Media Korea Selatan Soroti Kartu Merah Shin Tae-yong dan Penalti Janggal Guinea U-23

oleh Aditya Wany diperbarui 10 Mei 2024, 22:30 WIB
Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong saat menghadapi Irak U-23 pada laga perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024 di Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha, Qatar, Kamis (2/5/2024). (AFP/Karim Jaafar)

Bola.com, Jakarta - Kekalahan Timnas Indonesia U-23 dari Guinea U-23 masih menjadi sorotan dunia. Duel itu berakhir 1-0 untuk kemenangan Guinea, Kamis (9/5/2024), yang akhirnya mendapat tiket terakhir ke Olimpiade 2024 Paris.

Media Korea Selatan, MK Sport, ikut mengulas kekalahan Timnas Indonesia U-23. Satu di antara yang menjadi momen pembahasan adalah saat pelatih Shin Tae-yong diusir keluar wasit Francois Letexier.

Advertisement

Momen itu bermula saat Guinea U-23 mendapatkan penalti kontroversial pada menit ke-72. Alfeandra Dewangga dianggap melanggar Algassime Bah oleh wasit asal Prancis tersebut.

Dalam tayangan ulang, tekel Dewangga lebih dulu mengenai bola baru menjatuhkan Bah. Pelatih Timnas Indonesia U-23, Shin Tae-yong, memprotes keras keputusan itu dari pinggir lapangan.

2 dari 5 halaman

Shin Tae-yong Geram

Pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong memberikan arahan kepada anak asuhnya saat melawan Vietnam dalam laga Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Senayan, Jakarta, Kamis (21/3/2024). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Emosi Shin meledak sambil menunjuk-nunjuk wasit. Letexier Francois tidak terima. Pengadil pertandingan berusia 35 tahun itu memberikan kartu kuning pertama, disusul kartu kuning kedua untuk sang nakhoda pada menit ke-74.

Pada momen ini, sempat terjadi ketegangan karena Shin Tae-yong tidak meninggalkan lapangan dalam situasi telah menerima kartu merah. Wasit Francois masih menunggu pelatih Timnas Indonesia U-23 keluar dan menunda eksekusi penalti.

Penalti untuk Guinea U-23 baru bisa dieksekusi pada menit ke-78. Namun, tendangan Algassime Bah masih bisa ditepis kiper Timnas Indonesia U-23, Ernando Ari.

3 dari 5 halaman

Tekel Dewangga Sangat Rapi

Timnas Indonesia akhirnya gagal meraih tiket terakhir ke Olimpiade Paris 2024 usai takluk 0-1 dari Guinea U-23 pada laga play-off antar-konfederasi menuju Olimpiade Paris 2024 di Stade Pierre Pibarot, Centre National du Football de Clairefontaine, Prancis, Kamis (9/5/2024). Gol tunggal kemenangan Guinea dicetak melalui eksekusi penalti Ilaix Moriba pada menit ke-29. Keputusan penalti yang diberikan wasit Francois Letexier terbilang kontroversial, karena Witan Sulaeman menjatuhkan pemain Guinea masih di luar kotak penalti. Keputusan kontroversial kembali diulangi wasit berkelas Liga Champions Eropa tersebut dengan kembali mengganjar penalti Garuda Muda pada menit ke-73, padahal tekel Alfeandra Dewangga jelas-jelas terlebih dahulu mengenai bola saat berduel dengan Algassime Bah di dalam kotak penalti. (AFP/Miguel Medina)

“Manajer Shin Tae-yong sangat marah dan akhirnya diusir keluar lapangan. Tekel Dewangga sangat rapi. Dia menyentuh bola terlebih dahulu, dan proses tabrakannya sulit dianggap sebagai pelanggaran,” tulis MK Sport.

“Namun, keputusan wasit tidak berubah, dan manajer Shin Tae-yong melakukan protes keras dan dikeluarkan dengan dua peringatan. Protes tersebut berlangsung sekitar empat menit dan diakhiri dengan keluarnya pelatih Shin Tae-yong dari bangku cadangan.”

Selain itu, hadiah penalti pertama juga menjadi sorotan. Insiden itu bermula saat Witan Sulaeman dianggap melakukan pelanggaran pada menit ke-28.

 

4 dari 5 halaman

Di Luar Kotak Penalti

Dalam tayangan ulang di televisi, tampak Witan Sulaeman melanggar pemain Timnas Guinea U-23 sedikit di luar kotak penalti Timnas Indonesia U-23.

Sayangnya, wasit tetap memberikan hadiah penalti untuk Timnas Guinea U-23. Penalti itu kemudian berhasil dieksekusi dengan baik Ilaix Moriba yang sukses membobol gawang Timnas Indonesia U-23 semenit kemudian.

“Masalahnya ketika melihat kembali situasinya, posisi Witan terlihat di luar, bukan di dalam kotak penalti. Pemberian penalti terkesan sulit karena kontak fisik yang berujung pada pelanggaran kemungkinan besar terjadi di luar kotak penalti,” tulis MK Sport lagi.

“Namun keputusan wasit tidak dibatalkan, dan Moriba akhirnya mencetak gol pertama.”

 

5 dari 5 halaman

Timnas Guinea Akhiri Penantian Panjang

Timnas Guinea U-23 kini dalam sukacita setelah meraih kemenangan penuh kontroversi ini. Mereka kali terakhir tampil di Olimpiade pada edisi 1968, atau sudah 56 tahun yang lalu.

Saat itu, Olimpiade digelar di Meksiko dan Guinea harus puas cuma sampai fase grup karena kalah bersaing dengan tuan rumah Meksiko, Prancis, dan Kolombia.

Di sisi lain Timnas Indonesia U-23 terpaksa menunda impian kembali ke Olimpiade. Kali terakhir Indonesia mengirim cabor sepak bola terjadi pada edisi 1956 di Melbourne, Australia, atau sudah 68 tahun yang lalu

Berita Terkait