Kapok! Netizen Indonesia Komen Rasis ke Timnas Guinea, PSSI Gandeng Platform Sosmed hingga Polisi

oleh Hery Kurniawan diperbarui 13 Mei 2024, 14:36 WIB
Striker Guinea U-23, Facinet Conte (kiri) menguasai bola dibayangi bek Timnas Indonesia U-23, Bagas Kaffa pada laga play-off antar-konfederasi menuju Olimpiade Paris 2024 di Stade Pierre Pibarot, Centre National du Football de Clairefontaine, Prancis, Kamis (9/5/2024). (AFP/Miguel Medina)

Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 gagal berlaga di Olimpiade 2024 Paris. Garuda Muda kalah 0-1 dari Timnas Guinea U-23 dalam laga play-off di Clairefontaine, Prancis, Kamis (9/5/2024).

Namun, ada kejadian tidak mengenakkan selepas laga itu. Ratusan ribu netizen pendukung Timnas Indonesia U-23 meninggalkan komentar bernada rasialisme di kolom komentar media sosial Federasi Sepak Bola Guinea.

Advertisement

PSSI beberapa waktu sudah mengeluarkan sikap. Mereka meminta maaf kepada Guinea sekaligus mengecam tindakan rasialisme tersebut.

Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga menegaskan, organisasinya tidak akan berhenti pada upaya itu. Mereka disebut punya upaya jangka panjang.

"Sebulan dua bulan ini kami sudah punya konsep mengenai perlindungan terhadap pemain dan pelaku sepak bola. Di mana ternyata bulian-bulian terhadap, pemain sepak bola bahkan yang terbaru adalah bagaimana tindakan-tindakan rasialisme yang dilakukan oleh netizen," ujar Arya.  

"Saya tidak mau ngomong supporter loh, karena supporter ini kan yang memang dia adalah masuk lapangan dia pergi ke lapangan, dia nonton di lapangan, kemudian dia juga support dengan berbagai cara tapi kalau netizen kami tidak tahu ya banyak banget," sambung Arya.

2 dari 3 halaman

Kerja Sama

Winger Timnas Indonesia U-23, Witan Sulaeman, berjuang sekuat tenaga saat bersua Timnas Guinea U-23 pada laga playoff Olimpiade 2024 Paris di INF Clairefontaine, Clairefontaine-en-Yvelines, Prancis, Kamis (9/5/2024) malam WIB. Sayangnya, Tim Garuda Muda menyerah 0-1 dari Guinea. (AFP/Miguel Medina)

Menurut Arya, PSSI akan melakukan kerja sama dengan pihak terkait untuk bisa meminimalisir tindakan rasialisme di media sosial. Terutama kepada para petinggi media sosial yang ada di Indonesia.

"Kami akan melakukan kerja sama dengan Meta, kemudian TikTok, kemudian Youtube, kemudian juga Kominfo," ungkap Arya.

Tak hanya itu, PSSI juga disebut akan melakukan kerja sama dengan pihak Kepolisian. Agar nanti regulasi mengenai hal itu bisa lebih jelas.

 "Juga nanti kami akan kerja sama dengan Kepolisian supaya kami punya aturan-aturan regulasi mengenai bagaimana perlindungan terhadap pemain itu sampai nanti misalnya kita punya bisa memberikan usulan kepada Meta misalnya atau Tiktok, atau Twitter untuk akun-akun yang mengeluarkan rasialisme dan sebagainya itu bisa di-block," jelas Arya.

3 dari 3 halaman

Menjaga Pemain

Anggota Exco PSSI, Arya Sinulingga,dalam Diskusi Refleksi 94 Tahun PSSI di GBK Arena, Jakarta, Sabtu (11/5/2024) (Bola.com/Syahkist Afi Daib)

Menurut Arya Sinulingga pemain sepak bola memang perlu dijaga. Apalagi tindakan rasialisme yang dilakukan netizen Indonesia dinilai sangat memalukan.

"Ini yang kami lakukan untuk menjaga dan melindungi pemain dan juga kepada negara-negara lain. Ini Ini cukup memalukan ya, karena ini berbahaya juga bahwa ternyata orang Indonesia rasis," ujarnya.

Arya Sinulingga kemudian berharap tidak ada tindakan rasialisme serupa di dunia sepak bola. Apalagi yang melibatkan nama Indonesia. 

Berita Terkait