Bola.com, Jakarta - FIFA memiliki aturan dan cara menghitung peringkat bagi anggotanya. Lalu bagaimana dengan kesuksesan Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23 Qatar, apakah bisa menambah poin Indonesia di FIFA?
Padahal Rizki Ridho dkk. berhasil mengalahkan Timnas Australia, Yordania, dan Korsel yang memiliki rangking jauh di atas Indonesia. Berikut penjelasannya.
Sayang, dipastikan pencapaian di AFC U23 2024 tidak akan berpengaruh pada penghitungan ranking FIFA. Karena kalkulasi rangking FIFA pada dasarnya mengacu pada sejumlah laga internasional dengan kriteria perbedaan bobot.
Poin terendah didapatkan dari pertandingan uji coba di luar FIFA Matchday dengan bobot 5 poin. Berikutnya ialah partai uji coba FIFA Matchday (10 poin), pertandingan grup Nations League (15 poin), playoff dan final Nations League (25 poin). Sementara kualifikasi untuk putaran final konfederasi (kompetisi tingkat benua) dan Piala Dunia (25 poin).
Setelah itu adalah pertandingan putaran final kompetisi tingkat benua (35 poin), babak gugur dimulai dari perempatfinal kompetisi konfederasi (40 poin), serta putaran final Piala Dunia (50 poin), dan partai babak gugur Piala Dunia dimulai dari perempatfinal (60 poin).
Kriteria poin itu kemudian dihitung menggunakan rumus yang mengacu pada hasil laga (menang, imbang, seri, menang adu penalti, dan kalah adu penalti), serta perbedaan poin kedua kesebelasan yang saling berhadapan, dan menentukan ranking FIFA.
Cuma untuk Level Senior
Semua kriteria itu hanya digunakan untuk laga-laga internasional di level senior. Saat ini posisi Timnas Indonesia terus mengalami kenaikan posisi. Timnas Garuda menghuni urutan 134 dunia dengan kenaikan 8 peringkat dan tambahan +30.04 poin selama periode Februari-April.
Lonjakan peringkat Indonesia, yang juga tertinggi dibanding tim lain menurut data FIFA saat ini, tak lepas dari performa Timnas senior Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2026 putaran 2 zona Asia. Tim asuhan Shin Tae-yong mencatatkan dua kemenangan atas Vietnam dengan skor 0-3 dan 1-0. Dua hasil itu sekaligus berpengaruh terhadap penurunan 10 peringkat Vietnam ke posisi 115 saat ini.
Meski Federasi Sepakbola Dunia itu punya gelaran Piala Dunia FIFA kelompok umur U-17 dan U-20, namun mahkota juara yang disabet sebuah Timnas tak mempengaruhi peringkat negara tersebut di daftar FIFA.
Apalagi turnamen resmi berbagai kelompok umur yang digelar Konfederasi Benua. Alasannya FIFA tidak sepenuhnya dapat memprediksi peta kekuatan tim di level di bawah senior tersebut.
Di level Piala Dunia senior lebih banyak didominasi kekuatan dari Benua Eropa dan Amerika Selatan. Hanya ada delapan negara yang sudah mengangkat trofi Piala Dunia, di antaranya ialah Uruguay, Brasil, Argentina, Prancis, Jerman, Inggris, Italia, dan Spanyol.
Sebaliknya, di level junior kompetisi Piala Dunia U-17 dan U-20 malah tidak dikuasai negara-negara dari dua benua itu. Negara yang kerap hanya dianggap sebagai grade-B Dunia, seperti Rusia, Serbia, hingga Ukraina sudah merasakan meraih gelar juara Piala Dunia U20. Pun dengan negara asal Afrika, Ghana.
Di level Piala Dunia U-17 ternyata negara asal Asia dan Afrika seperti Arab Saudi, Nigeria, Ghana, Swiss, dan Meksiko lebih unggul. Bahkan Nigeria tercatat jadi negara tersukses di Piala Dunia U-17 dengan raihan lima kali juara, unggul atas Brasil dengan empat gelar.
Beda Kategori Usia, Beda Level
Kenapa FIFA tak memasukkan prestasi Timnas kelompok umur menjadi perhitungan poin? Karena ada perbedaan kekuatan tim senior dan junior. Kekuatan tim dipengaruhi komposisi pemain yang dipanggil Timnas negara tersebut.
Jika tim senior bisa menggunakan pemain-pemain terbaik di laga dan turnamen resmi digelar selama FIFA Matchday, maka kompetisi kelompok usia kerap digelar di luar FIFA Matchday. Sejumlah negara kesulitan mendapatkan komposisi terbaik untuk turnamen level junior. Tak terkecuali Indonesia yang berlaga di Piala Asia U23 2024 ini.
Bahkan PSSI terpaksa mengeluarkan kebijakan menunda secara mendadak BRI Liga 1 periode awal April agar pemain dari klub-klub bisa fokus membela Timnas Indonesia U-23 di Piala Asia U-23 Qatar 2024.
PSSI pun harus memohon izin ke klub Cerezo dan SC Heerenveen agar melepas Justin Hubner dan Nathan Tjoe A-On agar Timnas Indonesia U-23 tampil perkasa di Qatar. Tapi sayang upaya PSSI memperkuat lini belakang Indonesia U-23 di laga playoff melawan Guinea U-23 menabrak tembok alias gagal.
Karena Cerezo Osaka tak melepas Justin Hubner. Begitu juga permintaan PSSI meminjam bek Elkan Baggot dari Ipswich Town bertepuk sebelah tangan. Padahal Baggot telah menyelesaikan tugasnya di klub.
Akhirnya Indonesia harus mengubur mimpi tampil di Olimpiade Paris 2024, karena dikalahkan Guinea 0-1 lewat titik penalti di Stadion INF Clairefontaine, Kamis (9/5/2024).
Baca Juga
BRI Liga 1: Transisi Bertahannya Lemah, Persis Dibuat Tak Berdaya oleh Dua Winger Timnas Indonesia
Semangat Membara Bang Jay Idzes Menyambut Lanjutan R3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 di Maret 2025!
Erick Thohir Ingin Timnas Indonesia Tuntaskan Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 dengan 12 Poin: Ada Bonusnya