Sukacita Guinea Lolos Olimpiade 2024 Paris, Kalahkan Timnas Indonesia U-23 Diiringi Kontroversi

oleh Aditya Wany diperbarui 10 Mei 2024, 10:45 WIB
Sujud syukur dua pemain Guinea U-23 merayakan kemenangan 1-0 atas Timnas Indonesia U-23 tak lama setelah wasit Francois Letexier meniup peluit akhir laga play-off antar-konfederasi menuju Olimpiade Paris 2024 di Stade Pierre Pibarot, Centre National du Football de Clairefontaine, Prancis, Kamis (9/5/2024). (AFP/Miguel Medina)

Bola.com, Jakarta - Timnas Guinea U-23 sedang bersuka cita karena berhasil lolos ke Olimpiade 2024 Paris. Mereka menggenggam tiket terakhir setelah menang tipis 1-0 atas Timnas Indonesia di INF Clairefontaine, Clairefontaine-en-Yvelines, Prancis, pada Kamis (9/5/2024) malam WIB.

Guinea sendiri kali terakhir tampil di Olimpiade pada edisi 1968 atau sudah 56 tahun yang lalu. Saat itu, Olimpiade digelar di Meksiko dan Guinea harus puas cuma sampai fase grup bersaing dengan tuan rumah Meksiko, Prancis, dan Kolombia.

Advertisement

Kemenangan atas Timnas Indonesia U-23 sendiri membuat Guinea menjadi sorotan. Sebab, mereka mendapat dua hadiah penalti kontroversial dari wasit Letexier Francois yang berasal dari Prancis.

Penalti pertama terjadi saat Witan Sulaeman dianggap melakukan pelanggaran di menit ke-28. Dalam tayangan ulang di televisi, tampak Witan Sulaeman melanggar pemain Timnas Guinea U-23 sedikit di luar kotak penalti Timnas Indonesia U-23.

Namun, wasit tetap memberikan hadiah penalti untuk Timnas Guinea U-23. Penalti itu kemudian berhasil dieksekusi dengan baik oleh Ilaix Moriba yang sukses membobol gawang Timnas Indonesia U-23 semenit kemudian.

Pada kesempatan lain, Guinea U-23 mendapatkan penalti kontroversial pada menit ke-72. Alfeandra Dewangga dianggap melanggar Algassime Bah oleh wasit Letexier Francois asal Prancis.

“Kami lolos, jadi kami menulis ulang sejarah dengan anak-anak muda ini. Mereka telah mendapatkannya. Ini akan menjadi kedua kalinya Guinea ambil bagian dalam Olimpiade. Kami pergi ke sana untuk mencoba dan melangkah sejauh ini,” kata Kaba Diawara, pelatih Guinea dikutip dari situs resmi FIFA.

 

2 dari 3 halaman

Sejarah

Striker Guinea U-23, Facinet Conte (kiri) menguasai bola dibayangi bek Timnas Indonesia U-23, Bagas Kaffa pada laga play-off antar-konfederasi menuju Olimpiade Paris 2024 di Stade Pierre Pibarot, Centre National du Football de Clairefontaine, Prancis, Kamis (9/5/2024). (AFP/Miguel Medina)

Demi mengalahkan Timnas Indonesia U-23, Guinea sampai memanggil sejumlah pemain senior. Satu di antaranya adalah bek Saidou Sow yang dijadikan sebagai kapten dalam pertandingan ini.

Saidou Sow adalah bek yang berpengalaman, bahkan membukukan 22 penampilan bersama Timnas Guinea senior. Bek berusia 21 tahun itu tercatat berkarier di Ligue 1 Prancis bersama Strasbourg dan menorehkan 10 penampilan musim ini.

“Kami semua senang, apa yang kami lakukan bersejarah, hal itu belum pernah terjadi sejak 1968. Yang ingin kami lakukan sekarang hanyalah merayakan kualifikasi kami, menikmatinya, dan menantikan Olimpiade,” ujar Sow.

Guinea U-23 sendiri akan bergabung di Grup A yang tentu tidak akan mudah untuk dilewati. Mereka harus bersaing dengan tuan rumah Prancis, Amerika Serikat, dan Selandia Baru.

“Ini adalah grup yang cukup rumit tapi kami akan berada di sana untuk menang, berjuang dan menunjukkan bahwa Guinea adalah sesuatu yang hebat. Kami akan terus berusaha,” imbuh Saidou Sow.

 

3 dari 3 halaman

Sorotan Lain

Winger Timnas Indonesia U-23, Witan Sulaeman, berjuang sekuat tenaga saat bersua Timnas Guinea U-23 pada laga playoff Olimpiade 2024 Paris di INF Clairefontaine, Clairefontaine-en-Yvelines, Prancis, Kamis (9/5/2024) malam WIB. Sayangnya, Tim Garuda Muda menyerah 0-1 dari Guinea. (AFP/Miguel Medina)

Momen Dewangga dianggap melakukan pelanggaran di kotak penalti juga memicu sorotan lain. Padahal dari tayangan ulang, tekel Dewangga lebih dulu mengenai bola baru menjatuhkan Letexier Francois.

Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong, memprotes keras keputusan itu dari pinggir lapangan.

Emosi Shin Tae-yong meledak sambil menunjuk-nunjuk wasit. Letexier Francois tidak terima. Pengadil pertandingan berusia 35 tahun itu memberikan kartu kuning pertama, disusul kartu kuning kedua untuk sang nakhoda pada menit ke-74.

Pada momen ini, sempat terjadi ketegangan karena Shin Tae-yong tidak meninggalkan lapangan dalam situasi telah menerima kartu merah. Wasit Francois masih menunggu Shin Tae-yong keluar dan menunda eksekusi penalti.

Penalti untuk Guinea U-23 baru bisa dieksekusi pada menit ke-78. Namun, tendangan Algassime Bah masih bisa ditepis Ernando Ari dan membentur tiang gawang Timnas Indonesia U-23.