Pembelaan Diri Eko Setyawan Soal Kabar Jadi CEO 3 Klub Liga 3: Apa Salahnya Kalau Saya Memberi Dukungan?

oleh Hery Kurniawan diperbarui 18 Mei 2024, 00:53 WIB
CEO FIFA Inticipta Farmel Eko Setyawan (ist)

Bola.com, Jakarta - Belakangan nama Eko Setyawan ramai menjadi perbincangan warganet di media sosial. Anggota Exco PSSI itu disebut memiliki pengaruh di tiga klub yang bermain di Putaran Nasional Liga 3 2023/2024.

Tiga klub yang dimaksud adalah Adhyaksa Farmel FC, Persikota Tangerang, dan Persibo Bojonegoro. Eko disebut menjadi CEO di tiga klub yang kebetulan sama-sama lolos ke babak 16 besar Liga 3 musim ini tersebut.

Advertisement

Namun, Eko Setyawan memberikan pembelaan. Pengusaha ini menegaskan secara formal, ia hanya menjadi pemilik resmi dari Adhyaksa Farmel FC dan Farmel Isvil Football Academy.

"Secara formal saya hanya memiliki Adhyaksa Farmel FC dan Farmel Isvil Football Academy," katanya.

"Sedangkan untuk Persibo Bojonegoro dan Persikota Tangerang itu bukan milik saya," katanya.

2 dari 5 halaman

Memberikan Bantuan

Persibo Bojonegoro Vs Adhyaksa Farmel FC di babak 32 Besar Putaran Nasional Liga 3 2023/2024 (Dok. Adhyaksa Farmel FC)

Eko Setyawan kemudian memberikan penegasan mengenai apa yang ia lakukan terhadap Persibo Bojonegoro. Eko mengaku memang lahir dan besar di Kabupaten yang terletak di Jawa Timur itu.

Sehingga ia memiliki ikatan emosional dengan Bojonegoro. Itu yang mendasari dirinya memberikan dukungan untuk klub berjulukan Laskar Angling Dharma itu.

"Saya lahir dan besar di Bojonegoro. Pasti ada ikatan emosional dengan kota kelahiran. Namun, sekali lagi itu bukan klub milik saya," tegas Eko.

"Lalu apa salahnya jika saya juga memberikan dukungan, masukan, nasihat untuk kemajuan sepak bola di tanah kelahiran saya, Bojonegoro," jelasnya.

3 dari 5 halaman

Juga Dukung Persikota

Skuad Persikota Tangerang di Liga 3 2023/2024 Putaran Nasional (Dok. Instagram/Persikota1994)

Eko Setyawan kemudian berbicara mengenai Persikota Tangerang. Tim berjulukan Bayi Ajaib itu juga ternyata mendapatkan dukungan dari Eko.

Alasannya, karena Eko Setyawan tinggal di Tangerang. Ia juga memiliki usaha di kota yang terletak di Banten itu.

"Demikian pula dengan Persikota. Betul saya tinggal di Kota Tangerang dan usaha bisnis juga di Kota Tangerang. Tetapi, sama dengan yang di Bojonegoro, Persikota juga bukan milik saya," ujar Eko.

"Sekali lagi apa salahnya jika hanya memberikan masukan, nasihat, dan dukungan untuk kemajuan sepak bola di daerah saya lahir dan kini saya tinggal Kota Tangerang," lanjutnya.

"Sebagai Exco PSSI, sangat wajar jika saya kemudian dimintai pendapat, masukan, karena saya dianggap mengerti tentang sepak bola," lanjut Eko.

4 dari 5 halaman

Sponsor

Eko Setyawan (kiri) muka baru di tubuh Exco PSSI di bawah kepengurusan Erick Thohir. (Istimewa)

Eko Setyawan kemudian meminta kepada siapa saja yang meragukan pernyataannya untuk melihat kembali dokumen klub, termasuk dokumen dari Persikota, Persibo, dan Adhyaksa Farmel FC.

"Silahkan lihat di dokumen dan notariat kepemilikan klub. Kecuali Adhyaksa Farmel FC yang memang saya pemiliknya," tegasnya.

"Yang lain saya tidak punya hak persentase kepemilikan, kalau memberikan sponsor kepada klub atau SSB sudah lama perusahaan saya lakukan demi mendukung kemajuan sepak bola Indonesia," tandas Eko.

5 dari 5 halaman

Tidak Boleh

Koordinator Save Our Soccer, Akmal Marhali memberikan materi pada acara diskusi suporter Timnas Indonesia menyambut Piala Dunia U-20 2023 di Pulau Dua Senayan, Jakarta, Jumat (24/03/2023). Acara yang betajuk Suara Suporter tersebut diselenggarakan oleh Presidium Nasional Suporter Sepak Bola Indonesia (PN-SSI). (Bola.com/Bagaskara Lazuardi)

Terpisah, Akmal Marhali menyebut apa yang dilakukan oleh Eko Setyawan tidak bisa dibenarkan. Sebab, FIFA sudah jelas mengatur soal hal itu.

"Dilarang orang atau badan hukum terlibat dalam manajemen, administrasi dan atau kinerja klub baik langsung ataupun tidak," begitu kata Akmal kepada Bola.com menirukan salah satu poin yang ada pada Statuta FIFA yang mengatur soal kepemilikan ganda klub.

Akmal Marhali pun memberikan contoh yang menarik mengenai kasus tersebut.

"Misalnya saya Akmal sedang bekerja sebagai Media Officer di Persija, lalu di saat bersamaan saya jadi Security Officer di Persib misalnya, itu tidak boleh. Apalagi ini levelnya CEO," tandasnya.