Pengamatan Eks Wasit FIFA Indonesia, Bingung Tekel Alfeandra Dewangga Kok Berbuah Penalti untuk Guinea U-23: Itu No Foul, No Penalty!

oleh Hery Kurniawan diperbarui 09 Mei 2024, 22:43 WIB
Ekspresi kekecewaan striker Guinea, Algassime Bah usai sepakan penaltinya ditahan Ernando Ari Sutaryadi dalam laga play-off Olimpiade 2024 Paris, Kamis (9/5/2024) malam WIB. (AFP/Miguel Medina)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 harus kalah dengan skor 0-1 dari Timnas Guinea U-23 dalam laga play-off Olimpiade 2024 yang digelar di Clairefontaine, Paris, Kamis (9/5/2024) malam WIB.

Kekalahan itu memupus mimpi Timnas Indonesia U-23 untuk berlaga di Olimpiade 2024 Paris. Tiket terakhir menuju ajang itu pun diraih oleh Timnas Guinea U-23.

Advertisement

Ada beberapa kejadian kontroversial pada laga itu. Satu di antaranya adalah penalti kedua yang diberikan oleh wasit kepada Timnas Guinea U-23.

Mantan wasit berlisensi FIFA yang dimiliki Indonesia, Fariq Hitaba memiliki opini mengenai kejadian itu. Fariq yang kini bekerja sebagai pengawas wasit di BRI Liga 1 itu merasa keputusan wasit salah.

"Kalau menurut penglihatan dan opini saya itu no foul no penalty," ujar Fariq Hitaba kepada Bola.com.

2 dari 5 halaman

Bersih

Fariq Hitaba, wasit FIFA, memimpin laga antara Madura United vs Persija Jakarta dalam lanjutan BRI Liga 1 2022/2023, Minggu (26/2/2023) sore di Stadion Gelora Madura Ratu Pamellingan, Pamekasan. (Bola.com/Wahyu Pratama)

Fariq Hitaba merasa apa yang dilakukan oleh Alfeandra Dewangga sudah benar. Pemain PSIS Semarang itu disebut dengan bersih merebut bola dari penguasaan pemain Guinea.

Alfeandra Dewangga pun dinilai cukup cerdik. Pemain bernomor punggung 19 itu juga bisa menguasai bola setelah melakukan tekanan kepada pemain Guinea yang terjatuh.

"Karena Dewangga clear challenge to the ball dan berhasil to play the ball," jelasnya.

3 dari 5 halaman

Tidak Ideal

François Letexier, wasit asal Prancis yang memimpin pertandingan Guinea kontra Timnas Indonesia U-23 dalam play-off Olimpiade 2024, Kamis (9/5/2024). (VALERY HACHE / AFP)

Lebih lanjut, Fariq Hitaba menduga wasit saat itu ada di posisi yang tidak tepat atau kurang ideal. Meski jaraknya sangat dekat dengan kejadian, wasit dinilai tak bisa mendapatkan sudut penglihatan yang bagus.

"Mungkin posisi wasit yang tidak baik atau tidak ideal sehingga tidak bisa mendapatkan sudut penglihatan yang baik dan tidak bisa melihat jelas, meski dia dekat dengan kejadian," tandas sosok asal Jawa Tengah itu.

4 dari 5 halaman

Dari Tayangan Ulang

Padahal dari tayangan ulang, tekel Dewangga lebih dulu mengenai bola baru menjatuhkan Letexier Francois. Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong, memprotes keras keputusan itu.

Emosi Shin Tae-yong meledak. Arsitek asal Korea Selatan itu menunjuk-nunjuk wasit. Letexier Francois tidak terima. Pengadil pertandingan berusia 35 tahun itu memberikan kartu kuning pertama, disusul kartu kuning kedua untuk sang nakhoda pada menit ke-74.

Penalti untuk Guinea U-23 baru bisa dieksekusi pada menit ke-78. Namun, tendangan Algassime Bah masih bisa ditepis Ernando Ari dan membentur tiang gawang Timnas Indonesia U-23.

Sampai perpanjangan waktu delapan menit selesai, skor tidak berubah. Timnas Indonesia U-23 takluk 0-1 dari Guinea U-23 dan belum mampu mengakhiri penantian 68 tahun bermain di Olimpiade.

5 dari 5 halaman

Susunan Pemain

Timnas Indonesia U-23 (3-4-2-1): Ernando Ari; Muhammad Ferarri, Komang Teguh, Nathan Tjoe-A-On; Bagas Kaffa, Ivar Jenner, Marselino Ferdinan, Pratama Arhan; Witan Sulaeman, Jeam Kelly Sroyer; Rafael Struick

Pelatih: Shin Tae-yong

Timnas Guinea U-23 (4-2-3-1): Soumalia Sylla; Ibrahima Diakite, Saidouw Sow, Mohamed Soumah, Madiou Keita; Issiaga Camara, Aguibou Camara; Ousmane Camara, Ilaix Moriba, Algassime Bah; Facinet Conte

Pelatih: Kaba Diawara