Shin Tae-yong Dianalisis Mantan Komentator Korea saat Kena Kartu Merah: Dia Bukan Tipe Pemarah, Berarti Ada yang Salah

oleh Wiwig Prayugi diperbarui 15 Mei 2024, 11:15 WIB
Play-off Olimpide 2024 - Guinea Vs Timnas Indonesia U-23 - Duel Pelatih: Kaba Diawara Vs Shin Tae-yong (Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta Mantan komentator olahraga Korea Selatan yang kini menjadi YouTuber, Han Jun, mengomentari momen saat pelatih Timnas Indonesia, Shin Tae-yong, mendapat kartu merah.

STY mendapat dua kartu kuning dari wasit asal Prancis, Francois Letexier, saat Timnas Indonesia U-23 melawan Guinea U-23 pada play-off Olimpiade Paris 2024 beberapa waktu lalu.

Advertisement

"Bukan karena pelatih Shin Tae-yong tidak mengetahui peraturan. Dia bukan tipe orang yang mudah marah dan memainkan permainan, jadi dia protes dengan pola pikir bahwa tidak apa-apa jika dia dikeluarkan dari lapangan," katanya dikutip dari Wikitree.

"Stadion ini sangat kecil dan Anda dapat memberikan instruksi dari tribune. Pada titik ini, tidak ada banyak waktu yang tersisa. Daripada memberikan instruksi taktis, sepertinya ada perhitungan bahwa para pemain harus menghindari kebobolan penalti ini sebanyak mungkin. Untuk melakukan itu, Anda harus menunda permainan sedikit untuk mematahkan ritme dan memberi tahu para pemain, 'Kami berada dalam situasi yang sangat sulit. Ini adalah situasi yang membuat frustrasi seperti 'Aku sangat marah, ayo kita selesaikan.'" katanya.

Setelah ini, Shin Tae-yong akan mengawal Timnas Indonesia di kualifikasi Piala Dunia 2026. Ada dua laga tersisa, yakni kontra Irak dan Filipina.

2 dari 5 halaman

Suasana Panas

Striker Guinea U-23, Facinet Conte (kiri) menguasai bola dibayangi bek Timnas Indonesia U-23, Bagas Kaffa pada laga play-off antar-konfederasi menuju Olimpiade Paris 2024 di Stade Pierre Pibarot, Centre National du Football de Clairefontaine, Prancis, Kamis (9/5/2024). (AFP/Miguel Medina)

Mengenai perubahan suasana stadion pasca kepergian pelatih Shin Tae-yong, ia mengatakan, wajar dalam situasi itu sang pelatih bereaksi.

“Sampai saat itu, saya hanya mendengar suara suporter Guinea, dan suporter Indonesia diintimidasi, namun mereka seperti, 'Shin Taeyong! Saat saya melakukannya, suasana pun meninggi. Selain itu, media Indonesia memberitakan bahwa pelatih Shin Tae-yong mendapat kartu kuning karena berteriak terus menerus berkali-kali tanpa mengerem, dan akhirnya dikeluarkan dari lapangan," katanya.

3 dari 5 halaman

Wajar Saja, 45 Tahun Baru Kali Ini Emosi ke Wasit

Guinea unggul lewat eksekusi penalti Ilaix Moriba pada menit ke-29 yang berhasil merobek jala gawang Ernando Ari. (MIGUEL MEDINA/AFP)

Setelah pertandingan itu, Shin Tae-yong mengaku emosi kepada wasit dan dia tidak bisa lagi menahan.

"Sepertinya ini adalah alasan untuk terus berbicara tentang wasit. tapi mau tak mau aku melakukannya," katanya.

“Itu adalah keputusan terburuk dalam 45 tahun saya bermain sepak bola, dan itu menghancurkan usaha para pemain Indonesia,” ujarnya.

4 dari 5 halaman

2 Penalti Ghaib

Skuad Garuda Muda kalah 0-1 dari Guinea dalam laga play-off untuk memperebutkan satu slot terakhir ke Paris di Clairefontaine, Paris, Kamis (9/5/2024) malam WIB.

Yang disesali pelatih asal Korea Selatan itu ialah dua keputusan wasit. Ada beberapa kejadian kontroversial yang terjadi pada pertandingan itu. Penalti pertama yang diberikan wasit kepada Timnas Guinea U-23 dirasa cukup kontroversial.

Dalam tayangan ulang di televisi, tampak Witan Sulaeman melanggar pemain Timnas Guinea U-23 sedikit di luar kotak penalti Timnas Indonesia U-23.

Namun, wasit tetap memberikan hadiah penalti untuk Timnas Guinea U-23. Penalti itu kemudian berhasil dieksekusi dengan baik oleh Ilaix Moriba.

Sementara pada penalti kedua, Alfeandra Dewangga terlihat melakukan tekel dengan bersih. Namun, penalti itu digagalkan Ernando Ari. Namun, Timnas Indonesia U-23 tak mampu membalas ketertinggalan di sisa waktu.

 

5 dari 5 halaman

Air Mata di Ruang Ganti

Menurut manajer Timnas Indonesia U-23, Sumardji, Shin Tae-yong tak kuasa menahan haru di ruang ganti. Asistennya, Nova Arianto, juga mengungkap situasi itu.

"Jangan pernah menangis coach, karena kita semua tahu aoa yang coach sudah perbuat untuk sepak bola Indonesia dan kita semua bisa melihat hasilnya saat ini Timnas Indonesia berada di level yang mana. Saya selalu percaya coach Piala itu akan datang untuk melengkapi apa yang coach sudah buat selama ini untuk tim nasional Indonesia," katanya.

Sumber: News1, Wikitree

Berita Terkait