12 Pemain Hebat yang Ternyata Enggak Pernah Angkat Trofi Copa America: Dari Pele dan Maradona, hingga Neymar

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 19 Mei 2024, 06:45 WIB
Trofi Copa America 2019. (AFP/Raul Arboleda)

Bola.com, Jakarta - Meski gengsi turnamen ini tidak setenar Piala Dunia atau Euro di Indonesia, tetapi jelas Copa America merupakan salah satu turnamen paling prestisius di dunia sepak bola. Bahkan pemain-pemain hebat dunia tak semuanya mampu meraih gelar juara di turnamen antarnegara Amerika Selatan itu.

Lionel Messi adalah salah satu pemain yang akhirnya bisa memutus tren buruk untuk meraih trofi Bersama Timnas Argentina dengan menjuarai Copa America. Setelah enam kali berusaha, Lionel Messi akhirnya menjuarai Copa America pada 2021.

Advertisement

Kesuksesan Lionel Messi untuk mengakhiri puasa gelar juara dengan meraih trofi Copa America adalah bukti bahwa untuk bisa menjadi yang terbaik di turnamen ini tidaklah mudah.

Seperti dilansir dari Planet Football, berikut 12 pemain hebat yang ternyata, dan sulit dipercaya, tidak pernah bisa menjuarai Copa America.

2 dari 13 halaman

Diego Simeone

Diego Maradona. Gelandang Argentina yang wafat di usia 60 tahun pada 25 November 2020 ini mengoleksi 21 Caps dalam 4 edisi Piala Dunia (1982, 1986, 1990, 1994). Menorehkan 8 gol dan 8 assist, prestasi terbaiknya adalah menjadi juara pada edisi 1986 mengalahkan Jerman 3-2. (AFP/Staff)

 

Pemain yang satu ini dikenal karena permainan luar biasa yang diperlihatkannya di Piala Dunia 1986. Namun, cukup mengejutkan ternyata legenda sepak bola Argentina itu ternyata idak pernah menjadi juara di Copa America.

Satu tahun setelah menjuarai Piala Dunia 1986, Argentina punya kesempatan ntuk menjuarai Copa America 1987, yang saat itu digelar memang di Argentina.

Namun, meski Maradona mampu mencetak tiga gol, Argentina harus tersingkir di semifinal karena kalah dari Uruguay yang akhirnya menjadi juara.

3 dari 13 halaman

Pele

Pele dianggap sebagai salah satu pesepak bola terbaik sepanjang masa. Dia menjadi satu-satunya sosok yang bisa memenangkan tiga gelar juara Piala Dunia. Pele punya catatan 97 caps untuk Timnas Brasil. Sebanyak 77 gol berhasil ia lesakkan selama bermain untuk Selecao. (AFP/Gerard Malie)

 

Meski dikenal sebagai salah satu pemain terhebat yang pernah ada di dunia, dengan begitu banyak trofi juara, termasuk tiga trofi Piala Dunia, Pele ternyata tak pernah bisa mengangkat trofi juara Copa America.

Pele hanya sekali bermain di turnamen ini dan menjadi top scorer, yaitu pada 1959. Namun, Brasil harus kalah dari Argentina pada tahun tersebut.

4 dari 13 halaman

Javier Mascherano

Javier Mascherano. Eks Gelandnag bertahan berusia 38 tahun yang telah pensiun pada November 2020 bersama Estudiantes ini tercatat total mengoleksi 20 caps bersama Argentina di ajang Piala Dunia. Jumlah tersebut dicatatkannya dalam 4 edisi Piala Dunia, yaitu mulai 2006 hingga 2018. Prestasi terbaiknya yaitu saat membawa Argentina menjadi runner-up pada edisi 2014 di Brasil setelah kalah 0-1 dari Jerman lewat perpanjangan waktu di partai final. (AFP/Olga Maltseva)

 

Hanya delapan pemain yang mampu tampil lebih banyak di Copa America dalam sepanjang sejarah kompetisi tersebut seperti yang dilakukan Mascherano.

Pemain serbabisa asal Argentina itu hanya menjadia runner-up dalam empat edisi berbeda sejak 2004 hingga 2016.

Meski menjadi salah satu penampil paling konsisten di dunia sepak bola internasional, Mascherano selalu tergelincir untuk bisa menjuarai Copa America.

Selain kalah dalam empat laga final Copa America, Mascherano juga kalah di final Piala Dunia 2014 yang digelar di Jerman.

5 dari 13 halaman

Carlos Tevez

Medali Emas Timnas Argentina pada Olimpiade Athena 2004 tak lepas dari peran striker mereka, Carlos Tevez. Tak hanya itu, dirinya juga tercatat menjadi pencetak gol terbanyak di edisi Olimpiade tersebut dengan jumlah delapan gol. (Foto: AFP/Jacques Demarthon)

 

Meski mencapai final dalam tiga kesempatan berbeda, Tevez tidak pernah ambil bagian dalam skuad yang menjuarai Copa America. Faktanya ia kalah dalam dua laga final dalam drama adu penalti.

Tevez rata-rata mencetak satau gol dalam 94,5 menit saat bermain di Copa America.

Ia masih bermain sebagai pemain professional ketika Argentina menjadi juara pada 2021, tetapi sudah memasuki senja kala karier dan tak berhasil menembus skuad Albiceleste.

6 dari 13 halaman

James Rodriguez

Bintang Kolombia, James Rodriguez menjadi penerima FIFA Puskas Award 2014 melalui gol cantiknya pada ajang Piala Dunia 2014. James mengalahkan Robin Van Persie yang juga masuk dalam nominasi. (EPA/Paolo Aguilar)

 

Rodriguez tercatat sudah memenangkan segalanya di level klub, tetapi kesuksesan dalam sepak bola internasional selalu terlepas dari genggamannya.

Playmaker asal Kolombia tu menghasilkan penampilan yang luar biasa di panggung internasional dalam beberapa tahun. Namun, ia tidak pernah bisa menjadi yang terbaik.

Rodriguez nyaris menjuarai Copa America 2016, tetapi Kolombia akhirnya hanya finis di peringkat ketiga setelah kalah dari Chile di semifinal.

7 dari 13 halaman

Kaka

Bintang asal Brasil, Ricardo Kaka (kiri) memutuskan pensiun dari sepak bola pada 15 Oktober 2017 saat berusia 35 tahun. Klub terakhir Kaka sebelum pensiun adalah Orlando City SC. (AFP/Nelson Almeida)

 

Pada puncak performanya, Kaka diminta untuk tidak bermain di Copa America 2007 karena perlu beristirahat dari dunia sepak bola.

Menariknya, Brasil berhasil menjadi juara pada tahun itu dan Kaka tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk bisa menjadi juara Copa America setelah itu.

Julio Baptista menggantikan Kaka di skuad Copa America 2007 yang terbukti menjadi sebuah pukulan telak. Gelandang serang ini mencetak gol luar biasa setelah empat menit pada laga final dan memainkan peran kunci dalam kemenangan Brasil di turnamen tersebut.

8 dari 13 halaman

Juan Roman Riquelme

Juan Roman Riquelme yang kini berkostum Boca Juniors menjadi salah satu andalan Argentina saat meraih medali emas pada Olimpiade Beijing 2008. (EPA/Martin Zabala)

 

Meski menjadi salah satu pemain dengan bakat yang luar biasa yang pernah dilahirkan Argentina, kesuksesan di level internasional tampak selalu menjauhi Riquelme sepanjang kariernya.

Selain meraih medali emas Olimpiade 2008, Riquelme tidak pernah mengangkat trofi di level internasional lainnya. Ia hamper melakukannya pada 2007, tetapi timnya kalah di final dari Brasil.

9 dari 13 halaman

Radamel Falcao

Radamel Falcao. Striker Kolombia dan Rayo Vallecano berusia 35 tahun dengan postur 177 cm, telah mencetak 71 gol via sundulan kepala dari total 335 gol. Gol-gol tersebut dicetak bersama Timnas Kolombia dan beberapa klub seperti River Plate, Porto, Atletico Madrid dan AS Monaco. (AFP/Raul Arboleda)

 

Top scorer sepanjang masa Kolombia tidak pernah berhasil mengangkat trofi.

Dalam 12 kali tampil di Copa America, Falcao hanya mencetak dua gol dan tak pernah bisa membawa timnya melewati semifinal.

10 dari 13 halaman

Gonzalo Higuain

Striker Argentina, Gonzalo Higuain, mencetak dua gol ke gawang Venezuela dalam laga perempat final Copa America Centenario 2016 di Stadion Gillette, Massachusetts, AS, (19/6/2016). (AFP/Nelson Almeida)

 

Penyerang Argentina ini sering mendapatkan ejekan dari mana pun Ketika menjalani tugasnya membela tim nasional di level internasional. Namun, catatannya di Copa America tak bisa diremehkan.

Ia mencetak tujuh gol dan menghasilkan dua assist dalam 13 penampilan di Copa America, dengan rata-rata mencetak gol dalam setiap 87,6 menit. Namun, terlepas dari kehebatan mencetak ol, ia tak pernah mengangkat trofi tersebut.

11 dari 13 halaman

Carlos Valderrama

Carlos Valderrama tampil dengan rambut kribo dengan warna kuning. Gaya rambut tersebut sangat akrab bagi para pencita sepak bola pada eranya. Valderrama tercatat menghiasi Piala Dunia sebanyak tiga kali (1990-1998) bersama Timnas Kolombia. (AFP/Gerard Cerles)

 

Dianggap sebagai pemain terbaik dalam sejarah sepak bola Kolombia. Namun, ia tak pernah berhasil membawa Kolombia menjuarai Copa America.

Valverrama dua kali kalah dalam laga semifinal Copa America dan tak pernah memenangkan trofi turnamen besar untuk Kolombia. Padahal ia dianggap sebagai salah satu pemain hebat dalam generasi emas sepak bola Kolombia.

12 dari 13 halaman

Javier Zanetti

Bek sayap asal Argentina, Javier Zanetti, memutuskan pensiun saat usianya menginjak 40 tahun. Pemain yang identik dengan klub Inter Milan itu masih tampil baik hingga penghujung kariernya. (AFP/Daniel Garcia)

 

Full-back legendaris ini tampil dalam lima edisi Copa America, tetapi tidak pernah bisa sekalipun menjadi juara.

Zanetti kemudian menutup karier internasional pada 2011, dengan catatan 145 kali tampil untuk Timnas Argentina.

13 dari 13 halaman

Neymar

Neymar. Sayap kiri Brasil berusia 30 tahun yang sejak awal musim 2017/2018 membela PSG usai meninggalkan Barcelona ini tercatat telah mengoleksi 121 caps bersama Tim Samba sejak melakukan debut pada 10 Agustus 2010. Total 75 gol dan 55 assist telah dicetaknya bersama Timnas Brasil yang akan berlaga di putaran final Piala Dunia 2022 Qatar. (AFP/Jung Yeon-je)

 

Nama terbesar dalam dunia sepak bola modern, tetapi tidak pernah mengangkat trofi turnamen besar. Ketika Brasil menjuarai Copa America 2019, Neymar tidak masuk dalam skuad karena cedera.

Ia kemudian hamper memenanginya pada 2021, tetapi Brasil kalah tipis dari Argentina di final karena gol yang dicetak oleh Angel Di Maria.

Sayangnya, ia tak pernah mendapatkan kesempatan untuk menjuarainya pada tahun ini karena kembali mengalami cedera.

Sumber: Planet Football