Bola.com, Jakarta - Kurniawan Dwi Yulianto lumayan tahu dapur Como 1907. Wajar saja, ia sudah dua setengah tahun menjadi bagian dari klub yang baru promosi ke Serie A untuk musim depan itu.
Di Como 1907, Kurniawan bertugas sebagai asisten pelatih. Namun, bukan di tim utama, melainkan di tim primavera, tepatnya Como 1907 U-19 yang berkompetisi di Campionato Primavera 2.
Ketika Como 1907 naik kasta ke Serie A, pencinta sepak bola di Indonesia turut bergemuruh. Mengapa demikian? Tim dengan julukan I Lariani itu mempunya afiliasi yang kuat dengan Indonesia.
Sejak 2019, Como 1907 dimiliki oleh SENT Entertainment, perusahaan milik Grup Djarum pimpinan Michael Hartono and Robert Budi Hartono, yang memercaya Mirwan Suwarso untuk mengendalikan I Lariani.
Bagaimana hasilnya? Jika tidak mau dikatakan dalam sekejap, Como 1907 berhasi disulap dari nol alias dari Serie D menuju Serie A hanya selama kurun waktu lima tahun.
Keberadaan Grup Djarum sangat berpengaruh terhadap meroketnya Como 1907. Beberapa figur penting direkrut mulai dari Dennis Wise, Cesc Fabregas, hingga Thierry Henry. Masa depan I Lariani terlihat menjanjikan.
Dennis Wise menjadi CEO Como 1907. Sementara, Cesc Fabregas awalnya menjadi pemain dan pemegang saham, namun belakangan setelah pensiun masuk ke dalam tim kepelatihan. Sedangkan Thierry Henry juga bertatus shareholder.
Lewat perencanaan yang matang dan terukur, termasuk pergantian pelatih dari Moreno Longo ke Osian Roberts di pertengahan musim dan aktivitas di bursa transfer musim dingin, Como 1907 mampu mengakhiri Serie B di posisi kedua.
Bola.com mewawancarai Kurniawan tentang keberhasilan Como 1907 promosi ke Serie A, kariernya di Italia, dan peluang pemain Timnas Indonesia direkrut I Lariani. Berikut petikan tanya jawabnya:
Perjalanan Como 1907
Bagaimana coach me-review perjalanan Como 1907 di musim ini hingga lolos ke Serie A?
Saya menceritakan secara umumnya. Saya ditugaskan di tim primavera, tepatnya di tim U-19, jadi tidak menempel ke tim utama. Keberhasilan Como 1907 promosi ke Serie A, secara umum, pertama karena kedalaman skuad yang menurut saya satu di antara yang terbaik di Serie B. Itu terjadi ketika pergantian pelatih ke Cesc Fabregas. Jadi waktu musim dingin, Fabregas dan timnya banyak mendatangkan pemain sesuai kebutuhan tim. Metodologi dan filosofi dari Fabregas berbeda dengan pelatih sebelumnya. Secara kasat mata, mungkin seperti rata-rata klub Italia, bagaimana caranya bertahan. Tapi, Fabregas menunjukkan sepak bola agresif dengan permainan cepat, counter attack, lalu berusaha mencetak gol, dan memenangkan pertandingan.
Jadi, mindset dan metodologinya berbeda. Dengan penambahan pemain baru di bursa transfer musim dingin 2024, sangat berpengaruh. Sebab, ketika pergantian pemain dalam pertandingan, terasa sekali bahwa Como 1907 yang terbaik di Serie B menurut saya. Bahkan, kami sering banget bisa comeback untuk menang dalam 15-20 menit terakhir. Materi pemain dengan masuknya pemain baru memberikan dampak positif. Selain itu, tentu saja kejelian dari tim pelatih. Dukungan dari manajemen yang kita tahu benar-benar full support untuk tim.
Bagaimana karier coach di Tim Primavera Como 1907?
Banyak hal yang saya dapatkan karena tim primavera ini kan U-19 dan masa transisisi ke profesional atau tim utama. Jadi apa yang dilakukan di tim U-19 itu adalah copy paste dari tim senior. Saat latihan pun banyak pemain primavera yang naik turun ke first team. Yang menarik tentu saja, yang selalu saya garis bawahi, adalah mindset para pemain di sini. Sebab, para pemain kan baru akan dapat kontrak pada usia 19 tahun kecuali mereka yang mempunyai talenta luar biasa mungkin sudah bisa diikat pada usia 16-17 tahun. Mereka berkompetisi secara regular sejak usia delapan tahun. Jadi goal-nya mereka di usia ke-19, lanjut tidak sebagai pemain profesional. Jadi mereka benar-benar hati-hati menjaga perjuangan sejak usia delapan tahun agar tidak sia-sia.
Secara mental, itu yang terlihat menonjol dan dibuktikan saat latihan. Mereka benar-benar ingin menjadi yang terbaik. Selain itu, saya juga berterima kasih karena diberikan kebebasan di tim primavera. Kadang-kadang saya juga ikut ke tim U-17 karena saya ingin tahu apa yang menjadi kendala atau apa yang bisa saya bagikan ke sepak bola Indonesia. Meski Como 1907 bukan tim besar seperti AC Milan, Inter Milan, atau Juventus, tapi mereka di Serie B saja mempunyai standarnya seperti itu. Saya coba meminta username Instagram pemain. Saya cek postingan mereka tidak ada. Biasanya kosong atau cuma satu-dua. Mereka tidak mau mengorbankan apa yang diperjuangkan selama ini ter-distract dengan hal-hal yang tidak penting.
Pengaruh Grup Djarum
Bagaimana pengaruh Grup Djarum dan Mirwan Suwarso yang diibaratkan menyulap Como 1907 dari nol pada 2019 sampai promosi ke Serie A?
Luar biasa. Mereka sangat laten dan benar-benar profesional dalam membangun tim ini. Saya rasa mereka mungkin menjadi warga kehormatan di sini. Saya bertanya kepada orang-orang lama yang bekerja di Como 1907 dan menganggap ini yang terbaik. Selain itu, positifnya, mereka tidak hanya fokus di sepak bola saja, juga menggandeng UMKM. Jadi dampak positif untuk masyarakat di sini ketara banget. Contoh kecilnya, yang lain saya tidak begitu paham, yang kelihatan banget, mereka menyebar merchandise Como 1907 dijual di coffee shop, di bar, atau semua yang ada di pelosok Como. Misalnya, kalau tidak salah, setiap pertandingan ada hal-hal yang gratis. Banyak hal positifnya untuk masyarakat di sekitar Como. Mereka sangat dicintai di sini.
Bagaimana coach melihat kontribusi dari beberapa legenda sepak bola seperti Dennis Wise, Cesc Fabregas, dan Thierry Henry di Como 1907?
Sangat signifikan. Sebab kita tahu, siapa Henry, siapa Fabregas, dan siapa Wise. Artinya, orang respek ke mereka dan dengan apa yang mereka lalukan untuk kemajukan Como 1907. Mereka sangat-sangat respek untuk hal itu. Mungkin satu di antaranya, ketika mereka yang berbicara dan didengar, itu sudah terbukti.
Mungkinkah Pemain Timnas Indonesia Bergabung dengan Como 1907?
Seiring dengan promosinya Como 1907 ke Serie A, ada permintaan dari banyak netizen agar Como 1907 bisa merekrut pemain Indonesia. Apakah harapan itu bisa menjadi suatu kemungkinan?
Segala kemungkinan tetap ada. Artinya ketika kita bicara ke arah profesional. Saya sebagai orang Indonesia juga ingin ada pemain Indonesia, gitu kan. Tapi kembali lagi tergantung dari tim kepelatihan dan manajemen. Ini tim profesional yang akan bermain di Serie A. Kuota pemain non uni-Eropa kan cuma beberapa dan harus dimaksimalkan. Pemain Indonesia bisa bergabung selagi bisa memenuhi syarat atau standar yang diingikan tim kepelatihan. Benar kan? Sebab tidak mudah, tidak usah bicara pemain Indonesia, katakanlah pemain negara lain misalnya Brasil atau Argentina, kan tidak semata-mata bisa masuk, tergantung dari kebutuhan pelatih dan kualitas mereka.
Ini kan tim profesional, jadi pemain yang diambil sesuai kebutuhan tim. Pemain Indonesia harus bersaing dengan pemain lokal, pemain Eropa, dan pemain non-uni Eropa yang artinya persaingannya dari seluruh dunia. Kalau memang kualitasnya benar-benar sesuai yang dibutuhkan, pasti bisa-bisa saja. Kan tidak mungkin juga, pemain yang sudah jadi, katakanlah hanya ikut latihan dan tidak terdaftar, nanti masyarakat bertanya untuk apa. Pemain juga butuh jam terbang.
Ramai di media sosial terkait beberapa pemain Timnas Indonesia U-23 disebut layak bermain di Serie B, seperti Marselino Ferdinan. Bagaimana menurut coach?
Perbandingannya, mereka mempunyai kualitas, tapi kembali lagi mereka harus berjuang dan bersaing kalau ingin bermain di Serie B. Sebab, tergantung mereka juga. Contohnya Marselino Ferdinan, kan harus berjuang juga di Belgia untuk mendapatkan tempat di tim utama. Mudah-mudahan ada pemain Indonesia yang bisa terus bermain di Eropa, di manapun itu. Sebab, standar sepak bolanya kita tahu karena sangat berpengaruh ketika mereka berlatih dan bermain di Eropa, yang mempunyai standar tinggi, itu akan baik juga untuk Timnas Indonesia. Pasti itu.
Baca Juga
Ole Romeny Tetap Yakin Dinaturalisasi ketika Ditanya Erick Thohir Setelah Timnas Indonesia Kalah 0-4 dari Jepang: Anak Medan
Erick Thohir soal Eliano Reijnders Tak Terpakai di Timnas Indonesia: Keputusan Shin Tae-yong, yang Terbaik Harus Bermain
Cerita Penggawa Timnas Indonesia yang Menjadi Atensi Publik: Dulu Elkan Baggott, Sekarang Eliano Reijnders