Europa League: Gian Piero Gasperini Beberkan Rahasia Atalanta Bikin Bayer Leverkusen Remuk dan Akhiri 51 Laga Unbeaten

oleh Gregah Nurikhsani diperbarui 23 Mei 2024, 04:56 WIB
Para pemain Atalanta merayakan keberhasilan meraih trofi Europa League setelah mengalahkan Bayer Leverkusen dengan skor 3-0 di Aviva Stadium, Dublin, Irlandia, Kamis (23/5/2024) dini hari WIB. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Bola.com, Dublin - Gian Piero Gasperini mengungkapkan cara mengalahkan Bayer Leverkusen pada Final Europa League di Aviva Stadium, Dublin, Irlandia, Kamis (23/5/2024). Ia juga menegaskan bahwa Atalanta pantas meraih juara.

Sang pelatih belum pernah memenangkan satu pun trofi sepanjang kariernya, satu-satunya trofi Atalanta dalam 116 tahun sejarah mereka adalah Coppa Italia 61 tahun lalu, namun mereka benar-benar mendominasi Bayer Leverkusen yang tak terkalahkan selama 51 pertandingan.

Advertisement

“Saya pikir kami pantas masuk buku sejarah, tapi cara kami menang sungguh luar biasa. Kami mengulangi penampilan saat menyingkirkan Liverpool dan Lisbon, Sporting memenangkan liga mereka, Liverpool berada di puncak Liga Inggris ketika kami tandang ke sana, dan Bayer Leverkusen benar-benar mendominasi Bundesliga,” kata Gasperini kepada Sky Sport Italia.

“Saya harus berterima kasih kepada para pemain, penampilan mereka sungguh luar biasa," ungkap Gian Piero Gasperini.

2 dari 3 halaman

Bertahan dengan Menyerang

Para pemain Atalanta merayakan keberhasilan meraih trofi Europa League setelah mengalahkan Bayer Leverkusen dengan skor 3-0 di Aviva Stadium, Dublin, Irlandia, Kamis (23/5/2024) dini hari WIB. (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Ademola Lookman sebenarnya tidak diprediksi bakal menjadi starter, tetapi itu terbukti menjadi pilihan yang menginspirasi, karena pemain Nigeria itu mencetak tiga gol dan serangan terbukti menjadi bentuk pertahanan terbaik.

Rahasia Gian Piero Gasperini adalah bagaimana ia mengandalkan ketajaman Lookman dengan menempatkannya bersama Gianluca Scamacca, Charles De Ketelaere dan Teun Koopmeiners sejak awal.

“Kami sering bermain dengan trisula, ada banyak syarat untuk melakukannya, kami harus bermain untuk menang di final. Kami harus menyerang, tidak cukup hanya bertahan. Kami tahu tim-tim ini hebat dalam menyerang, tidak begitu hebat ketika Anda memaksa mereka untuk bertahan. Semua orang luar biasa,” lanjut Gasperini.

“Cara kami menjadikan menyerang sebagai cara bertahan adalah hal yang paling penting, kami pantas mendapatkannya tanpa keraguan melawan tim sekuat itu. Memenangkan Liga Europa adalah pencapaian yang luar biasa.”

 

3 dari 3 halaman

Warna-warni Liga Italia

Gian Piero Gasperini, pelatih Atalanta, mengangkat trofi Europa League setelah mengalahkan Bayer Leverkusen dengan skor 3-0 di Aviva Stadium, Dublin, Irlandia, Kamis (23/5/2024) dini hari WIB.  (AP Photo/Kirsty Wigglesworth)

Liga Italia, di sisi lain, juga memiliki keunikan. Tidak ada tim yang meraih gelar ganda.

 “Saya tidak memahaminya dan saya rasa sekarang saya tidak lebih baik dibandingkan sore ini. Juventus juara Coppa Italia, Inter juara Scudetto. Bologna juga bisa dikatakan sebagai pemenang setelah meraih jatah Liga Champions, Lecce pun juga, sebab mereka bisa bertahan di Serie A,” kata sang pelatih.

Gian Piero Gasperini kemudian ditanya apakah publik Bergamo harus membuatkannya sebuah patung. Ia, dengan pede, menjawab bahwa masih banyak waktu buat Atalanta terus meraih trofi.

“Jangan konyol, masih ada waktu untuk itu!”

Sumber: Sky Sports Italia

Berita Terkait