Demi Merah-Putih! Erick Thohir Pastikan Naturalisasi Pemain Timnas Indonesia Bukan Program Jangka Pendek

oleh Radifa Arsa diperbarui 16 Mei 2024, 22:55 WIB
Calon pemain naturalisasi Timnas Indonesia Nathan Tjoe-A-On (ketiga kanan) bersama ayahnya (kanan) berfoto bersama dengan Presiden Joko Widodo, Kemenpora Dito Ariotedjo, dan Ketua Umum PSSI Erick Thohir saat jeda babak pertama laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia antara Timnas Indonesia melawan Brunei di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Kamis (12/10/2023). Nathan Tjoe-A-On merupakan pemain keturunan alias diaspora yang lahir di Rotterdam, Belanda. (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Bola.com, Jakarta - Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memastikan bahwa kebijakan naturalisasi pemain keturunan untuk Timnas Indonesia akan menjadi program jangka panjang. Namun, pembangunan sepak bola lokal juga akan tetap diperhatikan.

Hal itu disampaikan Erick Thohir saat menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh pembawa acara Rosi di Kompas TV, Rosiana Silalahi. Rosi bertanya soal kemungkinan program naturalisasi Timnas Indonesia ini akan jadi kebijakan jangka panjang.

Advertisement

Erick mengatakan, PSSI tidak bisa menghalangi para pemain-pemain diaspora yang memiliki darah keturunan Indonesia apabila mereka punya cita-cita untuk bisa memperkuat tanah kelahiran leluhurnya.

“Program naturalisasi jangan dilakukan seiring. Namun, sepak bola di level grassroot-nya juga harus dibangun. Liganya juga harus menghasilkan pemain berkualitas,” kata Erick Thohir dinukil dari Kompas TV, Kamis (16/5/2024).

“Kalau ada pemain Indonesia di luar negeri yang punya darah merah putih dan memiliki keinginan bermain untuk Timnas Indonesia, ya kita juga harus welcome,” ia menambahkan.

2 dari 4 halaman

Tergantung Ketersediaan Pemain

Kemenangan dua leg Timnas Indonesia melawan Vietnam pada laga Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia tak lepas dari peranan Jay Idzes, Tom Haye, dan Ragnar Oratmagoen. Jay yang debut terlebih dahulu saat di GBK, kali ini mampu mencetak gol pertamanya untuk Skuad Garuda di leg kedua saat bertandang ke Vietnam, Selasa (26/03/2024). Sementara itu, performa Thom Haye dan Ragnar Oratmangoen juga tak kalah gemilang saat tampil di My Dinh Stadium. Thom Haye sukses mencetak satu assist untuk Jay Idzes melalui tendangan pojok. Selanjutnya, Ragnar Oratmangoen yang sukses mencatatkan namanya di papan skor melalui aksi individunya pada menit ke-23. Aksi gemilang tiga pemain naturalisasi tersebut menjadikan idola baru bagi suporter Timnas Indonesia. Mereka bahkan memberikan julukan Bang Jay, Prof Toha, Wak Haji Ragnar. (Kolase: Dok. PSSI)

Menurut Erick Thohir, yang harus dicatat dari program naturalisasi pemain keturunan yang digarap PSSI ialah landasannya yang tidak bersifat transaksional. Sebab, para pemainnya memang punya keinginan untuk memperkuat skuad Garuda.

Lelaki yang juga menjabat sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu juga tak bisa memastikan berapa banyak lagi pemain keturunan yang akan datang. Sebab, semuanya bergantung pada talent pool atau kumpulan bakat yang tersedia.

“Namun, it’s not about money. Kalau semuanya soal uang, saya enggak. Karena buat saya Merah Putih penting. Setelah itu ada bonus dan macam-macam ya itu reward untuk pemain,” ujar Erick Thohir.

“Saya tidak bisa jawab soal berapa banyak lagi pemain naturalisasi yang akan diproses oleh PSSI. Karena ini tergantung dengan talent pool yang ada,” tambahnya.

3 dari 4 halaman

Sepak Bola Lokal

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, bersama Direktur Utama PT Liga Indonesia Baru (LIB), Ferry Paulus dan pelatih Timnas Indonesia U-20, Indra Sjafri foto bersama peserta seleksi pemain Timnas Indonesia U-17 di Persija Training Ground, Nirwana Park, Depok, Sabtu (22/7/2023). (Bola.com/Ikhwan Yanuar)

Meskipun demikian, mantan pemilik klub Serie A, Inter Milan, itu juga memastikan bahwa federasi tidak akan melupakan pembangunan sepak bola lokal meski program naturalisasi akan terus berlanjut.

Sebab, menurut Erick, upaya membangun sepak bola juga harus tetap memperhatikan level akar rumput. Dia juga menyadari soal pentingnya kompetisi yang berkualitas untuk melahirkan pemain-pemain terbaik.

“Realita di dunia sekarang seperti itu. Ada pemain Inggris tiba-tiba main untuk Timnas Jerman. Memang seperti itu. Namun, kita juga harus punya program yang baik. Ada grassroot, ada liga, ada tim nasional,” katanya.

4 dari 4 halaman

Fokus Timnas Dulu

Presiden RI, Joko Widodo didampingi Ketua Umum PSSI, Erick Thohir dan Waketum PSSI, Zainudin Amali berfoto bersama dengan skuad Timnas Indonesia U-20 saat mengunjungi latihan Timnas Indonesia U-20 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta Pusat, Sabtu (1/4/2023). (Bola.com/M Iqbal Ichsan)

Menurut Erick, upaya menggenjot program naturalisasi memang menjadi tugas PSSI untuk meningkatkan kualitas tim nasional. Sementara itu, sektor-sektor lain seperti akar rumput dan kompetisi akan dibangun bersama-sama.

“Kalau kita lihat di seluruh dunia, yang namanya federasi fokus ke tim nasional. Liga itu dikelola secara profesional. Ada campur tangan dari stakeholder lain, termasuk private sector,” ujar Erick Thohir.

Grassroot itu masyarakat. Tinggal bagaimana kita sebagai federasi menyinkronkan semua keinginan stakeholder jadi satu kalender besar. Tidak mungkin PSSI sendirian membangun sepak bola. Harus bersama-sama,” tambahnya.

Sumber: Rosi Kompas TV

Berita Terkait