang.
Usai kalah dari Irak dalam perebutan peringkat ketiga Piala Asia U-23 Qatar, kini Garuda Muda punya kesempatan via babak playoff melawan Guinea di Stadion Centre National du Football, Clairefontaine, Perancis, Kamis (09/05/2024).
Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) melalui sang ketua umum, Erick Thohir, tak henti-hentinya memberikan suntikan semangat kepada Witan Sulaeman dan kawanp-kawan.
"Sejauh ini Timnas Indonesia U-23 sudah tampil baik. Mereka layak kita beri apresiasi tinggi," kata Erick Thohir.
Perbedaan iklim yang ekstrem antara Qatar dan Prancis tak menjadi kendala bagi seluruh pemain. Di Qatar, pemain terbiasa dengan suhu yang mencapai 28-30 derajat Celcius.
Tapi, kini, di Prancis mencapai 11 derajat Celcius. "Mereka perlu cepat beradaptasi," imbuh Erick Thohir.
Bagaimana pun hasil pertandingan nanti, pastinya tak lepas dari strategi dan sosok pelatih dari kedua negara.
Rekam Jejak Mentereng Kaba Diawara
Guinea punya pelatih keren, juga latar belakang yang beken yakni Kaba Diawara. Diawara, yang kini berusia 48 tahun, dulunya seorang striker. Ia pernah memperkuat Bordeaux, Arsenal, Marseille, serta Paris Saint-Germain.
Selain bersama Arsenal, Diawara juga pernah merasakan kerasnya sepak bola Inggris kala berstatus pemain pinjaman di Blackburn Rovers dan West Ham United.
Seperti kebanyakan striker Afrika pada umumnya, Diawara memiliki postur serta fisik mumpuni sebagai tukang gedor.
Hanya saja, keganasan kala berkostum Bordeaux (1994–1999) tak berlanjut di Arsenal (1999). Dalam 15 laga, selusin di antaranya di Liga Inggris, Diawara tak mampu menumbang sebiji gol pun bagi The Gunners.
Meski begitu, fans Bordeaux tak akan pernah melupakan Diawara. Gelar jawara Ligue 1 pada musim 1998/1999 serta runner up Coupe de la 1996/1997 tak lepas dari kontribusinya.
Kaba Diawara Sejak April
Melihat latar belakangnya yang gemerlap itulah PSSI-nya Guinea kemudian mendapuk Timnas Senior Guinea pada April lalu dan kini diminta pula untuk menukangi Timnas U23 mereka.
Diawara sudah menyiapkan racikan maut guna meredam permainan Timnas U23 Indonesia. Walau enggan membeberkannya, yang pasti, menurut sang pelatih, Guinea akan bermain ekstra waspada. "Kami akan memaksimalkan kecepatan dan kekuatan fisik," ujar Diawara.
Diawara mengusung misi maha berat, karena di ajang Piala Afrika U23, Guinea hanya bisa memetik satu kemenangan dari lima laga. Sebanyak 16 pemain abroad ternyata gagal mendongkrak performa seperti yang diharapkan.
Oleh karena itulah, Diawara memanggil empat pemain senior yang masih di bawah 23 tahun yakni Iliax Moriba (penyerang/Getafe), Saidou Sow (bek/RS Starsbourg Alsace), Facinet Conte (penyerang/SC Bastia), dan Ibrahim Diakite (bek/FC Shade-Luusanne).
Perkembangan Timnas Indonesia Bersama STY
Pelatih Timnas Indonesia U-23 tak kalah bernas. Shin Tae-yong menukangi Timnas Indonesia sejak 2019. Sejauh ini, di bawah arahannya, timnas mengalami perkembangan signifikan.
Di antaranya, membawa Timnas U20 lolos ke Piala Asia U20 2023 setelah sembilan tahun menanti, membawa timnas senior ke babak 16 besar Piala Asia 2024, dan yang paling gokil adalah membawa Garuda Muda ke semifinal Piala Asia U23 2024.
Sebelum ke Indonesia, Shin Tae-yong pernah menakhodai Korea Selatan di Piala Dunia 2018. Meski tersingkir di fase grup, namun juru taktik 53 tahun ini sempat jadi buah bibir di seantero jagat karena mampu mempermalukan Jerman dua gol tanpa balas.
Shin Tae-yong, sebelum banting setir jadi pelatih, pernah memperkuat klub lokal Seongnam Ilhwa Chunma, dari 1992 hingga 2004. Tim ini berkompetisi di K League 2, divisi kedua sepak bola Korea Selatan.
Selain di klub, Shin Tae-yong, yang di masa aktifnya bermain sebagai gelandang, tercatat pula sebagai pemain Timans Korea Selatan, dari level junior sampai kemudian senior.
Shin Tae-yong Sosok Pelatih Disiplin dan Mengedepankan Kekuatan Fisik
Shin Tae-yong dikenal sebagai pelatih sarat disiplin dan sangat mengedepankan kekuatan fisik. Di bawah asuhannya, Timnas Indonesia, termasuk skuad Garuda Muda saat ini, mampu bermain 45 X 2 plus perpanjang waktu 15 X2 tanpa ngos-ngosan sedikit pun.
Shin Tae-yong juga jago taktik, berani bermain terbuka, serta secara mendadak melakukan serangan balik.
Strategi tersebut terbukti tokcer kala Witan cs. melumat Australia, Jordania, dan yang paling sensioal ketika menggebuk Korea Selatan via drama adu penalti.
Nah, menarik untuk dinanti, apakah Kaba Diawara atawa Shin Tae-yong yang akan memenangkan duel playoff.
Baca Juga
Media Negeri Jiran Panaskan Rumor Pelatih Karismatik Malaysia Jadi Arsitek Gres Persis di BRI Liga 1
Cerita Legenda Chelsea Temukan Bakat Hokky Caraka: Dulunya Bek dan Diubah Jadi Striker, Bangga Masuk Timnas Indonesia
Vietnam Mau Mainkan Pemain Naturalisasi Brasil Rafaelson aka Nguyen Xuan Son di Piala AFF 2024 Vs Timnas Indonesia, Masih Tunggu Izin FIFA