Bola.com, Jakarta Perusahaan yang paling kaya akan uang dan ide: beginilah sejarah berubah. Demikian judul sebuah artikel dari media lokal Como, Italia, La Provincia, 11 Mei 2024.
Lima tahun yang lalu, Massimo Nicastro, Presiden Como 1907 (2017-2019) dan pengusaha di sektor real estate dengan basis operasional di Miami dan berkantor di Milan, bertekad untuk menemukan pengusaha asing hebat yang jatuh cinta pada Como, yang akan membawa tim ke level tinggi.
"Sebuah proyek yang terkait erat dengan yang ada di kota. Sepak bola, branding, amal, dan merchandise," tulis La Provincia.
Pada musim semi tahun 2019, di sebuah kantor notaris di Milan, keluarga Hartono, seorang pengusaha raksasa Indonesia yang terdiri dari 81 perusahaan berbeda dari sektor, mulai dari tembakau hingga bank, dari furnitur hingga komunikasi, dari hiburan hingga asuransi, membeli tim.
Como 1907 resmi promosi ke kasta tertinggi Liga Italia, Serie A, setelah bermain imbang 1-1 melawan Cosenza di Stadiio Giuseppe Sinigaglia, Sabtu (11/5/2024) dini hari.
Runner-up Serie B
Como 1907 berstatus runner-up di bawah Parma yang telah dulu memastikan diri sebagai juara Serie B.
Dari 38 laga yang telah dilakoni Como 1907, mereka mengoleksi 73 poin. Meski imbang pada laga pemungkas Serie B, poinnya tak lagi terkejar oleh tim terdekatnya di posisi ketiga.
Adapun tim posisi tiga Serie B tak lain dan tak bukan adalah Venezia, klub yang dihuni oleh Jay Idzes, bek Timnas Indonesia. Venezia takluk 1-2 dari Spezia pada laga tandang di hari yang sama.
Kendati demikian, Venezia berpeluang menyusul Como 1907 dan Parma ke Serie A lewat jalur play-off.
Bangkrut
Como 1907 merupakan klub yang 'strategis'. Lokasinya tidak jauh dari markas AC Milan dan Inter. Meski demikian, klub berjulukan I Voltiani ini lebih sering merasakan getir ketimbang gemerlap duo Milan.
Bangkrut? Sudah beberapa kali. Terdegradasi? Terlalu banyak untuk disebutkan.
Status yoyo membuat Como 1907 tak banyak dilirik pengusaha, baik itu dari dalam maupun luar Italia. Bagaimana tidak, pada 2017, klub tersebut dinyatakan bangkrut untuk ke sekian kalinya.
Istri Michael Essien sempat mencoba menyelamatkan Como 1907. Ia bertahan sekitar dua tahun saja, namun cukup efektif menjaga kestabilan klub, utamanya soal finansial.
Uang Bukan Segalanya
La Provincia menyoroti dua bersaudara asal Indonesia, Budi dan Bambang, menduduki peringkat teratas Forbes dalam daftar orang terkaya di dunia.
"Aset mereka dua kali lipat, tiga kali lipat dari klub sepak bola Italia lainnya, bahkan yang paling terkenal sekalipun," lanjut La Provincia.
Namun, media tersebut melihat uang bukan segalanya untuk mengembalikan kehidupan sepak bola Como setelah 21 tahun tak mentas di Serie A.
"Perbedaannya terletak pada visi, proyek, arah perusahaan ini, pertama di tangan manajer Amerika Michael Gandler, kemudian di tangan Mirwan Suwarso (dibantu oleh Dennis Wise dan Charlie Ludi untuk bagian olahraga murni), pencipta dan manajer sebenarnya dari seluruh operasi, yang ada dalam pikiran."
Branding Baru Como
Lewat sepak bola, apalagi kini di Serie A, kota Como ingin berjualan. Wisata Como memang sudah terkenal, namun perlu digenjot lagi dibanding destinasi-destinasi populer Italia lainnya.
Bahkan, La Provincia mengklaim, promosi Como lewat George Clooney, yang membeli mansion mahal di sana, kurang nendang.
"Proyek pembuatan merek atas nama Como, di mana masyarakat lokal pada dua puluh tahun berharap pada George Clooney, belum mampu berbuat apa-apa. Jadi Como menjadi merek untuk dijual, diiklankan."
"Dan hasilnya sudah terlihat. Stadion penuh dengan orang asing, situs khusus yang memasukkan Sinigaglia di antara dua puluh stadion tempat Anda dapat menonton pertandingan setidaknya sekali seumur hidup," tutup La Provincia.
Sumber: La Provincia